Watu Klosot terletak di Desa Tawon Songo Kec. Pasrujambe, Lumajang bagian barat. Disebut Watu Klosot karena memang objek wisata ini berbentuk batu besar seperti papan seluncur sehingga bisa digunakan untuk seluncuran. Dalam bahasa Jawa, seluncur disebut Klosot. Jadi Watu Klosot adalah batu seluncur yang memang bisa digunakan untuk bermain seluncuran jika airnya banyak.
Batu ini sangat besar, luasnya sekitar 15 meter persegi. Di samping kanan kirinya terdapat tebing dengan tanaman sulur dan hijaunya pepohonan khas pegunungan. Lokasi ini dekat dengan Pura Petirtan karena masih dalam satu kawasan. Sebelah timurnya terdapat batu yang mirip Kodok yang berukuran besar.
Keunikan Watu Klosot adalah lempengan batunya menyatu, tidak terpecah sehingga mempunyai pola yang bagus serta terkstur yang lembut. Meski jarang dialiri air, namun batu ini tampak megah dan gagah. Bagi siapa saja yang berada di dalamnya seakan-akan ditelingkup.
Watu Klosot sendiri merupakan pintu gerbang menuju ke objek wisata lainnya seperti Tebing Militer dan Watu Gedek (tebing terakhir di antara jurang lereng Semeru).
Berdiri di atas batu besar kemudian pandangan di arahkan nun jauh ke sana, ke Gunung Semeru yang menjulang tinggi dihempas angin pegunungan yang sejuk dan menggigit tulang akan menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan sepanjang hidup. Ada salah satu batu yang persis terletak dengan gagahnya di atas tebing. Ini menjadi sudut yang sangat dinikmati pengunjung, sudut ini biasa disebut sebagai relung meditasi. Orang-orang yang berkunjung ke sana biasanya menyempatkan diri untuk merenung sejenak, mencari kedamaian hati dengan duduk sambil mendekapkan tangan di depan dada.
Di bawah sana merupakan kawasan cagar alam yang luas membentang. Jika sedang beruntung kita akan melihat elang Jawa, burung yang sangat langka bersiul-siul di angkasa. Elang itu kadang mendekat dan hinggap di ranting-ranting pohon. Keberadaan burung yang dilindungi ini sudah semakin menyusut, sehingga perlu ada upaya intensif untuk melestarikannya. Lebih langka lagi adalah keberadaan harimau Jawa yang diduga masih ada sisa-sisanya dan berkeliaran di lereng-lereng Gunung Semeru. Penduduk setempat sering melihatnya melintasi jalan setapak sebelum menghilang ke dalam hutan.
Aku pribadi pernah ke sana satu kali dengan berjalan kaki dengan teman-teman. Kenapa berjalan kaki? Karena jalan menuju ke sana sangat sulit dan melewati kebun penduduk. Bisa sih pake sepeda motor, asal bisa lewatin medannya saja.
kebetulan ni aku gag punya gambarnya.. nyari di internet yah cuma dapet ini doang.. Kapan-kapan kalo aku ke sana lagi aku ambil gambar sebanyak-banyaknya dan berbagi ama kalian semua..
Sumber: http://singgahlumajang.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar