Gaya belajar adalah cara yang lebih kita sukai untuk
memproses pengalaman dan informasi. Gaya belajar adalah kebiasaan yang mencerminkan
cara kita memperlakukan pengalaman yang kita peroleh melalui modalitas. Akan
tetapi, gaya belajar tidak sama dengan modalitas. Misalnya, apakah kita lebih
suka melakukan eksperimen aktif atau pengamatan reflektif tidak bergantung pada
modalitas yang kita gunakan.
McCarthy perintis pada bidang gaya belajar yang
karyanya mewakili pendekatan yang paling konsisten dengan apa yang kita ketahui
tentang sistem otak-pikiran. Dia mengumpulkan empat preferensi atau kebiasaan
dalam memproses informasi, seperti ditunjukkan gambar berikut.
Pembelajar yang lebih menyukai pengalaman konkret adalah mereka yang
mempunyai kualitas peraba dan perasa yang kuat. Mereka mempunyai banyak sekali
pengalaman indrawi yang dipengaruhi oleh emosi dan kepedulian besar terhadap
perasaan. Pembelajar yang ada pada ujung yang lain dari sumbu vertikal ini
lebih menyukai konseptualisasi abstrak
dan objektivitas. Mereka menggunakan modalitas-modalitas lain secara dominan
untuk mengumpulkan dan memproses informasi untuk membentuk konsep-konsep yang
pada dasarnya bebas dari emosi dan perasaan.
Orang yang menyukai eksperimen aktif adalah pelaku. Mereka
langsung terlibat melalui modalitas kinestetis dan modalitas indriawi lainnya.
Ujung sumbu yang lainnya mewakili pembelajar yang suka melihat dan merenung.
Dimensi mereka adalah dimensi pengamatan
reflektif.
1. Ciri-ciri
Umum
PEMBELAJAR KUADRAN 1
Preferensi pada
PENGALAMAN KONKRET dan PENGAMATAN REFLEKTIF
Mereka lebih suka mendengarkan dan kemudian embahas
gagasan-gagasan dalam percakapan. Diskusi kelompok, terutama diskusi kelompok
kecil yang dapat membuat percakapan berkembang, adalah metode ruang kelas
faforit mereka. Mereka sangat tertarik dengan orang-orang dan mempercayai
pendapat mereka sendiri. Mereka mencontoh orang yang mereka hormati. Mereka
inofatif dalam gagasan-gagasan yang berkaitan dengan masyarakat. Mereka mencoba
menciptakan persatuan dan kesatuan diantara anggota kelompok.
Ketika masih kecil mungkin aktivitas faforit mereka adalah
pesta ulang tahun, sekolah, pengajian, dan berkemah. Sebagian, yang lebih
cenderung suka menyendiri, mungkin senang berjalan-jalan di alam terbuka dan
bermain sendirian. Kadang-kadang, anak kuadran 1 berusaha menjalin percakapan
dengan orang dewasa yang pendiam dan suka merenung. Sentimentalisme dan
kepedulian sosial yang tinggi mungkin akan menjadi pembimbing persepsi mereka
sehari-hari. Mereka sangat peduli terhadap kawan-kawan mereka.
Pembelajar kuadran yang sehat mudah berempati, bijaksana,
dan mudah bekerja sama. Keterlibatan mereka dengan orang lain merupakan hasil
kesenangan mereka bergaul dan menekankan manfaat kerjasama.
Pembelajar kuadran 1 yang bermasalah akan memanipulasi dan
sangat tinggi harapannya tentang orang lain. Orang kuadran satu yang bermasalah
akan terpenjara dalam tuntutan-tunutan ego mereka sendiri. Mereka cenderung
bergantung kepada orang lain.
PEMBELAJAR KUADRAN 2
Preferensi pada
PENGAMATAN TEFLEKTIF dan KONSEPTUALISASI ABSTRAK
Pembelajar dalam kuadran ini berpegang teguh pada kebenaran.
Mereka menaruh perhatian besar terhadap orang-orang yang pakar, namun kurang
tertarik terhadap orang-orang kebanyakan. Jika mereka mempercayai keahlian atau
otoritas seseorang, kemungkinan mereka akan mengaguminya dengan penuh semangat,
dan menganggapnya sebagai teladan. Kepercayaan mereka terhadap sesuatu yang
benar sangat kuat. Mereka mempercayai rasionalitas dan logika sebagai kebajikan
utama.
