BIOGEOGRAFI


1.      Definisi
Biogeografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan geografi,  dalam penyebaran atau distribusi makhluk hidup di bagian bumi termasuk asal dan cara penyebarannya. Penyebaran makhluk hidup dibedakan atas penyebaran hewan dan tumbuhan. Dalam pengertiannya biogeografi diartikan suatu study yang mempelajari distribusi atau sebaran geografi hewan dan tumbuhan di permukaan bumi.  Faktor-faktor lingkungan seperti suhu, curah hujan, jenis tanah, dan topografi sangat mempengaruhi pola distribusi dari suatu makhluk hidup.
Dalam pengertian yang lain, biogeografi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran organisme di muka bumi. Organisme yang dipelajari mencakup organisme yang masih hidup dan  organisme yang sudah punah. Dalam biogeografi dipelajari bahwa penyebaran organisme dari suatu tempat ke tampat lain melintasi berbagai faktor penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali penyebaran organisme. Faktor penghalang uang utama adalah iklim dan topografi. Akibat dari hal tersebut, maka di permukaan bumi  terbentuk kelompok-kelompok hewan dan tumbuhan yang menempati daerah yang berbeda-beda.
Di dunia ini dikenal 6 daerah biogeografi dengan masing-masing daerah yang memiliki perbedaan dan keseragaman tertentu (unik) dalam kelompok-kelompoknya. Daerah biogeografi ini dinamakan Australia, Oriental, Ethiopia, Neotropika, Paleartik dan Neartik. Karena fauna Paleartik dan Neartik adalah serupa, maka kedua daerah biogeografi ini kadang-kadang digabung menjadi Holartik.

2.      Proses-proses perubahan penyebaran biogeografi
Distribusi organisme dipengaruhi oleh sejarah, iklim masa lalu, susunan atau bentuk-bentuk benua, hubungan ekologis masa lalu dengan masa sekarang, dan semua interaksi satu sama lainnya. Karena kompleksitas hubungan ini, maka para pakar biogeografi telah cenderung memusatkan pada salah satu dari dua pendekatan utama terhadap bidang ilmu ini.
Komunitas yang terdiri dari berbagai populasi bersifat dinamis dalam interaksinya yang berarti dalam ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa. Perkembangan ekosistem menuju kedewasaan dan keseimbangan dikenal sebagai suksesi ekologis atau suksesi. Suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan seimbang (homeostatis).
Di alam ini terdapat dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
a.       Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terns mengadakan pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh. Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi. Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan yang terjadi
b.  Suksesi sekunder
Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja.


 Perbedaan antara Flora Indonesia Barat dan Timur
Karakteristik flora di Indonesia barat dengan flora yang ada di Indonesia ttimur juga memiliki perbedaan. Berikut adalah perbedaan karakteristik flora di Indonesia Barat dan Indonesia Timur:
Flora di Indonesia bagian Barat
-          Banyak terdapat jenis meranti-ranti
-          Terdapat berbagai jenis rotan
-          Tidak memiliki hutan kayu putih
-          Memiliki jenis tumbuhan matoa (pometia pinnata) yang sedikit
-          Memiliki jenis tumbuhan sagu yang sedikit
-          Memiliki berbagai jenis nangka
Flora di Indonesia bagian Timur
-          Memiliki jenis meranti-rantian yang sedikit
-          Tidak memiliki rotan
-          Terdapat hutan kayu putih
-          Memiliki berbagai jenis tumbuhan matoa (khusunya di Papua)
-          Memiliki banyak tumbuhan sagu
-          Tidak terdapat jenis nangka

MOBILITAS PENDUDUK: PENGARUHNYA TERHADAP PERMUKIMAN KUMUH DI KOTA SURABAYA


Heni Puja Astuti
Universitas Negeri Malang

ABSTRAK: Kota Surabaya merupakan salah satu kota besar di Jawa Timur di mana tingkat pertumbuhan penduduk di kota ini sangat tinggi. Banyak migran dari berbagai daerah sekitar Surabaya Bangkalan, Gresik, Lamongan, dan Mojokerto datang ke kota ini untuk mencari pekerjaan. Hal ini menyebabkan terciptanya permukiman kumuh yang dihuni oleh kalangan masyarakat menengah ke bawah.  Permukiman kumuh yang ada di Kota Surabaya sangat banyak dijumpai, akan tetapi titik permukiman kumuh paling banyak ada di Surabaya bagian utara. Pengaruh migran yang datang ke Surabaya sangat besar terhadap keberadaan permukiman kumuh di kota ini.
Kata kunci:  permukiman kumuh, migran

Mengukur Luas Menggunakan Google Planimeter

Mengukur luas suatu daerah tidak harus datang langsung ke lokasi yang ingin diukur. Banyak cara yang dapat digunakan. Yang paling banyak digunakan yaitu dengan menggunakan peta. Namun saat ini melakukan pengukuran dapat dilakukan secara online. Gimana caranya??? Yuukk simak langkah-langkah berikut:

Pertama, masuk dulu ke alamat http://www.acme.com/planimeter/, kemudian akan muncul tampilan seperti berikut

Untuk menentukan lokasi yang diinginkan dapat dilakukan dengan cara menggeser ke atas scrool yang ada di bagian kiri.

Untuk menggeser ke lokasi yang diinginkan dapat dilakukan dengan meng-klik pada bagian di bawah ini

Setelah ketemu lokasi yang diinginkan, klik pada ujung-ujung lokasi yang ingin di ukur luasnya dan secara otomatis akan muncul tanda dan luas daerah yang diinginkan

Mudah kan??? Nah sekarang silahkan dicoba yaaaa... :)




PETA KECAMATAN PASRUJAMBE, LUMAJANG


Hasil Praktikum SIG

Selama semster 6 ini aku menempuh mata kuliah SIG. Beberapa pertemuan pertama membahas tentang materi di lanjutkan praktikum di pertemuan-pertemuan selanjutnya.
ini hasil Praktikum SIG, aku dan teman-teman berhasil membuat peta arahan penggunaan lahan DIY
:)


Klasifikasi Kota Atas Dasar Tinjauan Lain


Klasifikasi kota selain dari jumlah penduduk, tingkat perkembangan, dan fungsinya, saya menemukan klasifikasi kota dari sumber lain, yaitu:
1.  Klasifikasi Gillen, P.B
Gillen mencoba menganalisis karakteristik penyebaran jenis-jenis mata pencaharian kota-kota pada suatu wilayah dalam bukunya “The Distribution of Accupation as a city Yardstick”. Hal ini sangt pentingkarena mempunyai kaitan dengan gejala-gejala sosal lainnya. Selain itu pola ata pecaharian penduduk kota dapat digunakan untuk mengetahui kualitas penduduk secara keseluruhan. Ada 9 indikator yang digunakan untuk mengenal karakteristisk kotanya, yaitu: professional, semi-profesional, proprietors, clerical, skilled workwers, semi- skilled workwers, domestic service, public service, unskilled labour. Kesembilan analisis tersebut kemudian dihubungkan dengan prosentase jumlah penduduk kota dalam bentuk grafik.

2.  Klasifikasi Redfield, R & Singer, M.B
Redfield da Singer mengklasifikasikan kota atas dasar historical dan contemporary settings. Berdasarkan hal tersebut kota digolongkan menjadi dua yaitu orthogenetic citie, yaitu di mana norma-norma religious dan norma moral mewarnai kehidupan masyarakat setempat dan heterogenetic citie, yaitu kota yang penduduk berkegiatan utama pada market.

3.  Klasifikasi Hoselits, B.F
Hoselits menganalisis hubungan antara urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, dan perubahan cultural dalam system-sistem kota. Dia mencetuskan ide-ide klasifikasinya berdasarkan pada fungsi-fungsi ekonominya. Dalam hal ini, kota digolongkan menjadi generative cities dan parasitic cities. Generative cities adalah kota yang keberadaan dan pertumbuhannya merupakan faktor yang menunjang perkembangan ekonomi wilayah atau Negara di mana kota itu berkedudukan. Sedangkan parasitic cities adalah kota yang keberadaannya sama sekal tidak menunjang pertumbuhan ekonomi wilayah yang bersangkutan.

