MEDIA PEMBELAJARAN




A.    Pengertian Media Pembelajaran
Media pengajaran adalah sarana yang digunakan, terutama oleh pengajar, untuk menyampaikan dan memudahkan pesan pengajaran dipahami oleh siswa sebagai penerima pesan. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “peantara”, atau pengantar. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media bila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat di kemukakan bahwa media pengajaran sama pengertiannya dengan alat bantu pengajar atau audiovisual aids yang menunjukkan pada alat-alat seperti proyektor, film, papan tulis, gambar, dan sebagainya.namun demikian media pengajaran tidak dapat disamakan dengan alat peraga. Perbedaannya terletak pada fungsi dan kemampuan dalam penyampaian pesan pengajaran.
B.     Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat dan fungsi media pembelajaran di kemukakan sebagai berikut:
1.      Menarik minat siswa untuk belajar
Dale mengemukakan bahwa suatu demonstrasi dapat membuat kagum anak-anak, atau suati tiruan akan menarik perhatian mereka dalam waktu yang cukup lama, lebih-lebih bila ada sesuatu yang harus mereka lakukan seperti: menekan tombol, memutar engkol, menggunting, dan sebagainya.
Pendapat Dale tersebut menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih banyak melibatkan aktivitas siswa vila dilakukan dengan media pengajaran. Di samping itu, dengan media pengajaran dimungkinkan dilakukan berbagai informasi baik secara langsung oleh guru maupun melalui slide, filmstrip, film, video, dan sebagainya, sehingga siswa akan lebih aktif berperan serta dalam kegiata belajar mengajar. Hal ini akan lebih menarik munat dan perhatian siswa daripada mereka harus jadi pendengar karena guru mereka berceramah.
2.      Membuat pengalaman belajar lebih permanen
              Menurut Dale yang disebut pengalaman belajar permanen adalah pengalaman belajar yang membekas pada diri orang yang belajar. Pada dasarnya konsep “membekas” hanya dapat diketahui apabila orang yang belajar dapat mengungkap kembali apa yang telah dipelajari, baik bagi keperluan tertentu seperti untuk ujian, maupun dalam kehidupan sehari-hari, maka hal tersebut dapat dibuktikan dari perubahan tingkah laku dari orang yang belajar.
            Media pengajaran dapat menyampaikan pesan pengajaran secara gambling dan memiliki kekuatan tinggi menimbulkan kesan akan membuat siswa memperoleh pengalaman belajar yang membekas pada dirinya. Dan pada umumnya, penggunaan media pengajaran yang telah terancang dengan baik akan lebih memungkinkan hal tersebut terjadi daripada kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa media apalagi ceramah melulu.
3.      Memberikan pengalaman nyata yang merangsang aktivitas pribadi siswa
            Film tentang suatu kejadian yang berkaitan dengan materi pelajaran, misalnya film tentang urbanisasi, akan memberikan penjelasan nyata tentang suau proses dan akibat yang terjadi, sehingga mudah dipahami siswa. Stimulus demikian akan merangsang siswa melakukan kegiatan peribadi seperti mengajak teman mengomentari apa yang baru saja disaksikan dan mendiskusikannya.
            Dengan demikian media pembelajaran dapat memberikan pesan pengajaran yang bersifat problematis, sehingga mendorong siswa melakukan berbagai kegiatan, tidak hanya berdiskusi tetapi juga mengumpulkan data untuk memecahkan permasalahan.
4.      Mengembangkan suatu ide, gagasan, pikiran yang berkesinambungan, khususnya melalui gambar bergerak
            Dale menjelaskan bahwa kemampuan menarik perhatian, merangsang minat, dan sifat kesederhanaan dalam membantu siswa berpikir berurutan dari audiovisual menyatu karena dapat mempresentasikan mata pelajaran dalam cara yang konkrit. Siswa yang belajar dengan menggunakan media pembelajaran yang bersifat audiovisual akan memliki kemungkinan untuk mengembangkan ide, gagasan, dan sejenisnya yang tidak hanya berkaitan dengan isi pesan tetapi dapat berkembang ke hal lain yang menarik perhatian mereka.
5.      Menyumbang pertumbuhan makna (konsep) dan meningkatkan penguasaan kosa kata
      Hal ini berkaitan dengan peranan media pengajaran dalam menghilangkan unsure variabelisme pada siswa. Penguasaan siswa terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari melalui media pembelajaran akan lebih baik, sehingga sifat verbalisme (dapat menyebut makna konsep tanpa mengerti maknanya) dapat dikurangi serendah mungkin.
6.      Media dapat mengatasi ruang kelas
            Banyak hal yang sulit dialami secara langsung oleh siswa di dalam kelas, seperti: objek yang terlalu besar atau terlalu kecil, gerakan-gerakan yang dialami terlalu cepat atau terlalu lambat. Melalui media hal ini dapat diatasi.
Dari segi lain yaitu apabila kita melihat bahwa guru, materi, dam media adalah tiga komponen pengajaran yang sama-sama menentukan, maka peranan media dalam pembelajaran adalah untuk membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian maka media berperan membantu dan member kemudahan baik kepada guru maupun siswa untuk mencapai tujuan belajar mengajar.
C.     Memilih dan Menggunakan Media
            Salah satu keputusan penting yang harus dibuat dalam pola pembelajaran yaitu media apa yang dipakai sebagai sarana untuk berkomunikasi dan stimulasi dalam pembelajaran. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media yaitu cirri umum pemilihan media, faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media, serta metode dalam memilih media. Guru harus memilih beberapa media untuk mengantar komunikasi pembelajaran. Media yang dipilih bisa suara pengajar, buku, film, atau upaya siswa sendiri.
a.       Media dan situasi belajar
            Pembelajaran hadir dari situasi belajar. Siuasi ini menimbulkan kendala tentang media apa yang paling efektif. Berikut adalah situasi belajar yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media:
1.      Komunikasi dengan murid yang disampaikan oleh guru vs komunikasi yang disampaikan melalui media pembelajaran sendiri.
2.      Murid memiliki kemampuan verbal yang cukup sebanding dalam memakai komunikasi cetak vs murid yang memiliki kemampuan verbal yang tidak memadai.
3.      Komunikasi yang secara langsung disampaikan kepada siswa vs komunikasi yang disiarkan dari stasiun pusat.
4.      Kemampuan yang akan dipelajari sedemikian rupa sehingga kesalahan yang timbul bersifat serius vs kemampuan yang kesalahannya berat yang timbul tidak bersifat serius.