Yang paling membahagiakan mereka adalah jika mereka
bekerja pada suatu bidang usaha yang jelas definisinya, jelas tujuan, dan bisa
diraih. Setelah dewasa hiburan bagi mereka adalah mengisi teka-teki silang dan
musik klasik. Mereka cenderung menyukai ilmu pengetahuan, matematika, akuntansi,
dan cenderung memilih karir yang ditandai dengan presisi tinggi serta ketepatan.
Pembelajar kuadran 2 yang sehat sangat menonjol dalam
detail dan ketepatan. Mereka memerlukan waktu lebih banyak untuk memeriksa
pekerjaan mereka. Sedangkan bagi pembelajar kuadran 2 yang bermasalah ditandai
dengan pemaksaan menjadi sempurna. Mereka belum puas dengan data yang sudah
tersedia dan sering terhambat karena tujuan yang tidak pernah terpuaskan. Hal
ini akan membuat pelajar menjadi pribadi totaliter sistem tertutup yang terlalu
mementingkan keteraturan dan aturan.
PEMBELAJAR KUADRAN 3
Preferensi pada
EKSPERIMEN AKTIF dan KONSEPTUALISASI ABSTRAK
Mereka
tertarik pada bidang konseptualisasi abstrak terutama karena di situ terdapat
teori-teori yang dapat diuji secara aktif. Mereka tidak suka jika jawaban sudah
diungkapkan sebelum mereka belum mempunyai cukup waktu untuk menjelajahi berbagai
solusi yang mungkin. Mereka cenderung tidak peka terhadap orang-orang di
sekitar mereka.
Pribadi
kuadran 3 yang sehat mereka dapat diandalkan untuk memenuhi tenggat waktu
dengan hasil yang baik. Sedangkan pelajar kuadran 3 yang bermasalah adalah
pengganggu dan suka memaksa.
PEMBELAJAR
KUADRAN 4
Preferensi
pada PENGALAMAN KONKRET dan EKSPERIMEN AKTIF
Mereka adalah pembelajar yang mampu menemukan semua
sendiri. Kebutuhan mereka sangat besar untuk merasakan kebebasan dalam belajar
dan mereka cenderung mengubah apapun yang mereka inginkan. Mereka sangat intuitif
dan memuat kesimpulan yang mantap padahal secara logis tidak bisa dibenarkan. Keputusan
yang buruk bagi mereka hanyalah kemunduran sementara. Pola hidup mereka adalah
mencari kemungkinan dan perubahan.
Pembelajar kuadran 4 yang sehat sangat percaya diri
dan mampu mengarahkan dirinya sendiri. Sedangkan mereka yang sakit nyaris
selalu berlebihan dalam komitmen dan fragmentasi. Mereka tidak mampu
menyelesaikan tugas karena mudah tergoda oleh sesuatu yang baru.
Tak ada metode yang sesuai bagi semua murid. Ada
yang lebih senang belajar sendiri, ada yang lebih senang mendengarkan
penjelasan atau informasi dari guru melalui metode ceramah. Untuk itu diadakan
penelitian tentang gaya belajar siswa. Penelitian diadakan dalam tiga bidang, yaitu:
1) Gaya
kognitif siswa
2) Gaya
respons siswa terhadap stimulus
3) Model
belajar
Di sini akan dijelaskan tentang gaya belajar
kognitif. Gaya belajar adalah gaya yang konsisten yang dilakukan oleh seorang
murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir, dan
memecahkan soal. Gaya ini berkaitan erat dengan pribadi seseorang, yang tentu
dipengaruhi oleh pendidikan dan riwayat perkembangannya.
Masing-masing peneliti menciptakan penggolongan gaya
belajar menurut pokok-pokok pengertian yang mendasarinya. Dari berbagai penggolongan
tersebut dapat diambil tiga gaya belajar yang ada kaitannya dengan proses
belajar mengajar, yaitu gaya belajar menurut tipe field dependence-field independence, impulsive-reflektif, preseptif/reseptif-sistematis/intuitif.
a. Field dependence
dan field independence
Secara garis besar ada pelajar yang field dependence artinya sangat
dipengaruhi oleh lingkungan atau bergantung pada lingkungan, ada pula yang
tidak atau kurang dipengaruhi oleh lingkungan. Untuk lebih jelasnya dapat
membandingkan kedua tipe tersebut dalam table.
Field
Dependence
-
Sangat dipengaruhi oleh
lingkungan banyak bergantung pada pendidikan sewaktu kecil
-
Dididik untuk selalu
memperhatikan orang lain
-
Mengingat hal-hal dalam
konteks sosial
-
Bicara lambat agar
sipahami orang
-
Mempunyai hubungan
sosial yang luas
-
Lebih cocok untuk
memilih psikologi klinis
-
Lebih banyak terdapat
di kalangan wanita
-
Lebih sukar memastikan
bidang mayornya dan sering pindah jurusan
-
Tidak senang pelajaran
matematika, lebih menyukai bidan ghumanistik dan ilmu sosial
-
Guru yang field
dependent cenderung diskusi, demokratis
-
Memerlukan petunjuk
yang lebih banyak untuk memahami sesuatu, bahan hendaknya tersusun langkah demi
langkah
-
Lebih peka akan kritik
dan perlu mendapat dorongan, kritik jangan bersifat pribadi
Field
Independence
-
Kurang dipengaruhi oleh
lingkungan dan oleh pendidikan sewaktu kecil
-
Dididik untuk berdiri
sendiri dan mempunyai otonomi atas tindakannya
-
Tidak peduli akan
norma-norma orang lain
-
Berbicara cepat tanpa
menghiraukan daya tangkap orang lain
-
Kurang mementingkan
hubungan sosial
-
Lebih sesuai memahami
psikologi eksperimental
-
Banyak pria, namun
banyak yang overlapping
-
Lebih cepat memilih
bidang mayornya
-
Dapat juga menghargai
humanitas dan ilmu-ilmu sosial, walaupun lebih cenderung ke matematika dan ilmu
pengetahuan alam
-
Guru yang cenderung
field independent cenderung memberiksn kuliah, memberikan pelajaran dengan
memberitahukannya
-
Tidak memerlukan
petunjuk yang rinci
-
Dapat menerima kritik
demi perbaikan
b.
Impulsif-Refleksi
Orang yang impulsif mengambil keputusan dengan cepat
tanpa memikirkannya secara mendalam. Sebaliknya orang yang reflektif mempertimbangkan
segala alternatif sebelum mengambil keputusan dalam situasi yang tidak
mempunyai penyelesaian yang mudah. Biasanya di dalam test pilihan berganda
dengan menetapkan waktu yang ketat, siswa yang impulsif dapat bekerja
tergesa-gesa, akan tetapi siswa yang reflektif akan merasa seperti lumpuh,
karena tekanan waktu yang tidak memungkinkan untuk berpikir cermat. Oleh karena
itu, dalam membuat soal pilihan berganda hendaknya waktu dan jumlah soal diatur
sedemikian rupa dan tidak menanyakan hal-hal yang bersifat informatif yang
merupakan pengetahuan siap, tetapi harus memaksa siswa untuk berpikir.
c.
Preseptif/Reseptif-Sistematis/Intuitif
Orang yang preseptif dalam mengumpulkan informasi
mencoba mengadakan organisasi dalam hal-hal yang diterimanya, ia menyaring informasi
yang masuk dan dan memperhatingan hubungan-hubungan diantaranya. Ia membentuk
percepts atau aturan yang membantunya dalam menerima informasi yang sesuai
dengan sistem atau konsep yang mereka gunakan agar informasi merupakan
kebulatan yang saling berkaitan. Lain halnya dengan preseptif, orang reseptif
lebih memperhatikan detail atau perincian informasi dan tidak berusaha untuk
membulatkan atau mempertalikan informasi yang satu dengan yang lain.
Orang yang sistematis mencoba melihat struktur suatu
masalah dan bekerja sistematis dengan daya atau informasi untuk memecahkan
suatu persoalan. Sedangkan orang yang intuitif langsung mengemukakan jawaban
tertentu tanpa menggunakan informasi secara sistematis. Secara singkat dapat
dilihat dari table berikut.
Presentif
|
Reseptif
|
-
Memperhatikan aturan
-
Memusatkan perhatian
pada hubungan diantara informasi atau data
-
Melompat dari data
yang satu ke data yang lain untuk mendapatkan hubungannya
|
-
Memperhatikan detail
-
Menjauhi membentuk
konsep sebelum memperoleh seluruh keterangan
-
Mendesak atau
menuntut keterangan sebelum mengambil kesimpulan
|
Intuitif
|
Sistematis
|
-
Memperhatikan
keseluruhan masalah
-
Mempercayai petunjuk
perasaan
-
Melompat-lompat jalan
pikirannya
-
Sering merumuskan
masalah kembali
-
Mempertahankan jawabannya
atas dasar cocoknya jawaban itu dengan hal-hal lain
|
-
Mencari metode
pendekatan dan pemecahan
-
Menentukan jawaban
berdasarkan suatu metode
-
Segera meniadakan
alternative yang tidak sesuai
-
Melakukan penelitian
yang teratur untuk menemukan data
-
Menyelesaikan tiap
langkah untuk sebelum ke langkah selanjutnya
|
A. KECERDASAN
BERGANDA (MULTIPLE INTELLIGENCES)
1. Kecerdasan
linguistik
Kecerdasan
linguistik adalah kemampuan menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif
baik secara membaca, bercerita, berbicara, dan menulis yang berkaitan dengan
penggunaan dan pengembangan bahasa secara umum.
Ciri yang
menonjol:
-
Sensitif terhadap pola
-
Teratur, sistematis,
dan mampu berargumentasi
-
Suka mendengar,
bercerita, menulis, dan dapat mengeja dengan mudah
-
Suka permainan kata
-
Mempunyai ingatan tajam
tentang hal-hal sepele
-
Pembicara publik dan
tukang debat yang handal, walau beberapa spesialis linguistik lebih menyukai
komunikasi lisan atau tertulis
Cara mudah dalam belajar:
-
Bercerita
-
Membaca dan menulis cerita
-
Suka melakukan
permainan kosa kata dan taka-teki
-
Debat, diskusi,
memadukan membaca dan menulis pada bidang lain
2.
Kecerdasan
matematis-logis
Kecerdasan
matematis-logis adalah kemampuan yang berkaitan dengan penggunaan logika secara
efektif dan menggunakan bilangan termasuk kepekaan pada pola logika, abstraksi
kategorisasi, dan perhitungan.
Ciri
yang menonjol:
-
Suka ketepatan,
berhitung, mencatat secara teratur, dan berpikir abstrak
-
Sangat suka
bereksperimen, memecahkan masalah, dan komputer
-
Menggunakan struktur
logis
Cara mudah dalam belajar:
-
Rangsang dengan
memecahkan masalah
-
Lakukan perhitungan
dengan komputer
-
Analisis dan tafsiran
data
-
Beri eksperimen praktis
-
Gunakan berpikir
deduktif
3.
Kecerdasan visual
spasial
Kecerdasan
spasial yaitu kemampuan untuk menangkap dunia ruang-visual secara tepat,
termasuk kemampuan mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan
suatu benda dalam pikirannya dengan menggambarkan ke dalam bentuk nyata.
Ciri
yang menonjol:
-
Berpikir dengan gambar
-
Menghasilkan citra
mental
-
Menggunakan metafora
-
Memiliki indera
konfiguratif
-
Suka seni: menggambar,
melukis, memahat
-
Mudah membaca peta
grafik dan diagram
-
Mengingat berdasarkan
gambar
-
Memiliki indera warna
yang hebat
-
Menggunakan semua
inderanya untuk membayangkan
Cara mudah belajar:
-
Gunakan gambar untuk
belajar
-
Buat coretan atau simbol
-
Paduka seni dengan mata
pelajaran lain
-
Gunakan peta pikiran
-
Lakukan visualisasi
-
Berpindah ruang untuk
perspektif yang berbeda
-
Buat pengelompokan
-
Tandai dengan warna
4.
Kecerdasan musikal
Kecerdasan
musikal adalah kemampuan untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati
bentuk-bentuk musik dan suara termasuk kepekaan akan ritme, melodi, dan
intonasi, juga mampu memainkan alat musik, menyanyi, mencipta lagu, menikmati
nyanyian dan musik.
Ciri
yang menonjol:
-
Sensitif terhadap nada,
irama, dan warna nada
-
Sensitif terhadap
kekuatan emosi musik
-
Sensitif terhadap
susunan musik yang rumit
-
Bisa jadi amat
spiritual
Cara mudah belajar:
-
Bermain alat musik
-
Belajar lewat lagu
-
Belajar diiringi musik barok
-
Bekerja dengan musik
-
Padukan musik dengan
bidang yang lain
-
Belajar melalui hal-hal
seperti perjalanan/pelajaran, membaca bersama
5.
Kecerdasan kinestetik
Kecerdasan
kinestetik yaitu kemampuan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan,
termasuk keterampilan koordinasi dan fleksibelitas tubuh.
