Wajah teduh itu kini menjadi kusut. Tak lagi bergairah untuk memberi kesejukan, kedamaian, dan perlindungan. Bukan karena dia sudah enggan, tapi di usianya yang renta itu sudah tak berdaya untuk terus memberi manfaat pada kehidupan di sekitarnya.
Mungkin dalam diamnya dia menangis pilu, merasa terabaikan dan terlupakan. ”Dulu mereka bermain di sini, bersamaku. Tapi semakin mereka dewasa semakin melupakan aku, meninggalkan aku berdiri kaku di tengah hiruk pikuk langkah kaki mereka. Sudahkan mereka lupa dengan aku yang dahulu menjaga mereka saat mereka riang bermain di bawah tubuhku yang kekar????”. Andai dia punya hati, mungkin seperti itu yang akan terungkap olehnya.
Akhirnya setelah daun yang menempel di tubuhnya mulai gugur, dahan dan rantingnya mongering, batangnyapun tak sekokoh dulu, dia akan tetap berusaha memberi manfaat untuk orang-orang disekitarnya. Dengan tetap menghasilkan oksigen untuk mereka bernapas, tetap menyerap air untuk persediaan mereka waktu kemarau.
Dia semakin tidak berdaya saat mereka mulai menebangi tubuh renta itu. Tak mengapa baginya, karena memang untuk mereka dia diciptakan. Tapi betapa pilu hatinya karena bukan hanya dia, tetapi ratusan bahkan ribuan teman sejenisnya ditebang dengan serakahnya. Dia hanya bisa teriak ”Aku hanya ingin tetap menghijaukan bumi ini, sampai akhir nanti”.
begitulah nasibnya...
Diposting oleh
heni puja
on Kamis, 07 Oktober 2010
Label:
cerita kita
/
Comments: (0)
PROYEKSI PETA
Diposting oleh
heni puja
/
Comments: (0)
Kartografi adalah memindahkan obyek di muka bumi yang berbentuk lengkung ke dalam peta yang datar, untuk itu sudah barang tentu banyak mengalami kesalahan dalam pengukurannya. Kualitas proyeksi peta tersebut tergantung pada beberapa hal, yakni: (a) luas wilayah pemetaan; (b) bentuk wilayah yang digambarkan; (c) skala yang digunakan; (d) pemudahan dalam penggambaran.
A. Klasifikasi Proyeksi Peta
Klasifikasi proyeksi peta mendasar pada: (1) berdasarekan garis karakteristiknya; (2) berdasarkan tingkat kesalahannya; (3) berdasarkan konstruksinya.
(1) Berdasarkan garis karakterististiknya, proyeksi peta dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu: (a) proyeksi normal, yaitu garis karakteristik berimpit dengan sumbu bumi; (b) proyeksi transversal, yaitu garis karakteristik tegak lurus dengan sumbu bumi; dan (c) proyeksi obligue (miring), yaitu garis karakteristik membentuk sudut lancip terhadap sumbu lancip.
(2) Berdasarkan tingkat kesalahannya, proyeksi peta dapat dibagi menjadi:
a. Proyeksi ekuivalent, proyeksi yang kebenarannya pada luasan yang tetap.
b. Proyeksi equidistant, proyeksi yang kebenarannya pada jarak yang tetap.
c. Proyeksi conform, kebenarannya pada bentuk peta yang sama dengan bentuk globe dengan ukuran skala yang sama.
Syarat-syarat:
1) Garis parallel dan meridian saling tegak lurus.
2) Skala ke segala arah pada titik harus sama, namun skala dari titik satu ke titik lain bisa berbeda.
3) Perbandingan unsure parallel dan meridian tetap.
(3) Berdasarkan konstruksinya, dibagi menjadi:
a. Proyeksi perspektif, konstruksinya bersifat matematis.
b. Proyeksi non perspektif, merupakan modifikasi dari proyeksi perspektif.
B. Pengertian Paralel dan Meridian
Parallel (Lintang)
Untuk menentukan parallel suatu tempat dilakukan dengan pengukuran tinggi bintang kutub atau dengan tingginya matahari di atas horizon.
Besarnya Lintang (Latitude)
Besarnya lintang suatu tempat didefinisikan sebagai busur yang diukur pada suatu meridian antara tempat tersebut dengan ekuator.
Meridian (Bujur)
Pasangan koordinat yang lain terdiri dari lingkaran-lingkaran besar sebanyak 180 buah yang membagi equator serta lingkaran parallel menjadi 360 meridian. Di semua Negara meridian sama nilainya, sehingga masing-masing Negara dapat menentukan meridiannya sendiri. Inggris menggunakan armada Greenwich sebagai nol meridian, dan arena kekuatan investasi ilmiah Inggris yang demikian kuat di Negara-nagara lain, maka hingga sekarang meridian yang melalui Greenwich ditetapkan sebagai meridian nol untuk masing-masing Negara.
Besar Bujur (Longitude)
Besarnya bujur suatu tempat adalah busur yang diukur pada suatu parallel antara meridian tempat tersebut dengan meridian utama.
C. Memilih Jenis Proyeksi Peta yang Digunakan
Tujuan proyeksi peta adalah memperkecil kesalahan dalam penggambaran bidang lengkung kedalam bidang datar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memilih jenis proyeksi yang akan digunakan:
a. Maksud dari pemetaan sendiri
b. Luasan wilayah yang akan digambar
c. Bentuk wilayah yang akan digambar
d. Lokasi atau letak wilayah
e. Kemudahan dalam penggambaran
1. Proyeksi Azimuthal
Yaitu proyeksi yang menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksi.
2. Proyeksi Silinder
Menggunakan bidang silinder sebagai bidang proyeksinya.
3. Proyeksi Kerucut
Dengan cara meletakkan kerucut pada globe, maka kerucut akan menyinggung globe sepanjang lingkaran singgungnya. Bila kerucut menyinggung bola bumi, maka disebut tangent. Namun bila kerucut memotong bola bumi, maka disebut secant.
4. Proyeksi Mercator
Merupakan proyeksi silindr normal conform, dimana seluruh muka bumi dilukiskan dalam bidang silinder yang sumbunya berimpit dengsn bola bumikemudin silindernya dibuka menjadi bidang datar.
5. Proyeksi Universal Tranverse Mercator (UTM)
Keunggulan proyeksi UTM:
a. Proyeksinya simetris untuk setiap wilayah dengan bujur 6o.
b. Transformasi koordinat dari zone ke zone dapat dikerjakan dengan rumus yang sama untuk setiap zone di seluruh dunia
c. Distorsinya antara -40 cm/1000m dan =70cm/1000m.
D. Proyeksi Peta Menurut Maksud Pemetaan
Pada pemetaan-pemetaan tertentu tidak harus digunakan proyeksi yang sama, alasannya karena:
a. Penulisan pada peta tidak perlu membengkok
b. Paralel dan meridian dapat dihapus, hanya pada bagian pinggir diberi tanda angka yang menunjukkan besaran derajat parallel dan meridiannya.
E. System Koordinasi
Untuk menghindari koordinat negative di dalam proyeksi UTM setiap meridian tengah didalam setiap zone diberi harga 500.000 m East. Untuk harga-harga kearah utara, equator dipakai sebagai sebagai garis dantum dan diberi harga 0 m North. Untuk perhitungan kearah selatan equator diberi harga 10.000.000 m north.
Hamba Manusia
Tertunduk melantunkan kalimat sakti-Mu
Seribu butir kesombongan gugur dari kelopak mata
Sayup-sayup gemercik nikmat di beranda
Mengalir diiringi angkuhnya malam yang menggetarkan urat nadi
Menggigilkan jemari
Rindu memasuki jiwa dengan paksa
Meronta sia-sia
Raga tak kuasa lepas
Tak pernah rela direnggut waktu
Dinding-dinding bisu menangis
meratapi jam dinding yang terus berpacu
tak tentu
Hina dina manusia
Tak sadar dengan kesalahan yang sama
Terulang, kembali, lupa
Begitu seterusnya
Seribu butir kesombongan gugur dari kelopak mata
Sayup-sayup gemercik nikmat di beranda
Mengalir diiringi angkuhnya malam yang menggetarkan urat nadi
Menggigilkan jemari
Rindu memasuki jiwa dengan paksa
Meronta sia-sia
Raga tak kuasa lepas
Tak pernah rela direnggut waktu
Dinding-dinding bisu menangis
meratapi jam dinding yang terus berpacu
tak tentu
Hina dina manusia
Tak sadar dengan kesalahan yang sama
Terulang, kembali, lupa
Begitu seterusnya
MINYAK BUMI DI INDONESIA DAN PERMASALAHANNYA
Diposting oleh
heni puja
/
Comments: (0)
1. Pengertian Minyak Bumi
Minyak bumi berasal dari bahasa Inggris yaitu petroleum dan dari bahasa Latin petrus yang artinya karang dan oleum yang artinya minyak. Selain itu, minyak bumi dijuluki juga sebagai emas hitam, yaitu cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi disebut juga minyak mineral karena diperoleh dalam bentuk campuran dengan mineral lain.Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya.
Minyak bumi tidak dihasilkan dan didapat secara langsung dari hewan atau tumbuhan, melainkan dari fosil. Karena itu, minyak bumi dikatakan sebagai salah satu dari bahan bakar fosil. Namun, menurut beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak bumi merupakan zat abiotik, yang berarti zat ini tidak berasal dari fosil tetapi merupakan zat anorganik yang dihasilkan secara alami di dalam bumi. Namun, pandangan ini diragukan secara ilmiah karena hanya memiliki sedikit bukti yang mendukung.
2. Proses Terbentuknya Minyak Bumi dan Pengolahan
a. Proses Pembentukan Minyak Bumi
Teori proses pembentukan minyak yang dikenal hingga saat ini ada dua teori besar yaitu teori anorganik dan teori organik. Teori anorganik ini saat ini jarang dipakai dalam eksplorasi migas. Salah satu pengembang teori anorganik ini adalah para penganut creationist atau penganut azas penciptaan, yaitu anti teori evolusi. Teori anorganik ini sering juga dikenal teori abiotik atau abiogenic.
Proses pembentukan minyakbumi berdasar teori organik
Minyak bumi secara alami dibuat oleh alam yang bahan dasarnya adalah tumbuhan. Menurut studi perminyakan, diketahui bahwa tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi akan lebih banyak menghasilkan gas ketimbang menghasilkan minyak bumi. Hal ini disebabkan karena rangkaian karbonnya juga semakin kompleks.
Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan teredapkan di dasar cekungan sedimen. Keberadaan ganggang ini bisa juga dilaut maupun di sebuah danau. Jadi ganggang ini bisa saja ganggang air tawar, maupun ganggang air laut. Tentu saja batuan yang mengandung karbon ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Batuan yang mengandung banyak karbonnya ini yang disebut Source Rock (batuan Induk) yang kaya mengandung unsur Carbon (high TOC-Total Organic Carbon).
Proses pembentukan carbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gasbumi. Kalau saja carbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai carbon yang tidak mungkin dimasak.
Proses pengendapan batuan ini berlangsung terus menerus. Kalau saja daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain diatasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, akan bertambah suhunya.
Reservoir (batuan Sarang)
Ketika proses penimbunan ini berlangsung tentu saja banyak jenis batuan yang menimbunnya. Salah satu dari batuan tersebut yang nantinya akan menjadi batuan reservoir atau batuan sarang. Pada prinsipnya segala jenis batuan dapat menjadi batuan sarang, yang penting ada ruang pori-pori didalamnya. Batuan sarang ini dapat berupa batupasir, batugamping bahkan batuan volkanik.
Proses migrasi dan pemerangkapan
Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang termatangkan ini tentu saja berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, minyak bumi yang mentah ini ciri fisiknya berbeda dengan air. Dalam hal ini sifat fisik yang terpenting yaitu berat-jenis dan kekentalan. Walaupun kekentalannya lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyak bumi lebih kecil. Demikianlah dengan minyak yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air ini akhirnya akan cenderung ber”migrasi” keatas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap atau lebih sering disebut terperangkap dalam sebuah jebakan (trap).
Proses pematangan batuan induk (Source rock)
Seperti disebutkan diatas bahwa pematangan source rock (batuan induk) ini karena adanya proses pemanasan. Juga diketahui semakin dalam batuan induk akan semakin panas dan akhirnya menghasilkan minyak. Proses pemasakan ini tergantung dari suhu dan karena suhu ini tergantung dari besarnya gradien geothermalnya maka setiap daerah tidak sama tingkat kematangannya. Daerah yang dingin adalah daerah yang gradien geothermalnya rendah, sedangkan daerah yang panas memiliki gradien geothermal tinggi.