IDENTIFIKASI WISATA PANTAI BAMBANG DI KABUPATEN LUMAJANG


A.    Kondisi Umum Kabupaten Lumajang
Kabupaten Lumajang terletak pada 112°53'–113°23' Bujur Timur dan 7°54'–8°23' Lintang Selatan. Kabupaten Lumajang terdiri dari dataran yang subur karena diapit oleh tiga gunung berapi yaitu  Gunung Semeru dengan ketinggian 3.676 m, Gunung Bromo dengan ketinggian 3.2952 m, dan Gunung Lamongan yang tingginya 1.668 m. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Lumajang adalah sebagai berikut :
  -  Sebelah barat         :   Kabupaten Malang
  -  Sebelah utara         :   Kabupaten Probolinggo
  -  Sebelah timur         :   Kabupaten Jember
  -  Sebelah selatan      :   Samudera Indonesia
Ketinggian daerah Kabupaten Lumajang bervariasi dari 0-3.676 m. Lumajang merupakan salah satu kabupaten yang terletak di kawasan tapal kuda Provinsi Jawa Timur. Di bagian barat laut, yakni di perbatasan dengan Kabupaten Malang dan Kabupaten Probolinggo, terdapat rangkaian Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru. Bagian timur laut adalah ujung barat Pegunungan Iyang. Bagian Timur yang ber-relief rendah menjadikan Lumajang memiliki banyak wisata Pantai seperti Pantai Bambang, Watu Pecak, Watu Godeg, dan Watu Gedeg.
Di lingkaran pegunungan Semeru terdapat daerah Piket Nol yang menjadi puncak tertinggi di lintas perbukitan selatan berdekatan dengan Goa Tetes yang eksotis. Di Daerah Sumber Mujur juga terdapat Kawasan Hutan Bambu di sekitar mata air Sumber Deling yang merupakan kawasan pemuliaan dan pelestarian aneka jenis tanaman bambu. Selain itu, di Pasrujambe terdapat sebuah tempat wisata mata air suci dan pura watu klosot yang menjadi kawasan tujuan wisata bagi peziarah hindu dari Bali. Kecenderungan masyarakat sekarang lebih suka pada obyek wisata alam. Sejumlah obyek wisata alam di Kabupaten Lumajang yang sangat potensial antara lain, Segi Tiga Ranu, Hutan Bambu, Pantai Bambang, dan sebagainya.
B.     Wisata Pantai Bambang