b.      Kriteria pemilihan media
            Media adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Akan tetapi mengingat beraneka ragamnya serta masing-masing media memiliki karakteristik sendiri, dan juga media pembelajaran tergolong pada komponen integral dalam suatu sistem pembelajaran, maka penggunaannya memerlukan pemikiran yang sungguh cermat agar bisa tepat memilihnya.
            Dalam hubungan ini maka ditetapkan kriteria yang relevan dan fungsional sebagai dasar menetapkan media pengajaran sebagai berikut:
1.      Tidak ada media yang cocok untuk semua tujuan
2.      Media ini dapat dipakai konsisten mengajar tujuan
3.      Media tersebut dikuasai pemakaiannya oleh yang bersangkutan
4.      Media tersebut memungkinkan untuk membuat seseorang untuk belajar
5.      Media tersebut cocok dengan kecakapan dan gaya belajar siswa
6.      Baik buruknya tidak berganting pada konkrit dan abstraknya
7.      Media dipilih hendaknya atas pertimbangan yang objektif
8.      Keadaan fisis pada saat media itu dipakai ikut pula sebagai pertimbangan
      Dari hal yang telah disebutkan di atas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media, antara lain sebagai berikut:
1)      Tujuan
            Media yang kita pilih hendaknya menunjang tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
2)      Ketepatgunaan
            Penentuan media sesuai atau tidak barang kali dapat dikaitkandengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Jika materi yang akan disampaikan dan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari suatu benda, maka gambar mati seperti bagan, chart, atau slide dapat dipergunakan, sedangkan yang akan dipelajari adalah aspek-aspek yang menyangkut gerak, maka media film atau video lebih tepat.
3)      Keadaan siswa
            Sebuah program media mungkin cocok untuk tujuan tertentu. Akan tetapi kerumitannya serta kosa kata yang dipakai jauh dari kemampuan siswa (dalam arti di atas kemampuan mereka) maka media tersebut tidak dapat dipilih.
4)      Ketersediaan
            Seringkali media yang kita nilai sangat tepat untuk mencapai tujuan pengajaran, umpamanya film, ternyata diperpustakaan kita tidak tersedia, sedangkan untuk memproduksi sendiri jauh dari mungkin.
5)      Mutu teknis
            Umpamanya kita akan menerangkan bagaimana cara kerja mesin, dan kita menggunakan media slide. Ternyata pengambilannya tidak terlalu memenuhi syarat  syarat hasilnya, sehingga ada bagian penting yang tidak jelas. Jadi karena mutu teknisnya tidak memenuhu syarat, maka media slide tidak dapat dipergunakan.
6)      Kemampuan guru
            Mampu tidaknya guru mengoperasikan suatu media.
7)      Biaya
            Biaya yang dikeluarkan untuk untuk mendapatkan dan menggunakan media hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil yang dicapai.
D.    Klasifikasi Media
      Media dapat dikelompokkan menjadi media untuk dilihat, didengar, dibaca, dan sebagainya. Berdasarkan klasifikasi tersebut jenis-jenis media dapat dibedakan menjadi:
a.       Media visual: gambar, foto, bagan, skema, grafik, film, slide transparansi, dan sebagainya.
b.      Media audio: radio, piringan hitam, tape recorder.
c.       Media pandang dengar: film, TV, video tape, dan sebagainya.
d.      Media display: papan tulis, papan bulletin, papan flannel.
e.       Media cetak: buku, surat kabar, majalah, bulletin, dan sebagainya.
f.       Pengalaman sebenarnya maupun tiruan: kerja praktek, permainan, karya wisata, dramatisasi, simulasi, penghayatan dalam masyarakat, dan sebagainya.
DAFTAR RUJUKAN
Al Hakim, Suparlan. 1984. Media Pengajaran Pendidikan Moral Pancasila. Malang: IKIP Malang.
Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Purwanto, Edy. 1994. Media Pengajaran IPS-Geografi. Malang: IKIP Malang. 
D.    Dwiyogo, Wasis. 2008. Aplikasi Teknologi Pembelajaran: Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.



0 komentar:

Posting Komentar