I. DATA-DATA
HISTORIS PERKEMBANGAN GEOGRAFI
1. Perkembangan
sebelum abad ke-20
Perkembangan geografi sebagai bidang studi sangat
lamban. Dalam perkembangannya, banyak konsep-konsep mengenai tujuan dan metode
geografi telah dirumuskan, dicoba dirumuskan kembali, ataupun ditinggalkan sama
sekali. Gagasan-gagasan geografi ini berasal dari tulisan-tulisan Yunani purba:
-
Thales dari Miletus (±624-545 Sebelum Masehi) yang dianggap sebagai
geografi Yunani pertama.
-
Erathosthenes (±276-195 Sebelum Masehi) yaitu seorang
ahli matematik dan astronomi Yunani di Iskadariah, mungkin adalah orang pertama
yang menggunakan istilah “gografi”.
-
Herodotus (±484-425 Sebelum Masehi) yang telah
memberi nama kepada tiga benua yang berbatasan dengan Laut Tengah bagian timur
yaitu Eropa, di sebelah utara yaitu Asia, dan di sebelah selatan yaitu Afrika.
Berbeda dengan orang Yunani, orang-orang Romawi
lebih mementingkan masalah praktis dalam hal geografi. Tulisan tentang geografi
secara ensiklopidis yang terkenal yaitu hasil karya:
-
Strabo (±64
SM – 20 M), yang terdiri dari 17 jilid yang menyajikan secara deskriptif
seluruh dunia yang di kenal pada waktu itu.
-
Claudius Ptolomeus (127-141 atau 151 M),
mempersatukan ajaran-ajaran geografi dari orang Yunani dan dialah yang
menggunakan istilah “geography” untuk
studi geografi dunia secara keseluruhan, “chorography”
untuk studi bagian-bagian dunia, dan “topography”
untuk studi lokalitas-lokalitas kecil secara terperinci.
Masa suram bagi perkembangan geografi dimulai
sebelum jatuhnya Kerajaan Romawi. Pada massa ini banyak tulisan-tulisan Yunani
di terjemahkan ke dalam kitab Arab.Pedagang-pedagang Keliling seperti Ibn
Haukal (abad ke-10 M), Ibn Batutah (abad ke-14), serta para cendikiawan muslim
mengawetkan ajaran-ajaran Yunani dan menambah pengetahuan-pengetahuan dan
konsep baru.
Pada abad ke-16 s/d 18 timbul revival studi Geografi
di Barat yang dipelopori oleh Petrus Apianus (Peter Bienawitz) dan Gerakan
Mercator (Gerakan Kremer). Tetapi kejadian itu benar-benar di mulai sejak
tulisan-tulisan monumental oleh Phillip Cluver (1580-1622) dan Bernhard Varen (1622-1650).
Tokoh yang telah memberikan tempat pada geografi dalam hubungan menyeluruh dari
“organized, objective knowledge” atau “science” adalah Immanual Kant (1724-1804).
Pada abad ke 18 ada dua tujuan utama dari geografi,
yaitu:
1) Mempelajari
bentuk dan besarnya bumi, yang diawali oleh aliran Ptolomeus dan Apianus
Mercator.
2) Komplikasi
dan deskripsi informatif tentang negara dan wilayah, yang diawali oleh Strabo
dan Munster.
Dari kedua kerangka geografi tersebut menurut Kant
adalah mungkin untuk mengklasifikasi semua pengetahuan yang diperoleh dengan
observasi menurut klasifikasi logis dan klasifikasifik (menurut waktu dan
tempat).
Deskripsi menurut waktu adalah sejarah, yaitu yang
melaporkan serentetan fenomena yang saling bersusulan. Sedangkan deskripsi
menurut tempat adalah geografi, yang melaporkan sejumlah fenomena yang
berdampingan. Sejarah dan geografi bersama-sama mengisi persepsi kita.
Kant menganggap geogafi fisik sebagai dasar bukan
hanya dai sejarah, tetapi juga dari berbagai macam geografi lain seperti:
1) Geografi
moral: studi tentang berbagai adat istiadat dan cirri-ciri dari kemanusiaan.
