A. Fertilitas dan Mortalitas di Nusa Tengara Barat
Angka kelahiran total atau "total fertility rate" di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) rata-rata mencapai 2,8 atau masih diatas angka nasional 2,3. Rata-rata angka kelahiran total NTB lebih tinggi dari angka rata-rata nasional sejak hasil Survei Demografis Keluarga Indonesia (SKDI) tahun 2007 diumumkan. Angka kelahiran di NTB sampai saat ini diperkirakan masih cukup tinggi karena berbagai faktor penyebab antara lain pemahaman masyarakat terhadap hak-hak reproduksi, fungsi keluarga, dan upaya peningkatan kesejahteraan yang belum memadai.
Perkawinan merupakan suatu hal yang manusiawi, karena mempunyai makna dalam meneruskan keturunan. Rata-rata umur perkawinan pertama merupakan salah satu indikator untuk menggambarkan tingkat fertilitas penduduk di suatu daerah, karena semakin muda seseorang melakukan perkawinan semakin panjang pula masa reproduksinya, sehingga semakin besar peluang untuk melahirkan anak dan hal itu akan berdampak tingginya angka kelahiran di suatu daerah.
Umur produktif yaitu umur kurang lebih antara 15 sampai dengan 44 tahun. Usia produktif di daerah tersebut adalah 2.022.356 jiwa. Dari jumlah tersebut 55,92% berstatus menikah, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kelahiran akan terus meningkat di daerah tersebut.
Rata-rata kelahiran NTB mencapai 2,8 dan tingkat nasional 2,3. Tingginya angka kelahiran menandakan masih banyak masyarakat NTB yang menjadi sasaran program KB belum terlayani secara maksimal atau masih tingginya jumlah pasangan usia subur yang menolak ajakan menjadi peserta KB, adanya pemakaian alat kontrasepsi hormonal yang tinggi, dan jumlah petugas lapangan KB yang semakin berkurang di daerah NTB juga sangat mempengaruhi besarnya angka fertilitas. Partisipasi pria sebagai peserta KB juga masih rendah yakni 0,3 persen atau hanya 483 orang, sehingga beban dan tanggung jawab perempuan menjadi lebih besar. Hal ini berdampak pada tingginya angka kelahiran yang tidak didukung akta kelahiran, terbukti dari fakta lapangan separuh anak di wilayah NTB belum memiliki akta kelahiran atau surat keterangan lahir. Penyebab lainnya yaitu banyaknya terjadi pernikahan di bawah usia, kawin sirih dan pemerkosaan.
Angka Mortalitas atau kematian merupakan komponen demografi disamping faktor kelahiran dan migrasi. Tingkat kematian ini berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, tergantung dari kondisi sosial ekonomi masyarakat di daerah tersebut. Dibandingkan dengan Provinsi lain di Indonesia, Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai Angka Kematian Bayi yang relatif tinggi. Hal ini karena bayi merupakan kelompok umur yang yang sangat rentan terhadap ketidakseimbangan berbagai faktor baik lingkungan maupun faktor lainnya.
Pada tahun 2007 angka kematian bayi sebesar 72 per 1000 kelahiran hidup atau dua kali lipat dari AKB nasional yang mencapai 35 per 1000 kelahiran hidup. Masih tingginya Angka Kematian Bayi tersebut disebabkan banyak hal antara lain pendidikan masyarakat masih rendah, persalinan masih banyak ditolong dukun beranak dan terlambat membawa ke Rumah Sakit. Sedangkan data tahun 2009 menyebutkan, jumlah kematian bayi menembus angka 545 orang.
Jumlah kematian ibu maternal di Propinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2007 sebesar 95 orang yang terdiri dari kematian ibu hamil 7 orang, yang tertingi kematian ibu bersalin 84 orang dan kematian ibu nipas. Sedangkan penyebab kematian ibu maternal di Propinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2007 antara lain disebabkan karena pendarahan dan infeksi.
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2007 menunjukkan angka kesakitan penduduk Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai 22,37 persen, dan angka kesakitan laki-laki lebih tinggi dari perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan perempuan lebih baik dibandingkan dengan laki-laki, yakni laki-laki 22,67 persen dan perempuan 22,1 persen. Hasil Survei juga menunjukkan angka kesakitan penduduk pedesaan mencapai 22,99 persen, sementara angka kesakitan penduduk perkotaan lebih rendah yakni 21,36 persen, ini berarti kondisi kesehatan penduduk perkotaan lebih baik dari penduduk pedesaan. Semakin lama (hari) sakit, maka jenis keluhan kesehatan (penyakit) yang dialami dapat diasumsikan cukup serius dan dapat mempengaruhi tingkat produktivitas penduduk, atau semakin lama penduduk sakit maka produktivitasnya akan semakin menurun dan bahkan menyebabkan kematian.
Angka kesakitan di NTB disebabkan oleh penyakit infeksi dan non infeksi (kanker, kadiovaskuler, dll). Berbagai penyakit menular seperti malaria, TBC, demam berdarah, diare, dan sebagainya sangat marak terjadi di NTB. Hal ini mungkin berhubungan langsung dengan masalah sanitasi di daerah tersebut. Akumulasi dari gambaran kondisi kesehatan yang belum menggembirakan di NTB, masih ditambahi dengan terjadinya kasus busung lapar atau gizi buruk. NTB merupakan salah satu daerah yang mengalami KLB gizi buruk dan ini sangat memprihatinkan. Hingga kini kasusnya tercatat sebanyak 2.271 kasus diantaranya 28 orang meninggal dunia Hal ini disebabkan oleh kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap kesehatan, daya beli, dan pendidikan yang rendah pula.
B. Fertilitas dan Mortalitas di Maluku
Pada tahun 2006 tercatat jumlah kelahiran di Maluku sebesar 25.513 jiwa. Data statistik Provinsi Maluku mencatat mayoritas atau 65 persen penduduk di daerah ini tidak mengikuti program nasional Keluarga Berencana (KB) yang dianjurkan pemerintah untuk mengatur jarak kelahiran. Dari sekitar 1,5 juta jiwa penduduk di Maluku tercatat hanya sekitar 35 persen yang mengikuti program KB. Minimnya partisipasi dan kesadaran masyarakat untuk mengikuti program nasional keluarga berencana ini mengakibatkan angka kelahiran di Maluku cukup tinggi dibanding beberapa provinsi lainnya di Indonesia. Akibatnya, dalam satu keluarga dengan 5-8 anak memiliki jarak kelahiran yang hanya selisih satu hingga dua tahun. Padahal, program KB sangat penting untuk menjaga jarak melahirkan atau membatasi angka kelahiran anak sekaligus menjamin tingkat kesehatan ibu.
Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Maluku tahun 2006 adalah sebesar 49,5/1000 kelahiran hidup. Antara tahun 2006-2007 ada 40 bayi yang meninggal per 100.000 kelahiran di Maluku. Status gizi Bayi dan Balita berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi Maluku 2006 adalah masing-masing Gizi Buruk 15,19%, Gizi Kurang 18,47%, Gizi Baik 62,51% dan Gizi Lebih 2,83%.
Angka kematian ibu pada 2008-2009 sebanyak 319 orang per 100.000 angka kelahiran hidup di Maluku. Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Maluku tahun 2006 adalah sebesar 369/100.000 kelahiran hidup, sedangkan jumlah kematian ibu maternal pada masing-masing kabupaten/kota sebagai berikut, dari 34.069 jumlah ibu hamil terdapat 20 kematian ibu hamil, 53 kematian saat bersalin, dan 17 dikarenakan sebab lain.
Angka kematian ibu dan bayi terbanyak berasal dari kabupaten-kabupaten terjauh dari ibu kota Maluku misalnya Ambon, karena kurangnya tenaga medis profesional, serta sulitnya transportasi untuk ke Ambon sebagai ibu kota provinsi untuk mendapatkan penanganan. Pola pikir masyarakat di beberapa daerah lebih mempercayai dukun beranak yang dianggap lebih berpengalaman dalam membantu proses melahirkan ketimbang bidan menjadi salah salah satu alasan tingginya angka kematian ibu dan bayi di Maluku.
Angka kesakitan yang berakibat pada kematian di rumah sakit pada tahun 2006, sebagian besar yakni 17.83% disebabkan oleh Diare dan gastroenteritis dengan jumlah penderita sebanyak 1.900 orang, sedangkan penyebab kematian terendah disebabkan oleh Demam tifoid dan paratifoid sebanyak 127 orang (1,19%). Sedangkan angka kematian di puskemas pada tahun 2006, sebagian besar disebabkan oleh infeksi akut pada saluran pernapasan bagian atas (ISPA) sebanyak 112.105 penderita atau sebesar 25.75%, sedangkan yang terkecil adalah alergi kulit dengan jumlah penderita sebanyak 8.793 orang (2,02%).
Kondisi geografis Provinsi Maluku yang terdiri dari gugusan pulau menjadi tantang tersendiri buat pelayanan kesehatan di wilayah tersebut. Perlu langkah khusus agar pelayanan kesehatan dirasakan merata oleh semua penduduk Maluku.
C. Pengaruh Variabel Antara Terhadap Fertilitas dan Mortalitas di NTB dan Maluku
Variabel antara merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat fertilitas (kelahiran). Umur saat memulai hubungan kelamin merupakan salah satu vaiabel antara yang mempengaruhi tingkat fertilitas di suatu wilayah. Di Nusa Tenggara Barat (NTB), jumlah penduduk usia produktif sekitar 2.022.356 jiwa dan kebanyakan penduduk di daerah tersebut menikah muda. Pemerintah telah menyarankan penggunaan KB untuk menekan jumlah kelahiran dan menghindari ledakan penduduk, tetapi tetap saja sebagian besar penduduk NTB masih enggan menggunakannya. Sama halnya yang terjadi di Maluku, hanya 35 % dari penduduk Maluku yang mengikuti program KB meskipun jumlah kelahiran di daerah tersebut tidak sebesar di NTB.
Jumlah perceraian di NTB sebesar 7,08% dari jumlah penduduk NTB, ini termasuk jumlah yang cukup berarti dalam menghambat fertilitas. Setidaknya ada beberapa usia produktif yang tidak mempengaruhi fertilitas.
Dibandingkan dengan Provinsi lain di Indonesia, Provinsi Nusa Tenggara Barat mempunyai Angka Kematian Bayi yang relatif tinggi. Salah satu faktor yang penyebabnya dalah karena persalinan masih dilakukan dengan bantuan dukun beranak yang kebanyakan dalam proses persalinan kurang steril dan kurang provesional. Hal ini seperti yang terjadi di Maluku. Bedanya adalah di Maluku selain penduduk masih lebih percaya kepada dukun beranak dari pada bidan, di daerah tersebut tenaga medis sangat kurang dan sarana transportasi untuk menjangkau pulau-pulau kecilpun sangat sulit. Hal ini juga disebabkan oleh faktor pendidikan yang relatif rendah sehingga kesadaran akan pentingnya kesehatan dan kebersihan masih kurang yang memicu adanya berbagai penyakit seperti demam berdarah, TBC, diare, dll.
PENGARUH ARUS LAUT TERHADAP IKLIM DAN CUACA
A. Pengertian
Arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari massa air menuju kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Arus laut adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping). Pada dasarnya, arus laut merupakan akibat gerakan udara di atas permukaan air laut. Gerakannya juga dipengaruhi oleh gaya coriolis, yaitu gaya yang membelok arah arus dari tenaga rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mangarah ke kiri di belahan bumi selatan.