Pantai Bambang merupakan salah satu icon dari Kabupaten Lumajang yang secara administrasi terletak di Desa Bago, Kecamatan Pasirian. Pantai ini terletak pada 8°17’ 26,5” LS dan 113°06’37,8” BT. Pantai Bambang merupakan salah satu tepi pantai Samudera Hindia yang dikenal sebagai pantai selatan.
Pantai Bambang memiliki bentuk lahan marin yang dibentuk oleh gelombang laut. Tipe gelombangnya adalah spilling karena dorongan angin dari samudera terhambat oleh bentangan Pulau Nusa Barong sehingga gelombangnya tidak terlalu besar. Abrasi di pantai ini sangat kuat dan anginnya lembab.  Pasir di pantai ini berwarna hitam berkadar besi tinggi yang berasal dari material Gunung Semeru yang mengalir mengikuti aliran lava atau sungai. Pasir ini juga berfungsi untuk menampung air hujan sehingga di sekitar daerah tersebut banyak terdapat air tawar meskipun di dekat laut.
Seperti kebanyakan pantai selatan lainnya, Pantai Bambang masih mempunyai nilai magis yaitu dengan kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan Nyi Roro Kidul, meskipun kepercayaan tersebut tidak sekental di Parangtritis Yogyakarta. Pada saat terjadi kecelakaan, misalnya ada pengunjung yang terseret arus, masyarakat percaya bahwa hal tersebut terjadi karena Ratu Pantai Selatan meminta tumbal. Masyarakatpun percaya bahwa setiap tahunnya akan ada korban atau tumbal yang diminta oleh Ratu Pantai Selatan.
Saat hari-hari libur seperti liburan sekolah maupun hari-hari besar, Pantai Bambang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan lokal maupun dari luar daerah. Hal ini dikarenakan pantai ini mudah dijangkau oleh kendaraan roda dua dan roda empat dengan akses jalan yang mudah. Selain itu penyediaan tempat parkir yang cukup luas membuat pengunjung yang membawa kendaraan pribadi menjadi nyaman dan merasa aman.
Saat memasuki pantai, pengunjung akan disuguhi dengan pemandangan hutan jati. Hutan ini menambah keindahan dan minat pengunjung pantai. Untuk mendukung Pantai Bambang sebagai tempat wisata, di beberapa sisi pantai terdapat warung-warung kecil yang menjual makanan dan minuman. Makanan yang di jual di sana sangat berfariasi, mulai dari makanan ringan sampai makanan yang mengenyangkan. Selain itu juga ada tempat persewaan kamar mandi sehingga ketika selesai bermain di pantai, pengunjung dapat membersihkan diri di kamar mandi tersebut.
Keamanan di Pantai Bambang cukup terjamin karena pada saat hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri pemerintah memperketat keamanan untuk meminimalisir tindak kejahatan maupun menjaga keamanan pengunjung di pantai. Setiap Hari Raya Idul Fitri dipastikan pengunjung akan sangat banyak oleh sebab itu pemerintah bekerja sama dengan masyarakat sekitar membentuk tim keamanan yang beranggotakan dari anggota Polsek Pasirian, anggota Koramil Pasirian, anggota Polres Lumajang, dan juga tim SAR. Dengan demikian keamanan di Pantai Bambang cukup terjamin sehingga pengunjung merasa aman dan nyaman saat liburan di sana.
Namun demikian masih ada beberapa kekurangan Pantai Bambang sebagai tempat wisata. Kebersihan Pantai Bambang masih kurang mendapat perhatian. Banyak terdapat sampah plastik dan sampah dari laut yang tercecer di pasir. Pemandangan sampah ini jelas terlihat pada hari-hari besar saat pengunjung pantai banyak. Untuk menindak lanjut kebersihan di pantai ini, perlu di galakkan pengelolaan kebersihan di Pantai Bambang agar keindahan pantai tidak tertutup oleh sampah.
Keberadaan tower pemantau yang permanen belum tersedia di Pantai Bambang. Tower pemantau ini sangat penting karena Pantai Bambang merupakan pantai yang berombak besar dan sering memakan korban. Hal ini dirasa perlu untuk dipertimbangkan keberadaannya mengingat fungsi vitalnya sebagai salah satu sarana pendukung wisata di pantai ini.
Keindahan Pantai Bambang memang sudah diakui oleh masyarakat banyak, akan tetapi masih ada beberapa hal yang masih perlu dibenahi agar menambah daya tarik pantai ini. Selain yang telah diungkapkan di atas bahwa masalah kebersihan dan tower pemantau yang sangat penting keberadaannya, perlu adanya fasilitas pendukung lain. Fasilitas yang dimaksud yaitu misalnya penambahan area bermain atau pembangunan pantai yang bisa menarik minat pengunjung untuk datang. Dengan membangun area bermain,  pantai ini akan mempunyai fariasi wisata yang dapat ditonjolkan.
DAFTAR PUSTAKA
Astina, I Komang. 2003. Geografi Pariwisata. Malang: Universitas Negeri Malang.
Trisunjata, G. 2010. Keindahan Pantai Bambang, (Online), (http://mukhlisss.student.umm.ac.id/2010/08/12/keindahan-pantai-bambang/), diakses 8 Februari 2012.
Sammy. 2010. Pantai Bambang (The Most Beach in Lumajang), (Online), (http://pisangagung.blogspot.com/2010/12/pantai-bambang-most-beach-in-lumajang.html), diakses 8 Februari 2012.
Website Kabupaten Lumajang. 2010. Pantai Bambang dan Selokambang Obyek Wisata Terfavorit, (Online), (http://www.lumajang.go.id/info_lihat.php?id=1236), diakses 8 Februari 2012.