2) Geografi
matematik: pengukuran bentuk, besar, dan gerak bumi seta tempatnya dalam tata
surya.
3) Geografi
politik: studi wilayah menurut organisasi pemerintahannya.
4) Geografi
komersial: studi tentang perdagangan hasil-hasil surplus dari Negara-negara.
5) Geografi
teologi: studi tentang penyebaran agama.
Semenjak Kant, tradisi matematis dilanjutkan oleh
para kartograf pada garis batas antara geografis dan geodesi. Penulisan
deskriptif mengenai tempat-tempat telah menjadi aliran utama geografi. Namun
aliran utama ini kemudian berubah lagi yang disebabkan terutama oleh
orang-orang besar dalam pengembangan pemikiran tentang geografis seperti Baron
Friendrick Meiderich Alexander Von Humboldt (1769-1895) dan Carl Ritter
(1779-1899).
Sebelum von Humbolt Ritter, diskripsi geografis bertujuan
praktis (keperluan pemerintahan, militer, atau dasar unuk memahami sejarah) dan
kurang berlandaskan asas-asas ilmiah. Von Humbolt dan Ritter masing-masing
telah memberikan dua sumbangan besar kepada studi geografi.
Sumbangan von Humbolt terhadap studi geografi
adalah:
1) Menerapkan
pengetahuan tentang proses-prses fisis dan biologis dalam klasifikasi
sistimatis dan deskripsi perbandingan tentang fenomena yang diamati.
2) Memberikan
metode untuk mengukur fenomena-fenomena yang diamati tersebut.
Adapun sumbangan Ritter adalah:
1) Pendapat
bahwa dalam geografi kita harus melangkah dari observasi ke observasi dan bukan
dari opini ke hipotesa ke observasi.
2) Pendekatan
yang lebih bersifat regional dari pada sitenatis, ia memusatkan perhatiannya
kepada tempat-tempat tertentu dan kepada fenomena-fenomena yang secara
sistematis berhubungan di tempat maupun terdapatnya mereka.
2. Perkembangan
pada abad ke-20
Pada awal abad ke 20, timbul aliran utama baru yang
memandang geografi sebagai “chorography
science” (choro/choros = tempat,
tanah,ruang), yang dirumuskan oleh para cendikiawan Jerman yaitu Verdinan von
Richthofon dan Alfred Hettner. Chorography
science mencakup studi tata susunan wilayah dan asosiasi hal-hal di
permukaan bumi dan meneliti sebab akibat dari diferensiasi areal tersebut.
Paul Vidal de la Blanche (1845-1918) dari Perancis
menentang determinisme mengenai hubungan aktivitas insani terhadap lingkungan
fisiknya. Ia menganggap manusia sebagai active
agent yang bekerja dalam suatu setting yang sekaligus memberikan
kemungkinan-kemungkinan dan hambatan-hambatan terhadap keinginannnya. Ia
berkeyakinan bahwa cara untuk maju dalam studi geografi adalah dengan
memusatkan perhatian terhadap wilayah-wilayah yang relatif kecil untuk secara
terperinci menelaah differensiasi areal yang disebabkan oleh proses-proses
fisik insani.
Sejak tahun 1920 metode studi lapangan yang
terperinci telah diterapkan dengan sukses dan meningkat terhadap problem
perencanaan tata bumi yang praktis.pendapat bahwa inventarisasi kualitas dan
penggunaan tanah merupakan dasar asasi untuk meru,uskan land use policy semakin
meluas.
Suatu bidang studi yang juga semakin penting yaitu “spatial interchange”, yaitu studi
tentang pergerakan dan komunikasi yang menghubungkan satu wilayah dengan
wilayah yang lain. Bahkan tendensinya adalah untuk menerapkan rumus-rumus
matematik untuk melukiskan volume dan kecepatan gerakan-gerakan dengan
hubungannya dengan faktor lokasi dan jarak.
Pada abad ini terdapat penyimpangan-penyimpangan
terhadap aliran umum di bidang geografi, diantaranya yaitu:
1) Geografi
adalah ilmu tentang hubungan-hubungan (William N. David dari Universitas
Havard).