B. Faktor yang Menyebabkan Arus Laut
Arus merupakan gerakan horizontal atau vertikal dari massa air menuju kestabilan yang terjadi secara terus menerus. Gerakan yang terjadi merupakan hasil resultan dari berbagai macam gaya yang bekerja pada permukaan, kolom, dan dasar perairan. Hasil dari gerakan massa air adalah vektor yang mempunyai besaran kecepatan dan arah. Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar, dan gesekan lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut yang menghasilkan pasut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan udara, gaya gravitasi, gaya Viskositas, gaya sentrifugal, gaya tektonik, dan angin.
1. Gerakan dorongan angin
Angin adalah faktor yang membangkitkan arus, arus yang ditimbulkan oleh angin mempunyai kecepatan yang berbeda menurut kedalaman. Kecepatan arus yang dibangkitkan oleh angin memiliki perubahan yang kecil seiring pertambahan kedalaman hingga tidak berpengaruh sama sekali.
Selain pergerakan arah arus mendatar, angin dapat menimbulkan arus air vertikal yang dikenal dengan upwelling dan downwelling di daerah-daerah tertentu. Proses upwelling adalah suatu proses massa air yang didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 sampai 200 meter. Angin yang mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas, akibatnya air yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas. Oleh karena air yang dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka kandugan oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air permukaan lainnya. Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan fosfat sehingga cederung mengandung banyak fitoplankton. Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan di lautan, dengan demikian di daerah upwelling umumnya kaya ikan.
2. Gaya Coriolis
Gaya coriolis, yaitu gaya yang membelokkan arah arus yang berasal dari tenaga rotasi bumi. Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan bumi utara dan mengarah ke kiri di belahan bumi selatan. Gaya ini mengakibatkan adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi utara dan berlawanan dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan.
Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokkan arah arus dari arah yang lurus. Gaya Coriolis juga yang menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan arah arus yang kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan makin dalamnya kedalaman suatu perairan.
Pada umumnya tenaga angin yang diberikan pada lapisan permukaan air dapat membangkitkan timbulnya arus permukaan yang mempunyai kecepatan sekitar 2% dari kecepatan angin itu sendiri. Kecepatan arus ini akan berkurang cepat sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman perairan dan akhirnya angin tidak berpengaruh sama sekali terhadap kecepatan arus pada kedalaman 200m. Pada saat kecepatan arus berkurang, maka tingkat perubahan arah arus yang disebabkan oleh gaya Coriolis akan meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari arah arus yang relaif cepat di lapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih besar pada aliran arus yang kecepatanya makin lambat dan mempunyai kedalaman makin bertambah besar. Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan perairan akan makin dibelokan arahnya. Hubungan ini dikenal sebagai Spiral Ekman.
3. Gerakan Termohalin (Thermohaline Circulation)
Perubahan densitas timbul karena adanya perubahan suhu dan salinitas antara 2 massa air yang densitasnya tinggi akan tenggelam dan menyebar dibawah permukaan air sebagai arus dalam dan sirkulasinya disebut arus termohalin. Kenaikan temperatur permukaan laut disebabkan oleh radiasi dari angkasa dan matahari, konduksi panas dari atmosfer, dan kondensasi uap air. Perbedaan densitas menyebabkan timbulnya aliran massa air dari laut yang dalam di daerah kutub selatan dan kutub utara ke arah daerah tropik.
Lautan di wilayah ekuator menyerap lebih banyak panas dibandingkan dengan daerah kutub, sehingga terjadi transfer panas dari ekuator ke kutub melalui proses konveksi dan gerakan air.
Arus laut tercipta karena adanya pemanasan di beberapa bagian Bumi oleh radiasi sinar matahari. Air yang lebih hangat akan “mengembang”, membuat sebuah kemiringan (slope) terhadap daerah sekitarnya yang lebih dingin, dan akibatnya air hangat tersebut akan mengalir ke arah yang lebih rendah yaitu ke arah kutub yang lebih dingin daripada ekuator.
Berikut adalah karakteristik Sirkulasi Thermohaline:
- Sirkulasi Thermohaline umumnya merupakan proses yang terjadi di laut dalam
- Disebabkan oleh variasi densitas air yang terbentuk di bidang batas antara udara dengan air, dan erat kaitannya dengan Sirkulasi Wind-driven
- Sulit diamati secara langsung mengingat kecepatannya yang sangat lambat, namun bisa disimpulkan melalui pengamatan salinitas, temperatur, dan kadar O2 terlarut
- Sirkulasi ini merupakan proses konveksi, dimana air dingin dan berdensitas besar terbentuk di daerah kutub (Utara dan Selatan), tenggelam, dan mengalir pelan-pelan ke arah ekuator
- Di Atlantik Utara, terbentuk North Atlantic Deep Water, sedangkan di wilayah Antartika terbentuk Antartic Bottom Water dan Antartic Intermediate Water
- Sirkulasi Thermohaline juga dipengaruhi oleh topografi dasar laut
4. Arus Pasut
Arus yang disebabkan oleh gaya tarik menarik antara bumi dan benda benda angkasa. Arus pasut ini merupakan arus yang gerakannya horizontal.
5. Turbulensi
Suatu gerakan yang terjadi pada lapisan batas air dan terjadi karena adanya gaya gesekan antar lapisan.
Beberapa sistem lautan utama di dunia dibatasi oleh massa daratan dari tiga sisi dan pula oleh arus equatorial counter di sisi yang keempat. Batas-batas ini menghasilkan sistem aliran yang hampir tertutup dan cenderung membuat aliran mengarah dalam suatu bentuk bulatan
Di laut terbuka, air laut digerakan oleh dua sistem angin. Di dekat khatulistiwa, angin pasat (trade wind) menggerakkan permukaan air ke arah barat. Sementara itu, di daerah lintang sedang (temperate), angin barat (westerlies wind) menggerakkan kembali permukaan air ke timur. Akibatnya di samudera-samudera akan ditemukan sebuah gerakan permukaan air yang “membundar”. Di belahan bumi utara, angin ini membangkitkan arus yang bergerak searah jarum jam, sementara itu di belahan bumi selatan dia bergerak berlawanan arah jarum jam.
