A. ATMOSFER BUMI
a) Pengertian Atmosfer
Atmosfer
berasal dari bahasa Yunani, atmos
artinya uap dan sphaira artinya bola.
Maka atmosfer dapat diartikan sebagai selubung uap (gas) yang menyelimuti
seluruh permukaan bumi. Sifat-sifat atmosfer adalah sebagai berikut:
1.
Tidak berwarna, tidak berbau dan tidak dapat dirasakan
kecuali dalam bentuk angin.
2.
Dinamis dan elastik sehingga dapat mengembang dan
mengerut serta dapat bergerak atau berpindah.
3.
Transparan terhadap beberapa bentuk radiasi.
4.
Mempunyai massa sehingga menimbulkan tekanan.
b)
Komposisi
Atmosfer Bumi
Atmosfer terdiri
dari beberapa gas dan aerosol yang nantinya akan dapat membentuk
partikel-partikel padat dan cair yang disalurkan melalui udara. Gas-gas
penyusun atmosfer ada yang konstan kadarnya dan ada yang selalu berubah-ubah .
Tabel 1
Komposisi Gas di Atmosfer
Unsur
|
% volume udara kering
|
Konsentrasi ppm
|
Nitrogen
Oksigen
Argon
Neon
Helium
Methane
Kripton
Hidrogen
Gas-gas yang berubah:
Uap air
Karbon Dioksida
Karbon Monoksida
Sulfur Dioksida
Nitrogen Dioksida
Ozone
|
78,084
20,946
0,934
0,00182
0,000524
0,00015
0,000114
0,00005
0-3
0,0325
-
-
-
-
|
-
-
-
18,2
5,24
1,5
1,14
0,5
-
325
1,00
0-1
0-0,2
0-2
|
c) Lapisan Atmosfer
Atmosfer terdiri
dari beberapa lapisan, mulai dari lapisan paling bawah sampai lapisan paling atas.
Pelapisan tersebut didasarkan pada aspek fisik atmosfer.
1.
Troposfer
Ketebalan
rata-rata 11km (di equator 18 km dan di kutub 8 km). Pada lapisan ini terjadi
penurunan suhu pada setiap kenaikan elevasi atau semakin tinggi tempat semakin
turun suhunya. Lapisan ini menjadi tempat terakumulasinya gas-gas oksigen,
nitrogen, dan karbon dioksida. Uap air dan karbon dioksida yang terdapat pada
lapisan ini berfungsi menjaga keseimbangan panas permukaan Bumi. Pada lapisan
ini terjadi berbagai peristiwa perubahan cuaca, seperti awan, presipitasi,
guntur, dan sebagainya.
2.
Stratosfer
Merupakan
lapisan diatas troposfer dan terdapat lapisan tropopause yang merupakan batas
teratas lapisan troposfer dan batas terbawah lapisan stratosfer. Pada lapisan stratosfer ini terdapat lapisan
ozon yang berfungsi menghindari bumi dari radiasi sinar ultra violet.
Stratosfer merupakan lapisan inversi, yaitu semakin tinggi dari permukaan bumi,
suhu udara akan semakin meningkat.
3.
Mesosfer
Merupakan
lapisan udara diatas stratosfer, diantara kedua lapisan ini terdapat lapisan
antara yaitu stratopause, yang merupakan batas teratas lapisan stratosfer dan
batas bawah lapisan mesosfer. Mesosfer dimulai dari stratopause sampai
ketinggian 80 km yang karakteristiknya adalah adanya penurunan suhu yang besar
pada setiap kenaikan elevasi. Suhu mencapai -88 derajat celcius. Suhu yang
sangat dingin ini menyebabkan meteor-meteor dari luar angkasa yang sangat panas
pecah menjadi batuan-batuan kecil yang tidak membahayakan kehidupan di bumi.
4.
Termosfer
Merupakan
lapisan udara di atas mesosfer, diantara kedua lapisan tersebut terdapat
mesopause yang merupakan batas teratas lapisan mesosfer dan batas bawah lapisan
termosfer. Termosfer dimulai dari mesopause sampai ketinggian diatas 190 km
ditandai dengan bertambahnya suhu pada setiap kenaikan elevasi. Dimulai dari
suhu yang konstan pada ketinggan 80-90 km, sampai ketinggian diatas 190 km.
Lapisan ini juga disebut sebagai ionosfer karena terjadi ionisasi gas-gas oleh
radiasi matahari. Hal ini menyebabkan sinyal-sinyal radio komunikasi dari
permukaan bumi dapat dipantulkan kembali ke bumi sehingga aktivitas komunikasi
dapat terjadi.
5.
Eksosfer
Merupakan
lapisan udara diatas lapisan mesosfer dengan suhu yang tinggi dan kepadatan
partikelnya rendah. Sebab itu banyak atom yang keluar dari pengaruh gravitasi
bumi. Satelit-satelit buatan biasanya ada pada lapisan ini.
d) Manfaat Atmosfer
Atmosfer
memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:
1.
Atmosfer merupakan sumber beberapa gas vital bagi
kehidupan diantaranya O2 dan CO2
2.
Atmosfer merupakan selimut yang dapat melindungi
kehidupan di bumi dari pengaruh radiasi matahari yang sangat kuat pada siang
hari dan lepasnya panas bumi yang cepat pada malam hari sehingga fluktuasi suhu
antara siang dan malam tidak terlalu besar. Apabila tidak ada atmosfer suhu
akan melebihi 93,3 derajat celcius pada siang hari dan malam hari suhu akan
turun sampai -148,9 derajat celcius.
3.
Atmosfer merupakan pelindung dari radiasi yang berenergi tinggi, seperti sinar
ultraviolet, sinar x dan sinar kosmik. Oleh sebab itu radiasi yang sampai ke
permukaan bumi dapat diperlemah sehingga tidak berbahaya bagi kehidupan.
4.
Atmosfer merupakan pelindung dari hujan meteor sebab
sebelum meteor jatuh ke permukaan bumi terjadi gesekan dengan atmosfer sehingga
aus dan kemudian habis sebelum sampai di permukaan bumi, tetapi masih dapat
terjadi meteor yang jatuh ke permukaan bumi dalam bentuk bongkahan besar yang
disebut meteorid.
B. CUACA DAN IKLIM
a) Pengertian Cuaca Dan Iklim
Cuaca dan iklim
sama-sama mengacu pada keadaan atmosfer pada suatu tempat dan waktu tertentu.
Cuaca dan iklim berbeda dalam rentang waktu dan luas tempat. Cuaca didefinisikan sebagai keadaan atmosfer
pada daerah dan waktu tertentu. Iklim adalah keadaan atmosfer
pada daerah yang lebih luas dalam kurun waktu yang panjang. Iklim merupakan rata-rata cuaca dalam
periode waktu yang panjang dan daerah yang lebih luas.
b) Faktor Pembentuk Cuaca Dan Iklim
1. Posisi Matahari
Bumi berotasi
dari barat ke timur dalamwaktu 24 jam mengakibatkan peristiwa siang dan malam
serta perubahan sudut datang matahari setiap saat di wilayah setempat.
Perubahan sudut datang akan menyebabkan perubahan intensitas insolasi yang
secara langsung mempengaruhi perubahan suhu udara permukaan bumi.
Revolusi bumi
menyebabkan perubahan intensitas insolasi pada setiap daerah lintang. Pada
tanggal 22 desember matahari tepat di 23 ½ º LS atau garis balik selatan
(tropic of Capricorn), pada tanggal 21 maret matahari tepat di khatulistiwa,
pada tanggal 21 juni matahari tepat di 23 ½ º LU atau garis balik utara (tropic
of cancer) dan pada tanggal 23 september matahari tepat di khatulistiwa.
2.
Pusat
Tekanan Rendah dan Tinggi
Bumi yg condong
23 ½ ˚ menyebabkan gerak semu matahari berkisar pada garis balik utara 23 ½ ˚
LU (tropic of cancer) dan garis balik
selatan 23 ½ ˚ (tropic of Capricorn).
Pergerakan semu matahari ini menyebabkan perbedaan intensitas insolasi untuk
berbagai letak lintang. Pengaruh selanjutnya pada perbedaan suhu di berbagai
letak lintang tersebut yang berakibat pada perbedaan tekanan udaranya.
Perbedaan tekanan udara pada berbagai letak lintang dapat dikelompokkan, yaitu
pada daerah lintang yang bertekanan rendah disebut sebagai pusat tekanan rendah
dan daerah lintang yang bertekanan tinggi disebut pusat tekanan tinggi. Kondisi
yang demikian menyebabkan dinamika udara, dimana udara bergerak dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah. Udara yg bergerak ini mempunyai arah pergerakan
dipengaruhi oleh gaya coriolis, arah inilah yg selanjutnya mempengaruhi
permusiman atau iklim wilayah. Sifat pusat tekanan rendah dan tekanan tinggi
serta arah angin adalah semi permanen yg berubah secara periodik sebagaimana pergerakan
semu matahari.
Letak-letak
pusat tekanan rendah dan dan tekanan tinggi adalah sebagai berikut:
Pusat
tekanan rendah equator, yg terdapat di sekitar equator, kondisi ini disebabkan
karena suhu tinggi yg berakibat pada naik dan berkembangnya massa udara
sehingga tekanannya rendah, dan merupakan daerah doldrum (tenang) dan
kelembapan tinggi memungkinkan seringnya turun hujan. Di sekitar khatulistiwa,
kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur di daerah tropis selalu
tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara vertikal (konveksi).
Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar
Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu tinggi. Akibat
kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan.
Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang).
b.
Pusat tekanan tinggi subtropik yg disebut daerah lintang
kuda (horse latitude) karena adanya gerakan udara bagian atas
(konvergensi/saling bertumbukkan) kemudian turun dan mengakibatkan pemampatan
massa udara sehingga tekanan udara menjadi lebih tinggi dan suhunya lebih
dingin. Daerah lintang kuda berada pada garis lintang ± 30˚ LU/LS.
c.
Pusat tekanan rendah subpolar, karena efek termal yaitu
semakin ke arah kutub suhunya semakin rendah dan tekanannya semakin tinggi,
sehingga pada subpolar tekanan udaranya lebih rendah daripada di kutub. Daerah
pusat tekanan rendah subpolar terletak pada garis lintang ± 60˚LU/LS.
d.
Pusat tekanan tinggi kutub, karena efek termal maka
tekanan di kutub lebih tinggi. Daerah pusat tekanan tinggi kutub berada pada
garis lintang ±90˚LU/LS.
3. Arah Angin
Arah angin utama
di bumi dipengaruhi oleh gaya coriolis yaitu gaya yang bekerja pada fluida
(udara dan air) yang bergerak pada bumi yang berotasi, sehingga angin di
belahan bumi utara berbelok ke kanan sedangkan angin di belahan bumi selatan
berbelok ke kiri. Akibat arah angin menyebabkan permusiman, seperti di
Indonesia. Permusiman di Indonesia terjadi dua musim dalam satu tahun, yaitu
musim penghujan dan musim kemarau.
Pengaruh arah
angin dapat terjadi juga secara lokal seperti angin darat dan angin laut. Angin
darat yang bertiup dari darat ke laut, angin ini mempengaruhi kelembapan di
daerah pesisir yang bersifat kering, sedangkan angin laut yang bertiup dari
laut ke darat membawa udara lembab sehingga di pesisir terjadi peningkatan kelembapan.
Demikian juga angin jatuh panas dan angin jatuh dingin arah jatuhnya
berpengaruh terhadap daerah yang dituju.
4.
Gunung
penghalang
Keberadaan
gunung menjadi barrier atau penghalang yang memaksa angin bergerak menaiki
gunung. Udara lembap yang dipaksa naik ini berakibat pada perubahan suhu dan
kelembapan relatif, yaitu suhu menjadi dingin karena gradien suhu vertical
sehingga kelembapan relatif menjadi naik, sekalipun tanpa penambahan uap air.
Kelembapan relatif yang semakin tinggi menyebabkan udara menjadi jenuh uap air
dan terkondensasi menjadi titik-titik air (awan) yang kemudian turun sebagai
hujan. Yang dikenal dengan nama hujan orografik.
5.
Massa Udara
Massa udara
adalah udara yang mempunyai sifat hampir seragam untuk daerah yang luas. Sifat yang
dimaksudkan itu terutama suhu dan kelembapan. Massa udara dapat terbentuk, jika
udara itu diam atau bergerak untuk waktu yang lama di atas daerah yang luas
yang memiliki sifat hampir seragam. Hal ini berarti daerah yang dikuasai oleh
antisiklon yang bergerak lambat, sebab biasanya antisiklon mempunyai daerah
yang luas dan berangin lemah. Agar massa udara dapat terbentuk, angin lemah dan
sifat permukaan yang seragam harus terdapat bersama-sama. Berbagai sifat pokok
daerah sumber yang menentukan sifat massa udara adalah suhunya dan apakah
daerah tersebut berupa daratan atau lautan.
Massa udara
tidak selalu tetap berada diwilayahnya, tetapi dapat bergerak ke wilayah lain.
Pada gerak massa udara tersebut dapat terjadi pertemuan antara dua massa udara
sehingga membentuk bidang batas yang disebut front.
6. Arus Laut
Arus laut yang
pada dasarnya merupakan akibat gerakan udara di atas permukaan air laut. Arus
laut kemudian dipengaruhi perputaran bumi (rotasi) menyebabkan pembelokan arah
arus laut karena gaya coriolis, yaitu di belahan bumi selatan membelok ke kiri
dan di belahan bumi utara membelok ke kanan.
Pengaruh arus
laut terhadap iklim adalah sebagai berikut:
1.
Arus laut yang dingin akan menurunkan suhu udara di
daratan, sedang arus laut panas akan menaikkan suhu udara di daratan. Misalnya
arus teluk atlantik utara mempertahankan suhu dingin di sepanjang pantai di
eropa barat di atas 0º.
2.
Arus panas pada umumnya mengakibatkan peningkatan curah
hujan, karena udara di atas lautan banyak membawa uap air. Sebaliknya arus
dingin yang sedikit membawa uap air dan bergerak ke daerah lebih panas,
kelembapan menjadi turun.
3.
Udara yang terbentuk di atas macam-macam arus laut
kadang-kadang dapat bertemu dan sebagian bercampur dan terkondensasi membentuk
kabut.
7. Badai
Badai
merupakan angin yang bergerak sangat cepat bisa > 100 km/jam dan pada isobar
yang lurus angin ini bergerak secara horizontal, tetapi pada isobar yang
melengkung angin ini merupakan angin siklonal yang bergerak melingkar. Badai
tropisyang siklonal dapat mempercepat proses terjadinya hujan ataupun hujan es.
Adanya badai tropis mengakibatkan cuaca menjadi buruk angin menjadi sangat
kencang disertai hujan lebat.
e.
Unsur-Unsur
Cuaca Dan Iklim
Unsur-unsur
cuaca dan iklim yang utama adalah suhu udara, tekanan udara, angin, kelembapan
udara, awan, embun, kabut dan curah hujan.
1.
Penyinaran Matahari
Transfer
panas di atmosfer melalui beberapa proses yang masing-masing berpengaruh
terhadap perubahan cuaca, proses tersebut diantaranya yaitu:
1)
Radiasi
Radiasi merupakan transfer
panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik tanpa atau menggunakan medium,
oleh benda padat, cair, atau gas.
2)
Konduksi
Konduksi merupakan transfer
panas melalui medium, jadi panas tersebut dirambatkan oleh suatu benda yang
dipanasi.
3)
Konveksi
Konveksi merupakan proses
transfer panas oleh gerakan benda yang dipanasi. Udara memiliki sifat konvektif
yang tinggi. Udara yang dipanasi akan mengembang dan naik, kemudian diganti
oleh udara dingin yang turun. Pemanasan akan menyebar karena di dalamnya
terdapat gerakan udara. Gerakan udara secara mendatar disebut adveksi dan secara tidak beraturan
disebut turbulensi.
2.
Suhu Udara
Suhu udara
diukur dengan menggunakan termometer. Untuk menyatakan suhu
udara digunakan skala Celcius atau Fahrenheit. Suhu udara berubah sesuai waktu
dan tempat.
1)
Pola suhu harian
Umumnya suhu udara maksimum
terjadi pada tengah hari selepas kulminasi atas matahari, sedangkan suhu udara
minimum terjadi sesaat sebelum matahari terbit.
2)
Pola suhu tahunan
Pola suhu tahunan dipengaruhi
oleh revolusi bumi karena lintang suatu daerah dalam menerima radiasi matahari
mengalami perubahan sudut datang dan jarak, sehingga intensitas penyinaran
mengalami perubahan. Rata-rata suhu maksimum di belahan bumi utara terjadi pada
bulan Juni-Juli karena pada saat itu matahari terletak pada 23 °LU
dan suhu minimum terjadi pada bulan Desember-Januari karena matahari berada
pada 23 °LS,
demikian sebaliknya pada belahan bumi bagian selatan.
3.
Tekanan Udara
Tekanan udara
yaitu berat kolom udara di atas suatu tempat persatuan luas. Tekanan udara
diukur dengan alat yang disebut barometer. Satuan yang digunakan
untuk mengukur tekanan udara adalah mili bar (mb) atau pascal (Pa). Daerah yang
memiliki tekanan udara terbesar adalah di permukaan laut yaitu sekitar 1.013,2
mb. Tekanan udara akan berkurang terhadap ketinggian, sehingga tekanan atmosfer
di pantai akan lebih besar dibandingkan dengan di daerah pegunungan.
4.
Angin
Udara yang bergerak dari
daerah yang bertekanan udara tinggi ke tekanan udara yang rendah disebut dengan
angin. Angin mempunyai kecepatan yang bergantung pada beda tekanan udara antara
dua tempat. Semakin besar beda tekanannya, maka senakin besar kecepatannya.
Alat yang digunakan untuk mengukur necepatan angin adalah anemometer. Angin
juga memiliki arah, arah gerakan angin selain dipengaruhi oleh perbedaan
tekanan, angin juga dipengaruhi oleh gerakan rotasi bumi yang menghasilkan gaya coriolis dan gaya
gesekan dengan permukaan bumi. Daerah Konvergasi Antar Tropik adalah suatu zona
yang memilki suhu tertinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya, dan daerah
ini merupakan daerah pertemuan dua angin pasat. Dibawah ini adalah beberapa
jenis angin, yaitu:
a.
Angin
Siklon dan Anti Siklon
Angin siklon terjadi apabila daerah yang bertekanan rendah dikelilingi daerah yang bertekanan tinggi. Sesuai dengan hukum Boys Ballot, angin dibelahan bumi utara berbelok ke sebelah kanan dan angin yang berada disebelah selatan akan berbelok kiri. Angin anti siklon terjadi jika daerah yang bertekanan maksimum dikelilingi daerah yang bertekanan minimum. Dengan demikian angin siklon gerakannya berputar meninggalkan pusat.
Angin siklon terjadi apabila daerah yang bertekanan rendah dikelilingi daerah yang bertekanan tinggi. Sesuai dengan hukum Boys Ballot, angin dibelahan bumi utara berbelok ke sebelah kanan dan angin yang berada disebelah selatan akan berbelok kiri. Angin anti siklon terjadi jika daerah yang bertekanan maksimum dikelilingi daerah yang bertekanan minimum. Dengan demikian angin siklon gerakannya berputar meninggalkan pusat.
b.
Angin
Pasat dan Anti Pasat
Angin pasat betiup dari daerah subtropis ke daerah tropis. Hal ini terjadi karena daerah subtropis merupakan pusat tekanan tinggi, sedangkan daerah tropis merupakanpusat tekanan rendah.
Angin pasat betiup dari daerah subtropis ke daerah tropis. Hal ini terjadi karena daerah subtropis merupakan pusat tekanan tinggi, sedangkan daerah tropis merupakanpusat tekanan rendah.
c.
Angin
Muson
Proses terjadinya angin muson di Indonesia sangat dipengaruhi oleh keberadaan dua benua, yaitu Asia dan Australia serta dua samudera, yaitu Hindia dan Pasifik.
Proses terjadinya angin muson di Indonesia sangat dipengaruhi oleh keberadaan dua benua, yaitu Asia dan Australia serta dua samudera, yaitu Hindia dan Pasifik.
d.
Angin
Lokal
Yang termasuk kedalam angin lokal adalah angin laut, angin lembah, angin gunung, serta angin fohn.
Yang termasuk kedalam angin lokal adalah angin laut, angin lembah, angin gunung, serta angin fohn.
·
Angin
laut adalah angin yang berhembus dari lautan ke daratan.
·
Angin
darat adalah angin yang berhenbus dari darat ke laut
|
5.
Kelembaban
Udara
Kelembapan udara
yaitu jumlah uap air di udara. Alat untuk mengukur kelembapan udara adalah higrometer.
Ada beberapa cara untuk menyatakan jumlah uap air di udara diantaranya adalah
kelembapan mutlak, kelembapan relatif (RH) dan kelembapan spesifik.
· Kelembapan mutlak adalah
massa air yang terkandung dalam satu satuan volume udara.
·
Kelembapan relatif adalah perbandingan massa air yang terkandung dalam
udara dalam suhu tertentu dengan massa air maksimum yang dapat dikandung udara
tersebut pada suhu yang sama.
6.
Awan
Awan merupakan kumpulan
partikel air yang melayang-layang di udara, sedangkan yang dekat dengan
permukaan bumi disebut kabut. Inti kondensasi merupakan titik air yang
mengumpul pada sekeliling partikel-partikel kecil. Inti- inti tersebut biasanya
terdiri atas asap, benda mikroskopik yang bersifat menyerap, dan kristal garam.
Jenis awan didasarkan pada bentuk awan dan ketinggiannya didalam atmosfer. Awan
yang bergumpal disebut kumulus, awan yang berlapis disebut stratus, dan awan
yang berserat disebut sirus. Sedangkan awan tinggi yang tidak memberikan hujan
dinamakan alto, dan awan rendah yang memeberikan hujan dinamakan nimbus.
Berdasarkan golongan utama awan dibagi menjadi sepuluh, yaitu: Stratus, Stratokumulus, Kumulus, Nimbostratus, Kumolonimbus, Altokumulus, Altostratus, Sirus,Sirokumulus dan Sirostratus.
Gambar jenis-jenis awan
Embun terjadi karena
udara yang basah berkondensasi
pada permukaan bumi yang dingin. Embun dapat kita lihat di atas tanah atau daun
tanaman. Pengembunan sering terjadi pada waktu malam atau dini hari ketika
tanah menjadi dingin.
Kabut adalah tetes
air yang mengapung dalam udara di atas permukaan. Kabut hampir mirip dengan
awan. Perbedaannya kabut terbentuk di udara yang dekat dengan permukaan bumi
sedangkan awan terbentuk jauh dari permukaan bumi. Kabut dapat terjadi ketika
udara lembab panas bergerak di atas permukaan bumi yang dingin. Kabut dan asap
pembakaran dapat menimbulkan kabut-asap atau smog.
7.
Presipitasi
Curah hujan adalah
banyaknya air hujan atau kristal es yang jatuh ke permukaan bumi. Curah hujan
juga dapat diukur dengan menggunakan corong hujan atau biasa disebut ombrometer
dengan satuan inci atau milimeter. Ada empat jenis hujan berdasarkan proses
terjadinya, yaitu:
a.
Hujan
Konveksi
Hujan konveksi adalah hujan yang terjadi karena adanya pemanasan sinar matahari pada suatu massa udara sehingga gerakan udra tersebut naik dan mengalami pengembunan. Hujan konveksi disebut juga hujan zenithal.
Hujan konveksi adalah hujan yang terjadi karena adanya pemanasan sinar matahari pada suatu massa udara sehingga gerakan udra tersebut naik dan mengalami pengembunan. Hujan konveksi disebut juga hujan zenithal.
b.
Hujan
Orografis
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena gerakan udara yang menaiki lereng pegunungan dan mangalami kondensasi. Udara yang telah mengalami kondensasi tersebut membentuk awan yang menimbulkan hujan.
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi karena gerakan udara yang menaiki lereng pegunungan dan mangalami kondensasi. Udara yang telah mengalami kondensasi tersebut membentuk awan yang menimbulkan hujan.
c.
Hujan
Frontal
Hujan ini terjadi karena tumbukan antara udara panasdan udara dingin. Udara panas naik dan terjadi kondensasi sehingga menimbulkan hujan.
Hujan ini terjadi karena tumbukan antara udara panasdan udara dingin. Udara panas naik dan terjadi kondensasi sehingga menimbulkan hujan.