Sistem Informasi Geografi (SIG)



Penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi merupakan perpaduan sikap teknologi survey-pemetaan yang paling baik. Pada umumnya SIG merupakan suatu system yang berbasis komputer sedangkan Penginderaan Jauh merupakan analisis data tanpa melakukan kontak dengan obyek. Oleh karena itu interaksi keduanya dilakukan untuk peningkatan efesiensi perolehan serta akurasi hasil pemetaan.
Untuk mempresentasikan fenomena yang ada di dunia nyata, secara umum ada dua jenis data, yaitu data yang mempresentasikan aspek keruangan (data posisi/koordinat/spasial) dan data yang mempresentasikan aspek deskriptif (data atribut/non spasial). Jenis data spasial banyak digunakan sebagai alat bantu dalam system perancangan atau disebut CAD (computer aided design), system kartografi yang berbasis computer yaitu CAC (computer accosted cartographic), dan penginderaan jauh. Jenis data atrinut digunakan oleh system manajemen basis data yaitu DBMS (database management system).
Dalam SIG mengatasi suatu masalah dengan taha-tahap sebagai berikut:
  • Pengorganisasian data dan informasi
  • Menempatkan informasi pada lokasi tertentu
  • Melakukan komputasi, koneksi, serta analisis system lainnya

SIG adalah suatu system berbasis computer yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisa, dan menyebarkan informasi daerah-daerah di permukaan bumi.  Dari pengertian tersebut, SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut:
  • Data input, berfungsi mengumpulkan serta mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber.
  • Data output, menampilkan dan menghasilkan seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk soft copy maupun hard copy
  • Data management, mengorganisasikan data spasial dan atribut ke dalam basis data sehingga mudah diupdate dan diedit.
  • Data manipulation dan analysis, menentukan informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG serta melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
Menurut Gistut, SIG memiliki beberapa komponen sebagai berikut:
  • Perangkat keras, meliputi PC, mouse, digitizer, printer, plotter, dan scanner.
  • Perangkat lunak, SIG merupakan system perangkat lunak yang tersusun secara moduler di mana basis data memegang peranan yang sangat penting.
  • Data dan infoermasi geografis, SIG mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan dengan cara mengimportnya dari perangkat lunak SIG atau dengan mendigitasi data spasial dari peta dan memasukkan data atributnya dari tabel.
  • Manajemen, proyek SIG akan berhasil jika di manage dengan baik.


s

PROFIL DAN ISI BUKU PEMBANGUNAN DESA BERWAWASAN LINGKUNGAN


Judul Buku                  : Pembangunan Desa Berwawasan Lingkungan
Penulis                         : Drs. I Nyoman Beratha
Tahun                          :1991
Penerbit                       : Bumi Aksara
Tempat terbit               : Jakarta
Jumlah halaman           : xii, 156 halaman