Minyak terbentuk pada suhu antara 50-180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapai 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.
b. Pengolahan Minyak Bumi
Minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari tanah dan belum diproses umumnya tidak begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak mentah tersebut harus diproses terlebih dahulu di dalam kilang minyak. Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia. Produk-produk utama yang dihasilkan dari kilang minyak antara lain: minyak bensin (gasoline), minyak disel, minyak tanah (kerosene).
Minyak mentah merupakan campuran yang amat kompleks yang tersusun dari berbagai senyawa hidrokarbon. Di dalam kilang minyak tersebut, minyak mentah akan mengalami sejumlah proses yang akan memurnikan dan mengubah struktur dan komposisinya sehingga diperoleh produk yang bermanfaat.
Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam kilang minyak dapat digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu:
1) Proses Distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan titik didih. Proses ini berlangsung di Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum.
2) Proses Konversi, yaitu proses untuk mengubah ukuran dan struktur senyawa hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini adalah:
a) Dekomposisi dengan cara perengkahan termal dan katalis (thermal and catalytic cracking)
b) Unifikasi melalui proses alkilasi dan polimerisasi
c) Alterasi melalui proses isomerisasi dan catalytic reforming
3) Proses Pengolahan (treatment). Proses ini dimaksudkan untuk menyiapkan fraksi-fraksi hidrokarbon untuk diolah lebih lanjut, juga untuk diolah menjadi produk akhir.
4) Formulasi dan Pencampuran (Blending), yaitu proses pencampuran fraksi-fraksi hidrokarbon dan penambahan bahan aditif untuk mendapatkan produk akhir dengan spesikasi tertentu.
5) Proses-proses lainnya, antara lain meliputi: pengolahan limbah, proses penghilangan air asin (sour-water stripping), proses pemerolehan kembali sulfur (sulphur recovery), proses pemanasan, proses pendinginan, proses pembuatan hidrogen, dan proses-proses pendukung lainnya.
Tahap awal proses pengilangan berupa proses distilasi (penyulingan) yang berlangsung di dalam Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Distilasi Vacuum. Di kedua unit proses ini minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya, yaitu gas, distilat ringan (seperti minyak bensin), distilat menengah (seperti minyak tanah, minyak solar), minyak bakar (gas oil), dan residu. Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya.
Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris yang tinggi (sekitar 40 m) dan di dalamnya terdapat tray-tray yang berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida panas yang menguap ke atas. Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom, sementara fraksi-fraksi yang lebih ringan akan mengumpul di bagian-bagian kolom yang lebih atas.
Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproses lebih lanjut di unit-unit proses yang lain, seperti: Fluid Catalytic Cracker, dll.
3 Eksplorasi Minyak Bumi di Indonesia
Eksplorasi atau pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang yang melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian dasar, riset dilakukan oleh para geologis, yaitu orang-orang yang menguasai ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab atas pencarian hidrokarbon tersebut.
1. Kajian Geologi
Secara ilmu geologi, untuk menentukan suatu daerah mempunyai potensi akan minyak bumi, maka ada beberapa kondisi yang harus ada di daerah tersebut. Jika salah satu saja tidak ada maka daerah tersebut tidak potensial atau bahkan tidak mengandung hidrokarbon. Kondisi itu adalah:
a. Batuan Sumber (Source Rock)
Yaitu batuan yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya yang berperan sebagai batuan sumber ini adalah serpih. batuan ini kaya akan kandungan unsur atom karbon (C) yang didapat dari cangkang - cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon.
a) Tekanan dan Temperatur
Untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan temperatur yang tinggi diperlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia karbon yang ada di batuan menjadi rantai hidrokarbon.
b) Migrasi
Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke tempat dimana hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan sumbernya sendiri dapat dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di sana tidak terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting untuk menentukan kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut.
c) Reservoar
Adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari proses migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat, karena kedua jenis batu ini memiliki pori yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoar sangat penting karena pada batuan inilah minyak bumi di produksi.
d) Perangkap (Trap)
Sangat penting suatu reservoar di lindungi oleh batuan perangkap. tujuannya agar hidrokarbon yang ada di reservoar itu terakumulasi di tempat itu saja. Jika perangkap ini tidak ada maka hidrokarbon dapat mengalir ketempat lain yang berarti ke ekonomisannya akan berkurang atau tidak ekonomis sama sekali. Perangkap dalam hidrokarbon terbagi 2 yaitu perangkap struktur dan perangkap stratigrafi.
Kajian geologi merupakan kajian regional, jika secara regional tidak memungkinkan untuk mendapat hidrokarbon maka tidak ada gunanya untuk diteruskan. Jika semua kriteria di atas terpenuhi maka daerah tersebut kemungkinan mempunyai potensi minyak bumi atau pun gas bumi. Sedangkan untuk menentukan ekonomis atau tidaknya diperlukan kajian yang lebih lanjut yang berkaitan dengan sifat fisik batuan. Maka penelitian dilanjutkan pada langkah berikutnya.
2. Kajian Geofisika
Setelah kajian secara regional dengan menggunakan metoda geologi dilakukan, dan hasilnya mengindikasikan potensi hidrokarbon, maka tahap selanjutnya adalah tahapan kajian geofisika. Pada tahapan ini metoda - metoda khusus digunakan untuk mendapatkan data yang lebih akurat guna memastikan keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat di ekploitasi. Data-data yang dihasilkan dari pengukuran pengukuran merupakan cerminan kondisi dan sifat-sifat batuan di dalam bumi. Ini penting sekali untuk mengetahui apakan batuan tersebut memiliki sifat - sifat sebagai batuan sumber, reservoar, dan batuan perangkap atau hanya batuan yang tidak penting dalam artian hidrokarbon. Metoda-metoda ini menggunakan prinsip-prinsip fisika yang digunakan sebagai aplikasi engineering. Metoda-metoda tersebut adalah:
a) Eksplorasi seismik
Ini adalah ekplorasi yang dilakukan sebelum pengeboran. Kajiannya meliputi daerah yang luas. Dari hasil kajian ini akan didapat gambaran lapisan batuan didalam bumi.
b) Data resistiviti
Prinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan berpori akan diisi oleh fluida. Fluida ini bisa berupa air, minyak, atau gas. Membedakan kandungan fluida di dalam batuan salah satunya dengan menggunakan sifat resistan yang ada pada fluida. Fluida air memiliki nilai resistan yang rendah dibandingkan dengan minyak, demikian pula nilai resistan minyak lebih rendah dari pada gas. Dari data log kita hanya bisa membedakan resistan rendah dan resistan tinggi, bukan jenis fluida karena nilai resitan fluida berbeda beda dari tiap daerah. sebagai dasar analisa fluida perlu kita ambil sampel fluida didalam batuan daerah tersebut sebagai acuan kita dalam interpretasi jenis fluida dari data resistiviti yang kita miliki.
c) Data porositas
d) Data berat jenis
Data ini diambil dengan menggunakan alat logging dengan bantuan bahan radioaktif yang memancarkan sinar gamma. Pantulan dari sinar ini akan menggambarkan berat jenis batuan. Dapat kita bandingkan bila pori batuan berisi air dengan batuan berisi hidrokarbon akan mempunyai berat jenis yang berbeda.
4. Daerah Penghasil Minyak Bumi di Indonesia
Sumber minyak bumi di Indonesia pertama kali ditemukan di Langkat (Sumatra utara) pada tahun 1883. Daerah penambangan dan pengilangan minyak bumi di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Sumatera bagian utara
Lapangan gas alam di Arun, aceh. Lapangan minyak bumi: lapangan Julu Rayeu, Serang Jaya, Pangkalan Susu, Pulu Panjang dan Telaga Said DKG
2. Sumatera bagian tengah
Lapangan minyak Minas (sumur minas merupakan lapangan minyak terbesar di Asia Tenggara), lapangan minyak Adnan, Bekasap, Duri dan Kota Batak.
3. Sumatera bagian selatan
Lapangan minyak Bajubang dan Tampino, Jambi. Sumatera Selatan: lapangan minyak Mangun Jaya, Babat Ukui, Suban Burung, Kluang dan Pendopo Talang Akar.
4. Jawa Barat
Lapangan minyak Jatibarang, Randengan dan Arimbi.
5. Jawa Timur
Lapangan minyak Cepu dan Kruka Surabaya
6. Kalimantan Timur
Lapangan minyak Tanjung (di Barito) dan lapangan minyak Tarakan (di Tarakan).
7. Laut Cina Selatan
Lapangan Minyak di Natuna
8. Irian Jaya
Di Salawati, yaitu lapangan minyak Klamono dan Klamunuk. Di Bintuni, yaitu lapangan minyak Mogoi dan Wasian.
Sekarang ini Indonesia termasuk penghasil minyak bumi terbesar kelima di dunia.
5. Cadangan Minyak Bumi dan Kelangkaan yang Terjadi di Indonesia
a. Cadangan Minyak Bumi di Indonesia
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan komposisi minyak bumi dalam mencukupi kebutuhan energi nasional turun menjadi 20 persen pada 2025. Sesuai Peraturan Presiden Nomor 05 tahun 2006, angka ini mengalami penurunan signifikan dari bauran energi 2006, di mana komposisi minyak bumi mencapai lebih dari 50 persen. Bila melihat komposisi bauran, penggunaan energi minyak bumi mengalami penurunan. Namun, jika dilihat dari jumlah energi yang diperlukan, angka ini tetap meningkat.
Pertumbuhan kebutuhan minyak bumi di Indonesia mencapai 7 persen per tahun. Dengan hitungan itu, kebutuhan minyak bumi pada 2025 sebesar 1 juta barel per hari. Saat ini, lifting minyak mentah Indonesia berada pada 954 ribu barel per hari. Angka ini masih di bawah target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, 960 barel per hari. Hingga saat ini tercatat 29,1 persen perusahaan nasional yang bergerak di bidang migas. Sedangkan perusahaan asing 60,4 persen, dan konsorsium 10,4 persen.
Cadangan minyak bumi di Indonesia diprediksi tersisa sekitar 3,9 miliar barel. Dengan kondisi yang semakin menipis ini, cadangan minyak hanya cukup untuk 11 tahun ke depan. Untuk mengatasi hal itu, masyarakat Indonesia alangkah baiknya mulai berhemat dan mengurangi ketergantungan pada penggunaan minyak bumi. Jika tidak bisa direm, maka minyak bumi Indonesia akan terkikis.
Cara yang paling banyak digunakan untuk memperkirakan mulainya krisis minyak adalah Hubbert Peak yang diperkenalkan oleh ahli geofisika M. King Hubbert. Hubbert Peak adalah sebuah model untuk mengestimasi puncak dari produksi minyak dunia. Pada tahun 1971, Hubbert mencoba untuk memprediksi puncak produksi minyak, kali ini untuk produksi minyak dunia. Menurut beliau, puncak produksi minyak dunia akan terjadi pada tahun 1995-2000. Prediksi ini meleset karena sampai saat ini produksi minyak dunia masih menunjukkan peningkatan. Tetapi ada kemungkinan ini disebabkan oleh faktor-faktor lain yang dapat menunda peak ini, yaitu: krisis energi 1997, perang teluk, dan resesi pada tahun 1980 dan 1990-an.
Freddie Hutter dari Trendlines.ca –salah satu kritikus dari ASPO– berpendapat bahwa Hubbert Peak akan terjadi pada tahun 2010. Freddie Hutter juga melakukan kompilasi beberapa pendapat mengenai kapan Hubbert Peak ini akan terjadi.
Di atas adalah perkiraan peak produksi minyak untuk seluruh dunia. Lalu bagaimana dengan peak di Indonesia? Menurut publikasi BP yang berjudul “Statistical Review of World Energy 2005″, produksi minyak tertinggi Indonesia terjadi pada tahun 1977, dengan rata-rata sebesar 1685 ribu barrel/hari. Setelah itu, produksi minyak Indonesia tidak pernah lagi mencapai angka tersebut. Pada tahun 2004, produksi minyak Indonesia hanyalah sebesar 1126 ribu barrel/hari. Angka ini sudah berada di bawah konsumsi BBM Indonesia yang jumlahnya sebesar 1150 ribu barrel/hari.
Menurut BP, cadangan minyak Indonesia yang dapat dibuktikan keberadaannya hanyalah sekitar 4.7 miliar barrel. Memorandum ini mengatakan bahwa minyak bumi Indonesia akan habis dalam waktu 15-20 tahun, gas alam dalam waktu 35-40 tahun dan batubara dalam waktu 60-75 tahun.
Untuk mengatasi permasalahan menipisnya cadangan minyak bumi ini masyarakat Indonesia seharusnya harus berhati-hati, berhemat dalam pemanfaatan dan penggunaan minyak bumi. Selain itu perlu juga mencari energi alternatif lain yang bisa menggantikan minyak bumi.
Minyak bumi berasal dari bahasa Inggris yaitu petroleum dan dari bahasa Latin petrus yang artinya karang dan oleum yang artinya minyak. Selain itu, minyak bumi dijuluki juga sebagai emas hitam, yaitu cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi disebut juga minyak mineral karena diperoleh dalam bentuk campuran dengan mineral lain.Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya.
Minyak bumi tidak dihasilkan dan didapat secara langsung dari hewan atau tumbuhan, melainkan dari fosil. Karena itu, minyak bumi dikatakan sebagai salah satu dari bahan bakar fosil. Namun, menurut beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak bumi merupakan zat abiotik, yang berarti zat ini tidak berasal dari fosil tetapi merupakan zat anorganik yang dihasilkan secara alami di dalam bumi. Namun, pandangan ini diragukan secara ilmiah karena hanya memiliki sedikit bukti yang mendukung.
2. Proses Terbentuknya Minyak Bumi dan Pengolahan
a. Proses Pembentukan Minyak Bumi
Teori proses pembentukan minyak yang dikenal hingga saat ini ada dua teori besar yaitu teori anorganik dan teori organik. Teori anorganik ini saat ini jarang dipakai dalam eksplorasi migas. Salah satu pengembang teori anorganik ini adalah para penganut creationist atau penganut azas penciptaan, yaitu anti teori evolusi. Teori anorganik ini sering juga dikenal teori abiotik atau abiogenic.
Proses pembentukan minyakbumi berdasar teori organik
Minyak bumi secara alami dibuat oleh alam yang bahan dasarnya adalah tumbuhan. Menurut studi perminyakan, diketahui bahwa tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi akan lebih banyak menghasilkan gas ketimbang menghasilkan minyak bumi. Hal ini disebabkan karena rangkaian karbonnya juga semakin kompleks.
Setelah ganggang-ganggang ini mati, maka akan teredapkan di dasar cekungan sedimen. Keberadaan ganggang ini bisa juga dilaut maupun di sebuah danau. Jadi ganggang ini bisa saja ganggang air tawar, maupun ganggang air laut. Tentu saja batuan yang mengandung karbon ini bisa batuan hasil pengendapan di danau, di delta, maupun di dasar laut. Batuan yang mengandung banyak karbonnya ini yang disebut Source Rock (batuan Induk) yang kaya mengandung unsur Carbon (high TOC-Total Organic Carbon).
Proses pembentukan carbon dari ganggang menjadi batuan induk ini sangat spesifik. Itulah sebabnya tidak semua cekungan sedimen akan mengandung minyak atau gasbumi. Kalau saja carbon ini teroksidasi maka akan terurai dan bahkan menjadi rantai carbon yang tidak mungkin dimasak.
Proses pengendapan batuan ini berlangsung terus menerus. Kalau saja daerah ini terus tenggelam dan terus ditumpuki oleh batuan-batuan lain diatasnya, maka batuan yang mengandung karbon ini akan terpanaskan. Semakin kedalam atau masuk amblas ke bumi, akan bertambah suhunya.
Reservoir (batuan Sarang)
Ketika proses penimbunan ini berlangsung tentu saja banyak jenis batuan yang menimbunnya. Salah satu dari batuan tersebut yang nantinya akan menjadi batuan reservoir atau batuan sarang. Pada prinsipnya segala jenis batuan dapat menjadi batuan sarang, yang penting ada ruang pori-pori didalamnya. Batuan sarang ini dapat berupa batupasir, batugamping bahkan batuan volkanik.
Proses migrasi dan pemerangkapan
Minyak yang dihasilkan oleh batuan induk yang termatangkan ini tentu saja berupa minyak mentah. Walaupun berupa cairan, minyak bumi yang mentah ini ciri fisiknya berbeda dengan air. Dalam hal ini sifat fisik yang terpenting yaitu berat-jenis dan kekentalan. Walaupun kekentalannya lebih tinggi dari air, namun berat jenis minyak bumi lebih kecil. Demikianlah dengan minyak yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air ini akhirnya akan cenderung ber”migrasi” keatas. Ketika minyak tertahan oleh sebuah bentuk batuan yang menyerupai mangkok terbalik, maka minyak ini akan tertangkap atau lebih sering disebut terperangkap dalam sebuah jebakan (trap).
Proses pematangan batuan induk (Source rock)
Seperti disebutkan diatas bahwa pematangan source rock (batuan induk) ini karena adanya proses pemanasan. Juga diketahui semakin dalam batuan induk akan semakin panas dan akhirnya menghasilkan minyak. Proses pemasakan ini tergantung dari suhu dan karena suhu ini tergantung dari besarnya gradien geothermalnya maka setiap daerah tidak sama tingkat kematangannya. Daerah yang dingin adalah daerah yang gradien geothermalnya rendah, sedangkan daerah yang panas memiliki gradien geothermal tinggi.
Minyak terbentuk pada suhu antara 50-180 derajat Celsius. Tetapi puncak atau kematangan terbagus akan tercapai bila suhunya mencapai 100 derajat Celsius. Ketika suhu terus bertambah karena cekungan itu semakin turun dalam yang juga diikuti penambahan batuan penimbun, maka suhu tinggi ini akan memasak karbon yang ada menjadi gas.
b. Pengolahan Minyak Bumi
Minyak mentah yang baru dipompakan ke luar dari tanah dan belum diproses umumnya tidak begitu bermanfaat. Agar dapat dimanfaatkan secara optimal, minyak mentah tersebut harus diproses terlebih dahulu di dalam kilang minyak. Kilang minyak (oil refinery) adalah pabrik/fasilitas industri yang mengolah minyak mentah menjadi produk petroleum yang bisa langsung digunakan maupun produk-produk lain yang menjadi bahan baku bagi industri petrokimia. Produk-produk utama yang dihasilkan dari kilang minyak antara lain: minyak bensin (gasoline), minyak disel, minyak tanah (kerosene).
Minyak mentah merupakan campuran yang amat kompleks yang tersusun dari berbagai senyawa hidrokarbon. Di dalam kilang minyak tersebut, minyak mentah akan mengalami sejumlah proses yang akan memurnikan dan mengubah struktur dan komposisinya sehingga diperoleh produk yang bermanfaat.
Secara garis besar, proses yang berlangsung di dalam kilang minyak dapat digolongkan menjadi 5 bagian, yaitu:
1) Proses Distilasi, yaitu proses penyulingan berdasarkan perbedaan titik didih. Proses ini berlangsung di Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Destilasi Vakum.
2) Proses Konversi, yaitu proses untuk mengubah ukuran dan struktur senyawa hidrokarbon. Termasuk dalam proses ini adalah:
a) Dekomposisi dengan cara perengkahan termal dan katalis (thermal and catalytic cracking)
b) Unifikasi melalui proses alkilasi dan polimerisasi
c) Alterasi melalui proses isomerisasi dan catalytic reforming
3) Proses Pengolahan (treatment). Proses ini dimaksudkan untuk menyiapkan fraksi-fraksi hidrokarbon untuk diolah lebih lanjut, juga untuk diolah menjadi produk akhir.
4) Formulasi dan Pencampuran (Blending), yaitu proses pencampuran fraksi-fraksi hidrokarbon dan penambahan bahan aditif untuk mendapatkan produk akhir dengan spesikasi tertentu.
5) Proses-proses lainnya, antara lain meliputi: pengolahan limbah, proses penghilangan air asin (sour-water stripping), proses pemerolehan kembali sulfur (sulphur recovery), proses pemanasan, proses pendinginan, proses pembuatan hidrogen, dan proses-proses pendukung lainnya.
Tahap awal proses pengilangan berupa proses distilasi (penyulingan) yang berlangsung di dalam Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Distilasi Vacuum. Di kedua unit proses ini minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya, yaitu gas, distilat ringan (seperti minyak bensin), distilat menengah (seperti minyak tanah, minyak solar), minyak bakar (gas oil), dan residu. Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya.
Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris yang tinggi (sekitar 40 m) dan di dalamnya terdapat tray-tray yang berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida panas yang menguap ke atas. Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom, sementara fraksi-fraksi yang lebih ringan akan mengumpul di bagian-bagian kolom yang lebih atas.
Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproses lebih lanjut di unit-unit proses yang lain, seperti: Fluid Catalytic Cracker, dll.
3 Eksplorasi Minyak Bumi di Indonesia
Eksplorasi atau pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang yang melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian dasar, riset dilakukan oleh para geologis, yaitu orang-orang yang menguasai ilmu kebumian. Mereka adalah orang yang bertanggung jawab atas pencarian hidrokarbon tersebut.
1. Kajian Geologi
Secara ilmu geologi, untuk menentukan suatu daerah mempunyai potensi akan minyak bumi, maka ada beberapa kondisi yang harus ada di daerah tersebut. Jika salah satu saja tidak ada maka daerah tersebut tidak potensial atau bahkan tidak mengandung hidrokarbon. Kondisi itu adalah:
a. Batuan Sumber (Source Rock)
Yaitu batuan yang menjadi bahan baku pembentukan hidrokarbon. biasanya yang berperan sebagai batuan sumber ini adalah serpih. batuan ini kaya akan kandungan unsur atom karbon (C) yang didapat dari cangkang - cangkang fosil yang terendapkan di batuan itu. Karbon inilah yang akan menjadi unsur utama dalam rantai penyusun ikatan kimia hidrokarbon.
a) Tekanan dan Temperatur
Untuk mengubah fosil tersebut menjadi hidrokarbon, tekanan dan temperatur yang tinggi diperlukan. Tekanan dan temperatur ini akan mengubah ikatan kimia karbon yang ada di batuan menjadi rantai hidrokarbon.
b) Migrasi
Hirdokarbon yang telah terbentuk dari proses di atas harus dapat berpindah ke tempat dimana hidrokarbon memiliki nilai ekonomis untuk diproduksi. Di batuan sumbernya sendiri dapat dikatakan tidak memungkinkan untuk di ekploitasi karena hidrokarbon di sana tidak terakumulasi dan tidak dapat mengalir. Sehingga tahapan ini sangat penting untuk menentukan kemungkinan eksploitasi hidrokarbon tersebut.
c) Reservoar
Adalah batuan yang merupakan wadah bagi hidrokarbon untuk berkumpul dari proses migrasinya. Reservoar ini biasanya adalah batupasir dan batuan karbonat, karena kedua jenis batu ini memiliki pori yang cukup besar untuk tersimpannya hidrokarbon. Reservoar sangat penting karena pada batuan inilah minyak bumi di produksi.
d) Perangkap (Trap)
Sangat penting suatu reservoar di lindungi oleh batuan perangkap. tujuannya agar hidrokarbon yang ada di reservoar itu terakumulasi di tempat itu saja. Jika perangkap ini tidak ada maka hidrokarbon dapat mengalir ketempat lain yang berarti ke ekonomisannya akan berkurang atau tidak ekonomis sama sekali. Perangkap dalam hidrokarbon terbagi 2 yaitu perangkap struktur dan perangkap stratigrafi.
Kajian geologi merupakan kajian regional, jika secara regional tidak memungkinkan untuk mendapat hidrokarbon maka tidak ada gunanya untuk diteruskan. Jika semua kriteria di atas terpenuhi maka daerah tersebut kemungkinan mempunyai potensi minyak bumi atau pun gas bumi. Sedangkan untuk menentukan ekonomis atau tidaknya diperlukan kajian yang lebih lanjut yang berkaitan dengan sifat fisik batuan. Maka penelitian dilanjutkan pada langkah berikutnya.
2. Kajian Geofisika
Setelah kajian secara regional dengan menggunakan metoda geologi dilakukan, dan hasilnya mengindikasikan potensi hidrokarbon, maka tahap selanjutnya adalah tahapan kajian geofisika. Pada tahapan ini metoda - metoda khusus digunakan untuk mendapatkan data yang lebih akurat guna memastikan keberadaan hidrokarbon dan kemungkinannya untuk dapat di ekploitasi. Data-data yang dihasilkan dari pengukuran pengukuran merupakan cerminan kondisi dan sifat-sifat batuan di dalam bumi. Ini penting sekali untuk mengetahui apakan batuan tersebut memiliki sifat - sifat sebagai batuan sumber, reservoar, dan batuan perangkap atau hanya batuan yang tidak penting dalam artian hidrokarbon. Metoda-metoda ini menggunakan prinsip-prinsip fisika yang digunakan sebagai aplikasi engineering. Metoda-metoda tersebut adalah:
a) Eksplorasi seismik
Ini adalah ekplorasi yang dilakukan sebelum pengeboran. Kajiannya meliputi daerah yang luas. Dari hasil kajian ini akan didapat gambaran lapisan batuan didalam bumi.
b) Data resistiviti
Prinsip dasarnya adalah bahwa setiap batuan berpori akan diisi oleh fluida. Fluida ini bisa berupa air, minyak, atau gas. Membedakan kandungan fluida di dalam batuan salah satunya dengan menggunakan sifat resistan yang ada pada fluida. Fluida air memiliki nilai resistan yang rendah dibandingkan dengan minyak, demikian pula nilai resistan minyak lebih rendah dari pada gas. Dari data log kita hanya bisa membedakan resistan rendah dan resistan tinggi, bukan jenis fluida karena nilai resitan fluida berbeda beda dari tiap daerah. sebagai dasar analisa fluida perlu kita ambil sampel fluida didalam batuan daerah tersebut sebagai acuan kita dalam interpretasi jenis fluida dari data resistiviti yang kita miliki.
c) Data porositas
d) Data berat jenis
Data ini diambil dengan menggunakan alat logging dengan bantuan bahan radioaktif yang memancarkan sinar gamma. Pantulan dari sinar ini akan menggambarkan berat jenis batuan. Dapat kita bandingkan bila pori batuan berisi air dengan batuan berisi hidrokarbon akan mempunyai berat jenis yang berbeda.
4. Daerah Penghasil Minyak Bumi di Indonesia
Sumber minyak bumi di Indonesia pertama kali ditemukan di Langkat (Sumatra utara) pada tahun 1883. Daerah penambangan dan pengilangan minyak bumi di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Sumatera bagian utara
Lapangan gas alam di Arun, aceh. Lapangan minyak bumi: lapangan Julu Rayeu, Serang Jaya, Pangkalan Susu, Pulu Panjang dan Telaga Said DKG
2. Sumatera bagian tengah
Lapangan minyak Minas (sumur minas merupakan lapangan minyak terbesar di Asia Tenggara), lapangan minyak Adnan, Bekasap, Duri dan Kota Batak.
3. Sumatera bagian selatan
Lapangan minyak Bajubang dan Tampino, Jambi. Sumatera Selatan: lapangan minyak Mangun Jaya, Babat Ukui, Suban Burung, Kluang dan Pendopo Talang Akar.
4. Jawa Barat
Lapangan minyak Jatibarang, Randengan dan Arimbi.
5. Jawa Timur
Lapangan minyak Cepu dan Kruka Surabaya
6. Kalimantan Timur
Lapangan minyak Tanjung (di Barito) dan lapangan minyak Tarakan (di Tarakan).
7. Laut Cina Selatan
Lapangan Minyak di Natuna
8. Irian Jaya
Di Salawati, yaitu lapangan minyak Klamono dan Klamunuk. Di Bintuni, yaitu lapangan minyak Mogoi dan Wasian.
Sekarang ini Indonesia termasuk penghasil minyak bumi terbesar kelima di dunia.
5. Cadangan Minyak Bumi dan Kelangkaan yang Terjadi di Indonesia
a. Cadangan Minyak Bumi di Indonesia
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan komposisi minyak bumi dalam mencukupi kebutuhan energi nasional turun menjadi 20 persen pada 2025. Sesuai Peraturan Presiden Nomor 05 tahun 2006, angka ini mengalami penurunan signifikan dari bauran energi 2006, di mana komposisi minyak bumi mencapai lebih dari 50 persen. Bila melihat komposisi bauran, penggunaan energi minyak bumi mengalami penurunan. Namun, jika dilihat dari jumlah energi yang diperlukan, angka ini tetap meningkat.
Pertumbuhan kebutuhan minyak bumi di Indonesia mencapai 7 persen per tahun. Dengan hitungan itu, kebutuhan minyak bumi pada 2025 sebesar 1 juta barel per hari. Saat ini, lifting minyak mentah Indonesia berada pada 954 ribu barel per hari. Angka ini masih di bawah target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, 960 barel per hari. Hingga saat ini tercatat 29,1 persen perusahaan nasional yang bergerak di bidang migas. Sedangkan perusahaan asing 60,4 persen, dan konsorsium 10,4 persen.
Cadangan minyak bumi di Indonesia diprediksi tersisa sekitar 3,9 miliar barel. Dengan kondisi yang semakin menipis ini, cadangan minyak hanya cukup untuk 11 tahun ke depan. Untuk mengatasi hal itu, masyarakat Indonesia alangkah baiknya mulai berhemat dan mengurangi ketergantungan pada penggunaan minyak bumi. Jika tidak bisa direm, maka minyak bumi Indonesia akan terkikis.
Cara yang paling banyak digunakan untuk memperkirakan mulainya krisis minyak adalah Hubbert Peak yang diperkenalkan oleh ahli geofisika M. King Hubbert. Hubbert Peak adalah sebuah model untuk mengestimasi puncak dari produksi minyak dunia. Pada tahun 1971, Hubbert mencoba untuk memprediksi puncak produksi minyak, kali ini untuk produksi minyak dunia. Menurut beliau, puncak produksi minyak dunia akan terjadi pada tahun 1995-2000. Prediksi ini meleset karena sampai saat ini produksi minyak dunia masih menunjukkan peningkatan. Tetapi ada kemungkinan ini disebabkan oleh faktor-faktor lain yang dapat menunda peak ini, yaitu: krisis energi 1997, perang teluk, dan resesi pada tahun 1980 dan 1990-an.
Freddie Hutter dari Trendlines.ca –salah satu kritikus dari ASPO– berpendapat bahwa Hubbert Peak akan terjadi pada tahun 2010. Freddie Hutter juga melakukan kompilasi beberapa pendapat mengenai kapan Hubbert Peak ini akan terjadi.
Di atas adalah perkiraan peak produksi minyak untuk seluruh dunia. Lalu bagaimana dengan peak di Indonesia? Menurut publikasi BP yang berjudul “Statistical Review of World Energy 2005″, produksi minyak tertinggi Indonesia terjadi pada tahun 1977, dengan rata-rata sebesar 1685 ribu barrel/hari. Setelah itu, produksi minyak Indonesia tidak pernah lagi mencapai angka tersebut. Pada tahun 2004, produksi minyak Indonesia hanyalah sebesar 1126 ribu barrel/hari. Angka ini sudah berada di bawah konsumsi BBM Indonesia yang jumlahnya sebesar 1150 ribu barrel/hari.