Ketika angin berhembus di laut, energi yang ditransfer dari angin ke batas permukaan, sebagian energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi permukaan, yang memberikan pergerakan air dari yang kecil kearah perambatan gelombang sehingga terbentuklah arus dilaut. Semakin cepat kecepatan angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut, dan semakin besar arus permukaan. Dalam proses gesekan antara angin dengan permukaan laut dapat menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakan air turbulen.
C. Macam-macam Arus Laut
Adapun jenis – jenis arus dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Berdasarkan penyebab terjadinya
- Arus ekman, yaitu arus yang dipengaruhi oleh angin.
- Arus pasut, yaitu arus yang dipengaruhi oleh pasut.
- Arus geostropik, yaitu arus yang dipengaruhi oleh gradien tekanan mendatar dan gaya coriolis.
2. Berdasarkan Kedalaman
- Arus permukaan, yaitu terjadi pada beberapa ratus meter dari permukaan, bergerak dengan arah horizontal dan dipengaruhi oleh pola sebaran angin.
- Arus dalam, yaitu terjadi jauh di dasar kolom perairan, arah pergerakannya tidak dipengaruhi oleh pola sebaran angin dan mambawa massa air dari daerah kutub ke daerah ekuator.
Faktor pembangkit arus permukaan disebabkan oleh adanya angin yang bertiup diatasnya. Tenaga angin memberikan pengaruh terhadap arus permukaan (atas) sekitar 2% dari kecepatan angin itu sendiri. Kecepatan arus ini akan berkurang sesuai dengan makin bertambahnya kedalaman perairan sampai pada akhirnya angin tidak berpengaruh pada kedalaman 200 meter.
Arus yang bergerak dibawah permukaan laut arah pergerakannya tidak dipengaruhi oleh pola sebaran angin dan mambawa massa air dari daerah kutub ke daerah ekuator. Faktor utama yang mengendalikan gerakan massa air laut di kedalaman samudera adalah densitas air laut. Perbedaan densitas diantara dua massa air laut yang berdampingan menyebabkan gerakan vertikal air laut dan menciptakan gerakan massa air laut-dalam(deep-water masses) yang bergerak melintasi samudera secara perlahan. Gerakan massa air laut-dalam tersebut kadang mempengaruhi sirkulasi permukaan.
3. Menurut suhunya
- Arus panas, yaitu arus yang bila suhunya lebih panas dari daerah yang dilalui.
- Arus dingin, yaitu arus yang suhunya lebih dingin dari daerah yang dilaluinya.
D. Persebaran Arus Laut di Dunia
Berikut ini adalah persebaran arus laut di dunia:
a. Di Samudera Pasifik
1. Di sebelah utara khatulistiwa
a) Arus Khatulistiwa Utara, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke arah barat sejajar dengan garis khatulistiwa dan ditimbulkan serta didorong oleh angin pasat timur laut.
b) Arus Kuroshio, merupakan lanjutan arus khatulistiwa utara karena setelah sampai di dekat Kepulauan Filipina, arahnya menuju ke utara. Arus ini merupakan arus panas yang mengalir dari utara Kepulauan Filipina, menyusur sebelah timur Kepulauan Jepang dan terus ke pesisir Amerika Utara (terutama Kanada). Arus ini didorong oleh angin barat.
c) Arus Kalifornia, mengalir di sepanjang pesisir barat Amerika Utara ke arah selatan menuju ke khatulistiwa. Arus ini merupakan lanjutan arus kuroshio, termasuk arus menyimpang (pengaruh daratan) dan arus dingin.
d) Arus Oyashio, merupakan arus dingin yang didorong oleh angin timur dan mengalir dari selat Bering menuju ke selatan dan berakhir di sebelah timur Kepulauan Jepang karena ditempat ini arus tersebut bertemu dengan arus Kuroshio (terhambat oleh kuroshio). Di tempat pertemuaan arus dingin Oyashio dengan arus panas Kuroshio terdapat daerah perikanan yang kaya, sebab plankton-plankton yang terbawa oleh arus Oyashio berhenti pada daerah pertemuaan arus panas Kuroshio yang hangat dan tumbuh subur.
2. Di sebelah selatan khatulistiwa
a) Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan atau didorong oleh angin pasat tenggara.
b) Arus Humboldt atau Arus Peru, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir di sepanjang barat Amerika Selatan menyusur ke arah utara. Arus ini merupakan arus menyimpang serta didorong oleh angin pasat tenggara dan termasuk arus dingin.
c) Arus Australia Timur, merupakan lanjutan arus khatulistiwa selatan yang mengalir di sepanjang pesisir Australia Timur dari arah utara ke selatan (sebelah timur Great Barrier Reef).
d) Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian arus Australia timur yang mengalir menuju ke timur (pada lintang 30 derajat – 40 derajat LS) dan sejajar dengan garis ekuator. Arus ini didorong oleh angin barat.
b. Di Samudera Atlantik
1. Di sebelah utara khatulistiwa
a) Arus Khatulistiwa Utara, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa. Arus ini ditimbulkan dan didorong angin pasat timur laut.
b) Arus Teluk Gulfstream, merupakan arus menyimpang yang segera diperkuat oleh dorongan angin besar dan merupakan arus panas. Arus khatulistiwa utara (ditambah dengan sebagian arus khatulistiwa selatan) semula masuk ke Laut Karibia terus ke Teluk Mexiko dan keluar dari teluk ini melalui Selat Florida (sebagai Arus Florida). Arus Florida yang segera bercampur dengan Arus Antillen merupakan arus besar yang mengalir di sepanjang pantai timur Amerika Serikat ke arah timur. Arus inilah yang disebut arus teluk sebab sebagian dari arus ini keluar dari teluk Meksiko.
c) Arus Tanah Hijau Timur atau Arus Greenland Timur, merupakan arus dingin yang mengalir dari laut Kutub Utara ke selatan menyusur pantai timur Tanah Hijau. Arus ini didorong oleh angin timur (yang berasal dari daerah kutub).
d) Arus Labrador, berasal dari laut Kutub Utara yang mengalir ke selatan menyusuri pantai timur Labrador. Arus ini didorong oleh angin timur dan merupakan arus dingin, yang pada umumnya membawa ”gunung es” yang ikut dihanyutkan.
e) Arus Canari, merupakan arus menyimpang dan termasuk arus dingin. Arus ini merupakan lanjutan sebagian arus teluk yang mengubah arahnya setelah pengaruh daratan Spanyol dan mengalir ke arah selatan menyusur pantai barat Afrika Utara.
2. Di sebelah selatan khatulistiwa
a) Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat, sejajar dengan garis khatulistiwa. Sebagian dari arus ini masuk ke utara (yang bersama-sama dengan arus Khatulistiwa Utara ke Laut Karibia) sedangkan yang sebagian lagi membelok ke selatan. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat tenggara.
b) Arus Brazilia, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat yang mengalir ke arah selatan menyusuri pantai timur Amerika Selatan (khususnya Brazilia). Arus ini termasuk arus menyimpang dan merupakan arus panas.
c) Arus Benguela, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat, yang mengalir ke arah utara menyusuri pantai barat Afrika Selatan. Arus ini merupakan arus dingin, yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa Selatan.
d) Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian Arus Brazilia yang mengalir ke arah timur (pada lintang 30 derajat – 40 derajat LS) sejajar dengan garis ekuator. Arus ini didorong oleh angin barat dan merupakan arus dingin.
c. Di Samudera Hindia
1. Di sebelah utara khatulistiwa
Arus laut samudera ini keadaannya berbeda dengan samudera lain, sebab arah gerakan arus tak tetap dalam setahun melainkan berganti arah dalam 1/2 tahun, sesuai dengan gerakan angin musim yang menimbulkannya. Arus-arus tersebut adalah sebagai berikut.
a) Arus Musim Barat Daya, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke timur menyusuri Laut Arab dan Teluk Benguela. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin musim barat daya. Arus ini berjalan kurang kuat sebab mendapat hambatan dari gerakan angin pasat timur laut.
b) Arus Musim Timur Laut, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat menyusuri Teluk Benguela dan Laut Arab. Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin musim timur laut. Arus yang terjadi bergerak agak kuat sebab di dorong oleh dua angin yang saling memperkuat, yaitu angin pasat timur laut dan angin musim timur laut.
2. Di sebelah selatan khatulistiwa
a) Arus Khatulistiwa Selatan, merupakan arus panas yang mengalir menuju ke barat sejajar dengan garis khatulistiwa yang nantinya pecah menjadi dua (Arus Maskarena dan Arus Agulhas setelah sampai di timur Madagaskar). Arus ini ditimbulkan dan didorong oleh angin pasat tenggara.
b) Arus Maskarena dan Arus Agulhas, merupakan arus menyimpang dan merupakan arus panas. Arus ini juga merupakan lanjutan dari pecahan Arus Khatulistiwa Selatan. Arus Maskarena mengalir menuju ke selatan, menyusuri pantai Pulau Madagaskar Timur. Arus Agulhas juga mengalir menuju ke selatan menyusuri pantai Pulau Madagaskar Barat.
c) Arus Angin Barat, merupakan lanjutan dari sebagian arus angin barat, yang mengalir ke arah utara menyusur pantai barat Benua Australia. Arus ini termasuk arus menyimpang dan merupakan arus dingin yang akhirnya kembali menjadi Arus Khatulistiwa Selatan.
E. Pengaruh Arus Laut Terhadap Iklim
Pengaruh arus laut terhadap iklim adalah sebagai berikut:
1. Arus laut yang dingin akan menurunkan suhu udara di daratan, sedangkan arus laut panas akan menaikkan suhu di daratan. Misalnya, Arus Teluk Atlantik Utara mempertahankan suhu musim dingin di sepanjang pantai di Eropa Barat di atas 0°C. demikian juga pengaruh arus panas Kuroshiwo pada pantai-pantai di sekitarnya. Arus yang mengarah ke kutub pada umumnya bersifat lebih panas dari pada lingkungan sekitarnya, sehingga dinamakan arus panas. Sebaliknya arus yang menuju equator pada umumnya bersifat dingin dari pada lingkungan sekitarnya, sehingga arus dingin.
2. Arus panas pada umumnya mengakibatkan peningkatan curah hujan, karena udara di atas lautan banyak membawa uap air. Sebaliknya arus dingin yang sedikit membawa uap air dan bergerak ke daerah lebih panas, kelembaban menjadi turun.
3. Udara yang terbentuk di atas macam-macam arus laut kadang-kadang dapat bertemu dan sebagian bercampur dan terkondensasi membentuk kabut.
F. El Nino dan La Nina
El Nino dan La Nina merupakan dinamika atmosfer dan laut yang mempengaruhi cuaca di sekitar Laut Pasifik. Ada beberapa faktor yang menyebabkan El Nino dan La Nina, diantaranya yaitu:
- Anomali suhu yang mencolok di perairan samudera pasifik.
- Melemahnya angin pasat (trade winds) di selatan pasifik yang menyebabkan pergerakan angin jauh dari normal.
- Kenaikan daya tampung lapisan atmosfer yang disebabkan oleh pemanasan dari perairan panas dibawahnya. Hal ini terjadi di perairan peru pada saat musim panas.
- Adanya perbedaan arus laut di perairan samudera pasifik.
Dari faktor-faktor di atas bisa kita lihat, setelah kita mempelajari angin dan arus ternyata ada hubungannya dengan terjadinya fenomena La Nina dan El Nino. Maka sangat jelas yang menyebabkan fenomena ini salah satunya angin dan arus laut. Proses terjadinya yaitu pada bulan desember, posisi matahari berada di titik balik selatan bumi, sehingga daerang lintang selatan mengalami musim panas.
Di Peru mengalami musim panas dan arus laut dingin Humboldt tergantikan oleh arus laut panas. Karena kuatnya penyinaran oleh sinar matahari perairan di pasifik tengah dan timur, menyebabkan meningkatnya suhu dan kelembapan udara pada atmosfer. Sehingga tekanan udara di pasifik tengah dan timur rendah, yang kemudian yang diikuti awan-awan konvektif (awan yang terbentuk oleh penyinaran matahari yang kuat).
Sedangkan di bagian pasifik barat tekanan udaranya tinggi yaitu di Indonesia (yang pada dasarnya dipengaruhi oleh angin musoon, angin pasat dan angin lokal. Akan tetapi pengaruh angin munson yang lebih kuat dari daratan Asia), menyebabkan sulit terbentuknya awan. Karena sifat dari udara yang bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari pasifik barat bergerak ke pasifik tengah dan timur. Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di atas Indonesia bergeser ke pasifik tengah dan timur.
El nino menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian timur menjelang hari natal (Desember). Fenomena yang teramati adalah meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin. Fenomena ini mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya.
Pemberian nama El-Nino pada fenomena ini disebabkan oleh karena kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember. El-Nino (bahasa Spanyol) sendiri dapat diartikan sebagai “anak lelaki”. Di kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu permukaan laut akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan”. Fenomena ini memiliki periode 3-7 tahun.
1. Arus laut El-nino
El Nino merupakan salah satu bentuk penyimpangan iklim di Samudera Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut di daerah khatulistiwa bagian tengah dan timur. Gilbart Walker mengemukakan tentang El Nino dan sekarang dikenal dengan Sirkulasi Walker, yaitu sirkulasi angin Timur-Barat di atas Perairan Pasifik Tropis. Sirkulasi ini timbul karena perbedaan temperatur di atas perairan yang luas pada daerah tersebut yakni:
a) Perairan sepanjang pantai China dan Jepang, atau California Utara dan Virginia, lebih hangat dibandingkan dengan perairan sepanjang pantai Portugal dan California. Sedangkan perairan di sekitar wilayah Indonesia lebih hangat daripada perairan di sekitar Peru, Chile dan Ekuador.
b) Pebedaan temperatur lautan di arah Timur-Barat ini menyebabkan perbedaan tekanan udara permukaan di antara tempat tempat tersebut.
c) Udara bergerak naik di wilayah yang lebih hangat dan bergerak turun di wilayah lautan yang lebih dingin. Dan menyebabkan aliran udara di lapisan permukaan bergerak dari Timur ke Barat.
El-Nino ditandai dengan adanya perbedaan antara Tahiti dan Darwin yang disebut Osilasi selatan dan menjadi ENSO (El-Nino Suthern Oscillation). El-Nino terjadi pada indeks osilasi selatan negatif, artinya tekanan udara diatas Tahiti lebih rendah di bandingkan dengan tekanan udara di atas Darwin. Daerah El-Nino dibagi menjadi Nino 1 (50S-100S, 900B- Darat), Nino 2 (00-50S, 900B-Darat), Nino 3 (50U-50S, 1500B-900B), dan Nino 4 (50U-50S, 1600T-1500B).
Pada peristiwa El-Nino tekanan udara di atas Darwin lebih besar dari pada tekanan udara di atas Tahiti, sehingga El-Nino terjadi perubahan angin terutama sirkulasi zonal (sirkulasi walker) yang semula timuran menjadi baratan, dan awan konveksi akan bergerak ke timur menjauhi wilayah indonesia. Peristiwa El-Nino adalah reaksi pasifik selatan terhadap gaya atmosfer yang bekerja melalui angin pasat.
Setiap tiga sampai tujuh tahun arus laut yang panas atau El-Nino ini menggantikan arus laut yang biasanya sejuk di luar pantai peru, Amerika Selatan. Pemasaan lautan ini terjadi di kawasan yang luas meliputi Pasifik Tengah dan Timur serta mempunyai kaitan dengan keadaan kejadian luar biasa cuaca di tempat-tempat tertentu di dunia seperti banjir dan kemarau yang berkepanjangan. Di Asia Tenggara, Indonesia dan Australia, keadaan lebih kering dan normal, sementara di Pasifik Tengah dan Timur berdekatan dengan khatulistiwa biasanya lembab.
Pada lazimnya, El-Nino berlaku untuk tempo 9 sampai 18 bulan. Biasanya mulai terbentuk pada awal tahun, berada di puncak pada akhir tahun dan menjadi lemah pada awal tahun berikutnya. Semasa El-Nino, perairan yang lebih panas di Pasifik Tengah dan Timur membekalkan suhu dan lembaban tambahan kepada udara pada atasnya. Ini mendorong pergerakan naik yang kuat dan dengan demikian merendahkan tekanan permukaan di dalam kawasan pergerakan udara yang menaik itu. Udara lembab yang naik itu terkondensasi lalu membentuk kawasan ribut petir yang luas dan hujan lebat di kawasan tersebut. Bagian barat pasifik termasuk Indonesia tekanan udara meningkat, menyebabkan cuaca menjadi lebih kering. Semasa ketiadaan El-Nino, tekanan permukaan di Pasifik Barat biasanya rendah dan lembab, di tengah dan timur Pasifik adalah tinggi (kering).
La Nina terjadi pada saat permukaan laut di Pasifik Tengah dan Timur suhunya lebih rendah dari biasanya pada waktu-waktu tertentu. Tekanan udara kawasan Pasifik Barat menurun yang memungkinkan terbentuknya awan. Sehingga tekanan udara di Pasifik Tengah dan Timur tinggi yang menghambat terbentuknya awan. Sedangkan di bagian Pasifik Barat tekanan udaranya rendah yaitu di Indonesia yang memudahkan terbentuknya awan cumulus nimbus, awan ini menimbulkan turun hujan lebat yang disertai petir. Karena sifat dari udara yang bergerak dari tekanan udara tinggi ke tekanan udara rendah. Menyebabkan udara dari Pasifik Tengah dan Timur bergerak ke Pasifik Barat. Hal ini juga yang menyebabkan awan konvektif di atas Pasifik Tengah dan Timur bergeser ke Pasifik Barat.
Pada masa La Nina Sirkulasi Walker memperkuat angin pasat, dan awan konveksi dari Samudra Pasifik Tengah akan bergerak menuju wilayah Indonesia. Kejadian La Nina cenderung diikuti dengan peningkatan curah hujan.
MEDIA PEMBELAJARAN
Diposting oleh
heni puja
Label:
pendidikan
/
Comments: (0)
Media pengajaran adalah sarana yang digunakan, terutama oleh pengajar, untuk menyampaikan dan memudahkan pesan pengajaran dipahami oleh siswa sebagai penerima pesan. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “peantara”, atau pengantar. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media bila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat di kemukakan bahwa media pengajaran sama pengertiannya dengan alat bantu pengajar atau audiovisual aids yang menunjukkan pada alat-alat seperti proyektor, film, papan tulis, gambar, dan sebagainya.namun demikian media pengajaran tidak dapat disamakan dengan alat peraga. Perbedaannya terletak pada fungsi dan kemampuan dalam penyampaian pesan pengajaran.
B. Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat dan fungsi media pembelajaran di kemukakan sebagai berikut:
1. Menarik minat siswa untuk belajar
Dale mengemukakan bahwa suatu demonstrasi dapat membuat kagum anak-anak, atau suati tiruan akan menarik perhatian mereka dalam waktu yang cukup lama, lebih-lebih bila ada sesuatu yang harus mereka lakukan seperti: menekan tombol, memutar engkol, menggunting, dan sebagainya.
Pendapat Dale tersebut menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih banyak melibatkan aktivitas siswa vila dilakukan dengan media pengajaran. Di samping itu, dengan media pengajaran dimungkinkan dilakukan berbagai informasi baik secara langsung oleh guru maupun melalui slide, filmstrip, film, video, dan sebagainya, sehingga siswa akan lebih aktif berperan serta dalam kegiata belajar mengajar. Hal ini akan lebih menarik munat dan perhatian siswa daripada mereka harus jadi pendengar karena guru mereka berceramah.
2. Membuat pengalaman belajar lebih permanen
Menurut Dale yang disebut pengalaman belajar permanen adalah pengalaman belajar yang membekas pada diri orang yang belajar. Pada dasarnya konsep “membekas” hanya dapat diketahui apabila orang yang belajar dapat mengungkap kembali apa yang telah dipelajari, baik bagi keperluan tertentu seperti untuk ujian, maupun dalam kehidupan sehari-hari, maka hal tersebut dapat dibuktikan dari perubahan tingkah laku dari orang yang belajar.
Media pengajaran dapat menyampaikan pesan pengajaran secara gambling dan memiliki kekuatan tinggi menimbulkan kesan akan membuat siswa memperoleh pengalaman belajar yang membekas pada dirinya. Dan pada umumnya, penggunaan media pengajaran yang telah terancang dengan baik akan lebih memungkinkan hal tersebut terjadi daripada kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa media apalagi ceramah melulu.
3. Memberikan pengalaman nyata yang merangsang aktivitas pribadi siswa
Film tentang suatu kejadian yang berkaitan dengan materi pelajaran, misalnya film tentang urbanisasi, akan memberikan penjelasan nyata tentang suau proses dan akibat yang terjadi, sehingga mudah dipahami siswa. Stimulus demikian akan merangsang siswa melakukan kegiatan peribadi seperti mengajak teman mengomentari apa yang baru saja disaksikan dan mendiskusikannya.
Dengan demikian media pembelajaran dapat memberikan pesan pengajaran yang bersifat problematis, sehingga mendorong siswa melakukan berbagai kegiatan, tidak hanya berdiskusi tetapi juga mengumpulkan data untuk memecahkan permasalahan.
4. Mengembangkan suatu ide, gagasan, pikiran yang berkesinambungan, khususnya melalui gambar bergerak
Dale menjelaskan bahwa kemampuan menarik perhatian, merangsang minat, dan sifat kesederhanaan dalam membantu siswa berpikir berurutan dari audiovisual menyatu karena dapat mempresentasikan mata pelajaran dalam cara yang konkrit. Siswa yang belajar dengan menggunakan media pembelajaran yang bersifat audiovisual akan memliki kemungkinan untuk mengembangkan ide, gagasan, dan sejenisnya yang tidak hanya berkaitan dengan isi pesan tetapi dapat berkembang ke hal lain yang menarik perhatian mereka.
5. Menyumbang pertumbuhan makna (konsep) dan meningkatkan penguasaan kosa kata
Hal ini berkaitan dengan peranan media pengajaran dalam menghilangkan unsure variabelisme pada siswa. Penguasaan siswa terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari melalui media pembelajaran akan lebih baik, sehingga sifat verbalisme (dapat menyebut makna konsep tanpa mengerti maknanya) dapat dikurangi serendah mungkin.
6. Media dapat mengatasi ruang kelas
Banyak hal yang sulit dialami secara langsung oleh siswa di dalam kelas, seperti: objek yang terlalu besar atau terlalu kecil, gerakan-gerakan yang dialami terlalu cepat atau terlalu lambat. Melalui media hal ini dapat diatasi.
Dari segi lain yaitu apabila kita melihat bahwa guru, materi, dam media adalah tiga komponen pengajaran yang sama-sama menentukan, maka peranan media dalam pembelajaran adalah untuk membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian maka media berperan membantu dan member kemudahan baik kepada guru maupun siswa untuk mencapai tujuan belajar mengajar.
C. Memilih dan Menggunakan Media
Salah satu keputusan penting yang harus dibuat dalam pola pembelajaran yaitu media apa yang dipakai sebagai sarana untuk berkomunikasi dan stimulasi dalam pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media yaitu cirri umum pemilihan media, faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, serta metode dalam memilih media. Guru harus memilih beberapa media untuk mengantar komunikasi pembelajaran. Media yang dipilih bisa suara pengajar, buku, film, atau upaya siswa sendiri.
a. Media dan situasi belajar
Pembelajaran hadir dari situasi belajar. Siuasi ini menimbulkan kendala tentang media apa yang paling efektif. Berikut adalah situasi belajar yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media:
1. Komunikasi dengan murid yang disampaikan oleh guru vs komunikasi yang disampaikan melalui media pembelajaran sendiri.
2. Murid memiliki kemampuan verbal yang cukup sebanding dalam memakai komunikasi cetak vs murid yang memiliki kemampuan verbal yang tidak memadai.
3. Komunikasi yang secara langsung disampaikan kepada siswa vs komunikasi yang disiarkan dari stasiun pusat.
4. Kemampuan yang akan dipelajari sedemikian rupa sehingga kesalahan yang timbul bersifat serius vs kemampuan yang kesalahannya berat yang timbul tidak bersifat serius.
b. Kriteria pemilihan media
Media adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Akan tetapi mengingat beraneka ragamnya serta masing-masing media memiliki karakteristik sendiri, dan juga media pembelajaran tergolong pada komponen integral dalam suatu sistem pembelajaran, maka penggunaannya memerlukan pemikiran yang sungguh cermat agar bisa tepat memilihnya.
Dalam hubungan ini maka ditetapkan kriteria yang relevan dan fungsional sebagai dasar menetapkan media pengajaran sebagai berikut:
1. Tidak ada media yang cocok untuk semua tujuan
2. Media ini dapat dipakai konsisten mengajar tujuan
3. Media tersebut dikuasai pemakaiannya oleh yang bersangkutan
4. Media tersebut memungkinkan untuk membuat seseorang untuk belajar
5. Media tersebut cocok dengan kecakapan dan gaya belajar siswa
6. Baik buruknya tidak berganting pada konkrit dan abstraknya
7. Media dipilih hendaknya atas pertimbangan yang objektif
8. Keadaan fisis pada saat media itu dipakai ikut pula sebagai pertimbangan
Dari hal yang telah disebutkan di atas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media, antara lain sebagai berikut:
1) Tujuan
Media yang kita pilih hendaknya menunjang tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
2) Ketepatgunaan
Penentuan media sesuai atau tidak barang kali dapat dikaitkandengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Jika materi yang akan disampaikan dan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari suatu benda, maka gambar mati seperti bagan, chart, atau slide dapat dipergunakan, sedangkan yang akan dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak, maka media film atau video lebih tepat.
3) Keadaan siswa
Sebuah program media mungkin cocok untuk tujuan tertentu. Akan tetapi kerumitannya serta kosa kata yang dipakai jauh dari kemampuan siswa (dalam arti di atas kemampuan mereka) maka media tersebut tidak dapat dipilih.
4) Ketersediaan
Seringkali media yang kita nilai sangat tepat untuk mencapai tujuan pengajaran, umpamanya film, ternyata diperpustakaan kita tidak tersedia, sedangkan untuk memproduksi sendiri jauh dari mungkin.
5) Mutu teknis
Umpamanya kita akan menerangkan bagaimana cara kerja mesin, dan kita menggunakan media slide. Ternyata pengambilannya tidak terlalu memenuhi syarat syarat hasilnya, sehingga ada bagian penting yang tidak jelas. Jadi karena mutu teknisnya tidak memenuhu syarat, maka media slide tidak dapat dipergunakan.
6) Kemampuan guru
Mampu tidaknya guru mengoperasikan suatu media.
7) Biaya
Biaya yang dikeluarkan untuk untuk mendapatkan dan menggunakan media hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil yang dicapai.
D. Klasifikasi Media
Media dapat dikelompokkan menjadi media untuk dilihat, didengar, dibaca, dan sebagainya. Berdasarkan klasifikasi tersebut jenis-jenis media dapat dibedakan menjadi:
a. Media visual: gambar, foto, bagan, skema, grafik, film, slide transparansi, dan sebagainya.
b. Media audio: radio, piringan hitam, tape recorder.
c. Media pandang dengar: film, TV, video tape, dan sebagainya.
d. Media display: papan tulis, papan bulletin, papan flannel.
e. Media cetak: buku, surat kabar, majalah, bulletin, dan sebagainya.
f. Pengalaman sebenarnya maupun tiruan: kerja praktek, permainan, karya wisata, dramatisasi, simulasi, penghayatan dalam masyarakat, dan sebagainya.
DAFTAR RUJUKAN
Al Hakim, Suparlan. 1984. Media Pengajaran Pendidikan Moral Pancasila. Malang: IKIP Malang.
Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Purwanto, Edy. 1994. Media Pengajaran IPS-Geografi. Malang: IKIP Malang.
D. Dwiyogo, Wasis. 2008. Aplikasi Teknologi Pembelajaran: Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.