Buku ini terdiri dari tujuh BAB, yaitu:
-          BAB 1       : Lingkungan Hidup dan Permasalahannya
-          BAB 2       : Lingkungan Hidup di Desa dan Masalahnya
-          BAB 3       : Pembangunan Desa Berwawasan Lingkungan
-          BAB 4       : Pelaksanaan Program Pembangunan Desa Terpadu
-          BAB 5       : Administrasi Pemerintahan Desa dan Administrasi Pembangunan Desa
-          BAB 6       : Pengembangan Desa Mandiri
-          BAB 7       : Kesimpulan
Pada Bab pertama berisi tentang konsep dasar lingkungan hidup serta hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya. Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhannya sangat berpengaruh terhadap lingkungan. Kebijakan-kebijakan yang manusia buat seringkali mengancam stabilitas ekosistem alam sekitar yang pada akhirnya akan merugikan manusia sendiri. Dalam mengatasi masalah-masalah lingkungan peran pendidikan formal dan informal sangat penting karena dengan cara ini masyarakat akan lebih mengenal lingkungannya serta menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap lingkungannya.
Bab dua berisi tentang masalah lingkungan hidup di desa yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan masyarakat desa. Lingkungan alam desa yaitu tanah yang berhubungan dengan pembangunan fasilitas-fasilitas umum, tata ruang, dan pola permukiman penduduk desa. Tata ruang di daerah pedesaan pada umumnya masih tidak teratur dalam masalah penempatan bangunan dan rumah-rumah penduduk dibangun secara bebas ke arah yang disukai. Pola permukiman masyarakat desa dibagi menjadi dua, yaitu permukiman penduduk secara terkonsentrir (berkelompok) dan tersebar. Selain tanah, air dan hutan juga merupakan lingkungan alam desa yang keberadaannya sangat peting bagi kehidupan di desa.
Masyarakat desa merupakan bagian dari lingkungan hidup di desa yang keberadaannya sangat penting. Masyarakat desa sangat perlu ditata dan diatur sebaik-baiknya dalam lingkungan desanya karena merekalah yang menjadi subyek dan penggerak dinamis setiap kegiatan. Oleh karena itu peningkatan keterampilan berbagai bidang dan membina tata kehidupannya harus selaras dengan program-program dan cita-cita nasional.
Bab tiga berisi tentang kebijakan pembangunan desa di Indonesia selama 1945 sampai dengan 1989. Antara tahun 1945-1955, pembangunan desa belum dikelola secara konseptual dan belum mendapat penanganan khusus dari pemerintah. Setelah tahun 1956, pemerintah mulai menangani tentang pembangunan desa. Sejak itu di tahun-tahun berikutnya terdapat perbaikan-perbaikan dalam peningkatan pembangunan desa. Selain itu pada bab ini juga dibahas tentang pembangunan desa terpadu berwawasan lingkungan yang merupakan upaya secara sadar berencana untuk mengelola sumberdaya manusia dan sumberdaya alam dan secara bijaksana diarahkan untuk pembangunan yang berkesinambungan dalam meningkatkan mutu hidup dengan tetap menjaga keserasian hubungan antar berbagai kegiatan.
Bab empat berisi tentang penjabaran pembangunan desa terpadu dalam program/kegiatan. Hakekat pembangunan terpadu adalah pencapaian serta terciptanya kehidupan yang sejahtera, aman, tertib, dan sehat bagi seluruh masyarakat desa atau terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan tersebut dilaksanakan program/kegiatan pembangunan yang menyeluruh dan terpadu antara pemerintah dan masyarakat. Dalam pelaksanaan program pembangunan desa terpadu harus memperhatikan keterkaitan antara unsur wilayah, kaitan fungsional, keharmonisan, urutan kebersamaan waktu, serta terpadu dalam sasaran dan tujuan yang ingin dicapai bersama.
Bab lima berisi tentang administrasi pemerintahan dan pembangunan desa. Dalam posisi desa sebagai landasan pembangunan, peningkatan tertib administrasi pemerintah dan pembangunan desa melalui peningkatan kualitas dan kuantitas aparat pemerintah desa sangat penting. Melalui upaya demikian diharapkan aparat pemerintah desa semakin mampu mengantisipasi pembangunan yang semakin meningkat dan kompleks.
Bab enam berisi tentang pengembangan desa mandiri. Masyarakat desa baik secara individu maupun kelompok harus memahami arti penting dan manfaat membangun diri dengan menggunakan potensi yang ada pada dirinya maupun lingkungan sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupannya menjadi lebih baik. Kemandirian mengandung segi-segi ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan sehingga meliputi semua aspek kehidupan masyarakat. Hambatan-hambatan yang masih dirasakan dalam pengembangan desa mandiri yaitu belum efektifnya penyelenggaraan urusan rumah tangga desa dalam pemantapan otonomi desa.