2) Geografi
adalah studi tentang landscape (Otto Schuler di Jerman dan Carl o. Sauer di
USA).
3) Geografi
adalah geopolitik (Karl H. di Jerman).
Untuk
lebih memudahkan dalam mempelajari geografi maka dilakukan
pengelompokan-pengelompokan. Dalam “topical
field” dilakukan pengelompokan seperti berikut:
1) Population
Geography 6) Physical Geography
2) Settlement
Geography 7) Biogeography
3) Urban
Geography 8) Military Geography
4) Political
Geography 9) Techniques of Geography study
5) Economic
Geography 10) Cartography
II. MANUSIA,
SCIENCE SURVIVAL
1. Batas-batas
Pertumbuhan
Revolusi aspirasi meningkat di seluruh dunia dan
mempunyai slogan yang sama yaitu “pembangunan”. Pembangunan di sini berarti
pertumbuhan di tambah perubahan yang mencakup segi-segi sosial, kultur dan
ekonomi, serta meliputi aspek-aspek kualitatif dan kuantitatif. Pembangunan
juga mencakup proses modernisasi suatu bangsayang mengakibatkan
perubahan-perubahan sosial dan psikologis dengan beberapa set nilai yang lebih
sesuai dengan keadaan, yaitu politik, ekonomi, dan struktur sosial yang baru.
Hasil studi dari Amerika Serkat yang berjudul “The Limits to the Grow” menyimpulkan
bahwa semua proyeksi pertumbuhan akan berakhir dengan keruntuhan. Sponsor dari
studi tersebut adalah “the club of Rome”,
suatu organisasi internasional informal semacam invisible knowledge yang didirikan tahun 1968 atas prakarsa Dr.
Aurileo Peccei yang keanggotaannya idak lebih dari 100 orang dari berbagai
kultur, bangsa, dan sistim nilai. Club of Romr memutuskan untuk mempelajari
issue pokok mengenai survival melalui
”project on Prodicament of Mandking”.
Proyek tersebut mempelajari tentang permasalahan yang dialami manusia seperti
kemiskinan di tengah-tengah kemewahan, degradasi lingkungan, dll. Cirri-ciri
dari problematic dunia ini adalah:
1) Sampai
taraf tertentu, problem-problem tersebut terdapat di semua lapisan masyarakat.
2) Permasalahan
tersebut mengandung unsure-unsur teknis, sosial, ekonomis, dan politik
sekaligus.
3) Mereka
saling berinteraksi.
Pada tahun 1970, Club of Rome meminta bantuan kepada
MIT (Massachussets Institute of Technology) untuk menangani tahap pertama dari
proyek tersebut. MIT Project Team telah meneliti lima faktor dasar yang
menentukan dan membatasi pertumbuhan di Bumi:
1) Penduduk 4) Produksi industri
2) Produksi
pertanian 5) Pencemaran
3) Sumber
daya alam
Untuk mengimbangi eksplosi jumlah penduduk,
aktivitas-aktivitas di bidang jasa dan pertanian harus ditingkatkan.
Bidang-bidang ini akselerasinya sangat tergantung pada hasil-hasil industri
yang menyebabkan ketersediaan sumber daya alam berkurang dan polusi meningkat.
Sebagai langkah pemecahan masalah tersebut, para
ilmuwan menyarankan usaha semesta untuk mengakhiri pertumbuhan eksponensiil
mulai tahun 1975. Pertumbuhan eksponensiil adalah pertambahan berupa prosentase
(%) yang konstan dalam waktu yang konstan. Ciri-ciri pertumbuhan eksponensiil
adalah:
1) Seringkali
pertumbuhan ini diabaikan karena kita terlambat menyadari bahwa jumlah
pertambahannya sangat besar dalam waktu yang singkat.
2) Tercapainya
suatu limit tertentu seolah-olah terjadi dengan sangat tiba-tiba.
Cara untuk mengakhiri pertumbuhan eksponensiil
tersebut antara lain dengan stabilisasi jumlah penduduk, ertumbuhan industri
dihentikan, sumber-sumber harus re-cycled,
hasil industri harus direncanakan agar tahan lama dan mudah diperbaiki,
investasi dalam usaha-usaha baru yang tidak menimbulkan pencemaran biosfer,
penenggeseran asasi dalam pola kelakuan manusia, dls.
