A.
Kondisi Umum Kabupaten Lumajang
Kabupaten Lumajang terletak pada
112°53'–113°23' Bujur Timur dan 7°54'–8°23' Lintang Selatan. Kabupaten Lumajang
terdiri dari dataran yang subur karena diapit oleh tiga gunung berapi
yaitu Gunung Semeru dengan ketinggian
3.676 m, Gunung Bromo dengan ketinggian 3.2952 m, dan Gunung Lamongan yang
tingginya 1.668 m. Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Lumajang adalah sebagai
berikut :
- Sebelah barat : Kabupaten Malang
- Sebelah utara : Kabupaten Probolinggo
- Sebelah timur : Kabupaten Jember
- Sebelah selatan :
Samudera Indonesia
Ketinggian daerah
Kabupaten Lumajang bervariasi dari 0-3.676 m. Lumajang merupakan salah satu
kabupaten yang terletak di kawasan
tapal kuda Provinsi Jawa Timur.
Di bagian barat laut, yakni di perbatasan dengan Kabupaten Malang dan Kabupaten
Probolinggo, terdapat rangkaian Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru. Bagian timur
laut adalah ujung barat
Pegunungan Iyang. Bagian
Timur yang ber-relief rendah menjadikan Lumajang memiliki banyak wisata Pantai
seperti Pantai Bambang, Watu Pecak, Watu Godeg, dan Watu Gedeg.
Di lingkaran
pegunungan Semeru terdapat daerah Piket Nol yang menjadi puncak tertinggi di
lintas perbukitan selatan berdekatan dengan Goa Tetes yang eksotis. Di Daerah
Sumber Mujur juga terdapat Kawasan Hutan Bambu di sekitar mata air Sumber
Deling yang merupakan kawasan pemuliaan dan pelestarian aneka jenis tanaman bambu.
Selain itu, di Pasrujambe terdapat sebuah tempat wisata mata air suci dan pura
watu klosot yang menjadi kawasan tujuan wisata bagi peziarah hindu dari Bali. Kecenderungan
masyarakat sekarang lebih suka pada obyek wisata alam. Sejumlah obyek wisata
alam di Kabupaten Lumajang yang sangat potensial antara lain, Segi Tiga Ranu,
Hutan Bambu, Pantai Bambang, dan sebagainya.
B. Wisata Pantai Bambang
Pantai Bambang
merupakan salah satu icon dari Kabupaten Lumajang yang secara administrasi
terletak di Desa Bago, Kecamatan Pasirian. Pantai ini terletak pada 8°17’ 26,5”
LS dan 113°06’37,8” BT. Pantai Bambang merupakan salah satu tepi pantai
Samudera Hindia yang dikenal sebagai pantai selatan.
Pantai Bambang
memiliki bentuk lahan marin yang dibentuk oleh gelombang laut. Tipe
gelombangnya adalah spilling karena dorongan angin dari samudera terhambat oleh
bentangan Pulau Nusa Barong sehingga gelombangnya tidak terlalu besar. Abrasi
di pantai ini sangat kuat dan anginnya lembab.
Pasir di pantai ini berwarna hitam berkadar besi tinggi yang berasal
dari material Gunung Semeru yang mengalir mengikuti aliran lava atau sungai. Pasir
ini juga berfungsi untuk menampung air hujan sehingga di sekitar daerah
tersebut banyak terdapat air tawar meskipun di dekat laut.
Seperti kebanyakan
pantai selatan lainnya, Pantai Bambang masih mempunyai nilai magis yaitu dengan
kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan Nyi Roro Kidul, meskipun kepercayaan
tersebut tidak sekental di Parangtritis Yogyakarta. Pada saat terjadi kecelakaan,
misalnya ada pengunjung yang terseret arus, masyarakat percaya bahwa hal
tersebut terjadi karena Ratu Pantai Selatan meminta tumbal. Masyarakatpun
percaya bahwa setiap tahunnya akan ada korban atau tumbal yang diminta oleh
Ratu Pantai Selatan.
Saat hari-hari libur
seperti liburan sekolah maupun hari-hari besar, Pantai Bambang selalu ramai
dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan lokal maupun dari luar daerah. Hal ini
dikarenakan pantai ini mudah dijangkau oleh kendaraan roda dua dan roda empat
dengan akses jalan yang mudah. Selain itu penyediaan tempat parkir yang cukup
luas membuat pengunjung yang membawa kendaraan pribadi menjadi nyaman dan
merasa aman.
Saat memasuki pantai,
pengunjung akan disuguhi dengan pemandangan hutan jati. Hutan ini menambah
keindahan dan minat pengunjung pantai. Untuk mendukung Pantai Bambang sebagai
tempat wisata, di beberapa sisi pantai terdapat warung-warung kecil yang
menjual makanan dan minuman. Makanan yang di jual di sana sangat berfariasi,
mulai dari makanan ringan sampai makanan yang mengenyangkan. Selain itu juga
ada tempat persewaan kamar mandi sehingga ketika selesai bermain di pantai,
pengunjung dapat membersihkan diri di kamar mandi tersebut.
Keamanan di Pantai
Bambang cukup terjamin karena pada saat hari-hari besar seperti Hari Raya Idul
Fitri pemerintah memperketat keamanan untuk meminimalisir tindak kejahatan
maupun menjaga keamanan pengunjung di pantai. Setiap Hari Raya Idul Fitri
dipastikan pengunjung akan sangat banyak oleh sebab itu pemerintah bekerja sama
dengan masyarakat sekitar membentuk tim keamanan yang beranggotakan dari
anggota Polsek Pasirian, anggota Koramil Pasirian, anggota Polres Lumajang, dan
juga tim SAR. Dengan demikian keamanan di Pantai Bambang cukup terjamin
sehingga pengunjung merasa aman dan nyaman saat liburan di sana.
Namun demikian masih
ada beberapa kekurangan Pantai Bambang sebagai tempat wisata. Kebersihan Pantai
Bambang masih kurang mendapat perhatian. Banyak terdapat sampah plastik dan
sampah dari laut yang tercecer di pasir. Pemandangan sampah ini jelas terlihat
pada hari-hari besar saat pengunjung pantai banyak. Untuk menindak lanjut
kebersihan di pantai ini, perlu di galakkan pengelolaan kebersihan di Pantai
Bambang agar keindahan pantai tidak tertutup oleh sampah.
Keberadaan tower
pemantau yang permanen belum tersedia di Pantai Bambang. Tower pemantau ini
sangat penting karena Pantai Bambang merupakan pantai yang berombak besar dan
sering memakan korban. Hal ini dirasa perlu untuk dipertimbangkan keberadaannya
mengingat fungsi vitalnya sebagai salah satu sarana pendukung wisata di pantai
ini.
Keindahan Pantai
Bambang memang sudah diakui oleh masyarakat banyak, akan tetapi masih ada
beberapa hal yang masih perlu dibenahi agar menambah daya tarik pantai ini.
Selain yang telah diungkapkan di atas bahwa masalah kebersihan dan tower
pemantau yang sangat penting keberadaannya, perlu adanya fasilitas pendukung
lain. Fasilitas yang dimaksud yaitu misalnya penambahan area bermain atau
pembangunan pantai yang bisa menarik minat pengunjung untuk datang. Dengan
membangun area bermain, pantai ini akan
mempunyai fariasi wisata yang dapat ditonjolkan.
DAFTAR PUSTAKA
Astina, I Komang. 2003. Geografi Pariwisata. Malang:
Universitas Negeri Malang.