Ciri
yang menonjol:
-
Memiliki daya kontrol
tubuh yang luar biasa
-
Timing yang bagus
-
Respon dan reflek yang
bagus
-
Belajar yang efektif
dengan bergerak
-
Suka melakukan olah
raga
-
Suka menyentuh,
bermain, dan menggunakan manipulasi
-
Mahir dalam kerajinan
yangan
-
Belajar dengan
melibatkan diri dalam proses belajar
-
Mudah mengingat apa
yang dilakukan dari pada yang dikatakan
-
Amat responsif terhadap
lingkungan fisik
-
Resah jika tidak
melakukan apa-apa
-
Berfikir mekanis
Cara mudah dalam belajar:
-
Gunakan gerak dalam
belajar
-
Gunakan manipulasi
dalam ilmu alam dam matematika
-
Padukan gerak dengan
semua mata pelajaran
-
Gunakan perjalanan
lapangan, permainan kelas
6.
Kecerdasan
interpersonal atau kecerdasan sosial
Kecerdasan
interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap
perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain, termasuk peka akan
ekspresi wajah, suara, isyarat untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan
orang lain.
Ciri
yang menonjol:
-
Kemampuan negosiasi
tingggi
-
Mahir dalam berhubungan
dengan orang lain
-
Mampu membaca maksud
hati orang lain
-
Menikmati berada di
tengah orang banyak
-
Memiliki banyak teman
-
Mampu berkomunikasi
dengan baik
-
Suka bekerja sama
-
Membaca sitasi sosial
dengan baik
Cara mudah dalam belajar:
-
Lakukan aktifitas
belajar bersama-sama
-
Beri banyak waktu untuk
bersosialisasi
-
Padukan sosialisasi
dengan seluruh mata pelajaran
-
Bekerja dalam tim
-
Gunakan sebab akibat
7. Kecerdasan
intrapersonal atau kecerdasan intuitif
Kecerdasan
intrapersonal adalah kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan akan diri
sendiri dan mampu untuk bertindak secara adaptif berdasarkan pengenalan diri,
termasuk berefleksi dan keseimbangan diri untuk membangun kesadaran diri
tinggi.
Ciri
yang menonjol:
-
Sensitif terhadap nilai
diri
-
Amat sadar akan
perasaan diri
-
Memiliki kesadaran diri
yang baik
-
Memiliki kemampuan
intuitif
-
Memiliki motivasi diri
-
Amat sadar akan
kekuatan dan kelebihan
-
Suka menyendiri
-
Ingin berbeda dengan
orang kebanyakan
Cara mudah dalam
belajar:
-
Lakukan pembicaraan
dari hati ke hati
-
Lakukan aktivitas tanya
jawab
-
Beri waktu untuk
reflesi diri
-
Lakukan studi mandiri
-
Tulis apa yang anda
alami dan rasa
-
Beri kebebasan untuk
berbeda di kelompok
-
Buat catatan harian dan
jurnal hidup
-
Kontrol proses belajar
diri sendiri
-
Ajarkan penguatan diri
-
Ajarkan bertanya
Setiap orang mempunyai gaya
belajar yang khas yang terkadang tidak sesuai dengan gaya sekolah mereka. Ini
menjadi salah satu sebab terbesar dari kegagalan sekolah. Kebanyakan sekolah
kita mempunyai asumsi bahwa setiap orang itu identik lebih buruk lagi, kebanyakan
diselengarakan dengan sistem evaluasi dan ujian yang menghargai hanya sejumlah
kecil kemampuan.
Pada dasarnya kecerdasan itu
tidak konstan. Kesalahan besar dari tes IQ adalah bahwa ia menyamakan logika
dengan kecerdasan keseluruhan, padahal logika hanyalah salah satu bentuk dari
pemikiran, kemampuan berpikir, atau kemampuan belajar.
Setiap orang memiliki gaya
belajar, bekerja, dan karakter yang unik. Carl Jung seorang ahli psikiatri
mengklasifikasinya menjadi empat tipe, yaitu perasa (feeler), pemikir (tinker),
pelakon (sensor), dan yang mengandalkan intuisi (intuitor).
DAFTAR
RUJUKAN
Dryden,
Gordon dan Vos, Jeannette. 1999. REVOLUSI
CARA BELAJAR (THE LEARNING REVOLUTION): Belajar akan Efektif kalau Anda dalan
Keadaan “Fun”. Selandia Baru: The Learning Web.
Nasution.
2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses
Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Samples,
Bob. 1999. REVOLUSI BELAJAR UNTUK ANAK:
PANDUAN BELAJAR SAMBIL BERMAIN UNTUK MEMBUKA PIKIRAN ANAK-ANAK ANDA. USA:
Jalmar Press.
Sumarmi.
2007. PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.
Malang: Universitas Negeri Malang.