2. Science
dan Survival
Ada enam penyebab dasar dari ancaman buatan manusia
terhadap lingkungan alam, yaitu:
1) Api
Setiap
ton kayu, batuan bara, minyak bumi, dan gas alam yang dibakar akan menambah
beberapa ton karbondioksida dalam atmosfer bumi. Dalam satu abad 1860-1960
karbondioksida dalam udara yang sebelumbnya konstan, ternyata bertambah 14%
yang disebabkan oleh bahab-bahab bakar tersebut. Dengan bertambahnya
karbondiosida dalam udara, maka gas tersebut membuat bumi kita seperti di dalam
rumah kaca raksasa, yaitu meneruskan cahaya matahari ke permukaan bumi tetapi
menahan re radiasi dari panas yang ditimbulkan ke angkasa kembali. Dengan
demikian suhu di permukaan bumi akan meningkat seiring dengan meningkatnya
karbondioksida dalam udara.
2) Mesin
internal-combustion
Kotoran
dari hasil pembakaran bahan bakar mobil bila terkena sinar matahari akan
membentuk smog (campuran debu dengan asap) yang menambah terjadinya sakit
pernapasan.
3) Timbal
Sejak
timbale tetraetil dipakai sebagai aditif bahan bakar pada tahun 1923, terdapat
kontaminasi timbale di sebagian besar permukaan bumi. Misalnya di air laut,
hasil bumi, dan darah manusia yang dapat mencapai taraf beracun.
4) Fosfat
dan nitrat
Limbah-limbah
industri dan pertanian menggunakan pupuk telah memberikan muatan fosfat dan
nitrat yang berlebihan kepada perairan dunia sehingga menghancurkan
keseimbangan biologis perairan tersebut.
5) Deterjen,
insektisida, pertisida, herbasida, dll
Keuntungan
memakai deterjen adalah tetap berbusa, mudah tercuci dalam air sodah yang
tinggi kadar mineralnya, tidak tergantung pada kualitas dan kuantitas produk
lemak alam sebagai bahan mentahnya, lebih murah, sedap dipandang, dll. Akan
tetapi sisa-sisa deterjen dalam air tidak dapat dihancurkan oleh enzim-enzim
bakteri sehingga tumpukan busa deterjen memenuhi perairan kita.
6) Tebaran
radio aktif
III. PENGAJARAN
GEOGRAFI
Yang
dituju pendidikan adalah manusia secara keseluruhan yang diidentivikasikan
dengan individu dengan horizon alam semesta. Data-data historis perkembangan
ilmu geografi dapat dipakai sebagai bahan pembanding atau pengukur untuk
merumuskan konsep-konsep geografi secara tepat, bukan untuk memjadikan anak
didik sebagai geograf tetapi untuk melalui geografi membekali dengan nilai-nilai.
Sikap, dan pengetahuan untuk menjadi warga Negara Indonesia hidupnya lebih
baik, sejahtera, bahagia, bermanfaat, dan bertanggungjawab. Pengajaran
konsep-konsep geografi hendaknya dapat turut membantu menyiapkan anak didik
supaya kelak dapat berpartisipasi dalam kehidupan dan perkembangan nusa dan
bangsa.
Dengan semakin
banyak diungkap rahasia-rahasia alam dan tumbuhnya cabang-cabang ilmu
pengetahuan baru tidak mustahil bahwa istilah dan khusunya pendekatan geografi
yang terdefinisi tentu saja membatasi diri terutama pada bumi akan mengalami
perubahan-perubahan pada nantinya. Bila materi dan orientasinya mengalami
perombakan dan penyesuaian maka metode mengajar perlu di up to date karena
kecenderungan modern adalah mengajar bagaimana untuk belajar dengan member
tekanan pada kemampuan belajar, memperoleh pengetahuan dengan usaha sendiri,
dan menilai pengetahuan belajar dari cara dia menyesuaikan diri secara cerdas,
cerdik, dan efisien kepada kondisi dan kebutuhan hidup.
0 komentar:
Posting Komentar