1. Definisi
Biogeografi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
makhluk hidup dan geografi, dalam penyebaran atau distribusi makhluk
hidup di bagian bumi termasuk asal dan cara penyebarannya. Penyebaran makhluk
hidup dibedakan atas penyebaran hewan dan tumbuhan. Dalam pengertiannya
biogeografi diartikan suatu study yang mempelajari distribusi atau sebaran
geografi hewan dan tumbuhan di permukaan bumi. Faktor-faktor
lingkungan seperti suhu, curah hujan, jenis tanah, dan topografi sangat
mempengaruhi pola distribusi dari suatu makhluk hidup.
Dalam pengertian yang lain,
biogeografi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran organisme di
muka bumi. Organisme yang dipelajari mencakup organisme yang masih hidup
dan organisme yang sudah punah. Dalam
biogeografi dipelajari bahwa penyebaran organisme dari suatu tempat ke tampat
lain melintasi berbagai faktor penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi
pengendali penyebaran organisme. Faktor penghalang uang utama adalah iklim dan
topografi. Akibat dari hal tersebut, maka di permukaan bumi terbentuk kelompok-kelompok hewan dan
tumbuhan yang menempati daerah yang berbeda-beda.
Di
dunia ini dikenal 6 daerah biogeografi dengan masing-masing daerah yang
memiliki perbedaan dan keseragaman tertentu (unik) dalam kelompok-kelompoknya. Daerah
biogeografi ini dinamakan Australia, Oriental, Ethiopia, Neotropika, Paleartik
dan Neartik. Karena fauna Paleartik dan Neartik adalah serupa, maka kedua
daerah biogeografi ini kadang-kadang digabung menjadi Holartik.
2. Proses-proses
perubahan penyebaran biogeografi
Distribusi organisme
dipengaruhi oleh sejarah, iklim masa lalu, susunan atau bentuk-bentuk benua, hubungan
ekologis masa lalu dengan masa sekarang, dan semua interaksi satu sama lainnya.
Karena kompleksitas hubungan ini, maka para pakar biogeografi telah cenderung
memusatkan pada salah satu dari dua pendekatan utama terhadap bidang ilmu ini.
Komunitas yang terdiri
dari berbagai populasi bersifat dinamis dalam interaksinya yang berarti dalam
ekosistem mengalami perubahan sepanjang masa. Perkembangan ekosistem menuju
kedewasaan dan keseimbangan dikenal sebagai suksesi
ekologis atau suksesi. Suksesi terjadi
sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem.
Proses suksesi berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem klimaks atau telah tercapai keadaan
seimbang (homeostatis).
Di alam ini terdapat
dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder.
a.
Suksesi Primer
Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terns mengadakan pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh. Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi. Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan yang terjadi
Suksesi primer terjadi bila komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya tanah longsor, letusan gunung berapi, endapan lumpur yang baru di muara sungai, dan endapan pasir di pantai. Gangguan dapat pula karena perbuatan manusia misalnya penambangan timah, batubara, dan minyak bumi. Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terns mengadakan pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur sehingga keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh. Tumbuhan semak menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi. Lama kelamaan semak menjadi dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar sehingga terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut mencapai kesetimbangan atau dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan yang terjadi
b. Suksesi sekunder
Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja.
Suksesi sekunder terjadi bila suatu komunitas mengalami gangguan, baik secara alami maupun buatan. Gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga dalam komunitas tersebut substrat lama dan kehidupan masih ada. Contohnya, gangguan alami misalnya banjir, gelombang taut, kebakaran, angin kencang, dan gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput dengan sengaja.
Perbedaan
antara Flora Indonesia Barat dan Timur
Karakteristik
flora di Indonesia barat dengan flora yang ada di Indonesia ttimur juga
memiliki perbedaan. Berikut adalah perbedaan karakteristik flora di Indonesia
Barat dan Indonesia Timur:
Flora di Indonesia bagian Barat
-
Banyak terdapat jenis meranti-ranti
-
Terdapat berbagai jenis
rotan
-
Tidak memiliki hutan
kayu putih
-
Memiliki jenis tumbuhan
matoa (pometia pinnata) yang sedikit
-
Memiliki jenis tumbuhan
sagu yang sedikit
-
Memiliki berbagai jenis
nangka
Flora di Indonesia bagian Timur
-
Memiliki jenis
meranti-rantian yang sedikit
-
Tidak memiliki rotan
-
Terdapat hutan kayu
putih
-
Memiliki berbagai jenis
tumbuhan matoa (khusunya di Papua)
-
Memiliki banyak
tumbuhan sagu
-
Tidak terdapat jenis
nangka
0 komentar:
Posting Komentar