Menurut BP, cadangan minyak Indonesia yang dapat dibuktikan keberadaannya hanyalah sekitar 4.7 miliar barrel. Memorandum ini mengatakan bahwa minyak bumi Indonesia akan habis dalam waktu 15-20 tahun, gas alam dalam waktu 35-40 tahun dan batubara dalam waktu 60-75 tahun.
Untuk mengatasi permasalahan menipisnya cadangan minyak bumi ini masyarakat Indonesia seharusnya harus berhati-hati, berhemat dalam pemanfaatan dan penggunaan minyak bumi. Selain itu perlu juga mencari energi alternatif lain yang bisa menggantikan minyak bumi.
SUMBER DAYA ALAM DALAM OBJEK KAJIAN GEOGRAFI
Diposting oleh
heni puja
/
Comments: (0)
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang ada di alam baik berupa benda hidup maupun benda mati yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhannya.
Objek kajian geografi sangat luas yang mencakup aspek fisik (lingkungan), aspek manusia, serta hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya. Objek kajian geografi jika dirinci meliputi tata ruang (penyebaran, penggunaan, lokasi), manusia (jumlah, penyebaran, kelahiran, kematian, perpindahan), lingkungan ekologis (fisik, biotik, sosial dan budaya, serta hubungan timbal balik berbagai faktor di atas). Sedangkan menurut Semlok Semarang, objek kajian geografi adalah geosfer yang meliputi litosfer, atmosfer, hidrosfer, dan biosfer. Aspek manusia masuk dalam biosfer. Tetapi ada pendapat lain yang mengatakan bahwa aspek manusia bebrbeda dengan biosfer (flora, fauna), sehingga manusia masuk dalam antroposfer.
Persebaran sumber daya alam tidak selamanya melimpah, ada beberapa sumber daya alam yang jumlahnya terbatas atau dalam pembentukannya membutuhkan jangka waktu yang relative lama dan tidak bisa ditunggu oleh tiga atau empat generasi keturunan manusia. Oleh karena itu dalam pemanfaatan sumber daya alam sebaiknya kita menggunakannya secara efektif dan tidak berlebihan.
Dalam penggunaan atau pemanfaatan sumber daya alam sebaiknya dilaksanakan secara efisien dan harus merujuk pada pengamanan lingkungan. Saat ini pemanfaatan sumber daya alam masih belum maksimal, misalnya saja pada sektor tambang batu bara, masih banyak serbuk batu bara yang tidak dimanfaatkan secara baik. Jika saja serbuk batu bara tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya maka akan menambah daya guna dari batu bara.
Sumber daya alam dapat dikaitkan dengan kehidupan manusia. Sumber daya alam selalu dikonsumsi oleh manusia, ibaratnya manusia membutuhkan sesuatu dan disediakan oleh alam. Namun tidak selamanya sumber daya alam akan selalu tersedia, ada kalanya sumber daya alam akan kritis bahkan habis. Di Indonesia sendiri, sumber daya alam bukan diambil untuk dimanfaatkan secara maksimal, melainkan cenderung dieksploitasi untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Rakyat Indonesia belum sepenuhnya merasakan kekayaan sumber daya alam, karena sebagian sumber daya alam ini diambil oleh orang-orang asing, sehingga mereka yang lebih banyak merasakan sumber daya alam yang ada di Indonesia.
Manusia selayaknya menjaga kelestarian sumber daya alam agar tetap dapat dinikmati oleh kehidupan selanjutnya.
Teori Belajar Kognitif Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran
Diposting oleh
heni puja
/
Comments: (0)
1. Pengertian Belajar Menurut Teori Kognitif
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajarnya. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan belajarnya.
Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainya. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.
2. Teori Perkembangan Piaget
Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu proses didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan system syaraf. Dengan bertambahnya usia orang makin bertambah pula kemampuan orang tersebut. Menurut piaget, proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan sesuai dengan umurnya. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat yaitu:
a. Tahap sesensorimotor (umur 0-2 tahun)
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepinya yang sederhana. Ciri pokok perkembaganya berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah demi langkah.
b. Tahap preoperasional (umur 2-7/8 umur)
Pada tahap ini pengunaan symbol atau bahasa tanda, dan muai berkembanganya konsep-konsep intuitif.
c. Tahap opersional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)
Tahap ini anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang logis. Anak telah memiliki kecakapan berpikir akan tetapi hanya dengan benda-benda bersifat konkret.
Untuk menghindari keterbatasan berpikir anak perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu menelaah persoalan.
d. Tahap opersional formal (11/12-18 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan”.
3. Teori Belajar Menurut Bruner
Dalam memandang proses belajar, Bruner menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang. Proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan siswa kesempatan untuk menemukan konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Bruner juga mengatakan bahwa perkembangan bahasa besar pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif. Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu:
1. Tahap enaktif, artinya dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik. Misalnya, melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya.
2. Tahap ikonik, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi).
3. Tahap simbolik, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
4. Teori Belajar Bermakna Ausubel
Ausubel mengungkapkan konsep bahwa teori kognitif banyak memusatkan perhatiannya pada konsep perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Advance organizers juga di kembangkan oleh Ausubel, yang merupakan penerapan konsepsi tentang struktur kognitif di dalam merancang pembelajaran.
Beberapa pemikiran ke arah penataan isi bidang studi atau materi pelajaran sebagai strategi pengorganisasian isi pembelajaran yang berpijak pada teori kognitif, dikemukakan secara singkat sebagai berikut.
a. Hirarhki Belajar
Keterkaitan diantara bagian-bagian bidang studi yang dituangkan dalam bentuk prasyarat belajar (yang dituangkan dalam hirarhki belajar), berarti bahwa ilmu pengetahuan tertentu harus dikuasai lebih dahulu sebelum pengetahuan yang lain dapat dipelajari.
b. Analisis tugas
Cara lain yang dipakai untuk menunjukkan keterkaitan antar bidang studi adalah information processing approach to ask analysis. Dalam hubungan procedural ini. Seseorang dapat saja mempelajari langkah terakhir dari suatu prosedur pertama kali, tetapi dalam unjuk kerja ia tidak dapat memulai dari langkah yang terakhir.
c. Subsumptive sequence
Ausubel mengemukakan gagasannya mengenai cara membuat urutan isi pengajaran yang dapat menjadikan pengajaran lebih bermakna bagi yang belajar.
d. Kurikulum Spiral
Kurikulum spiral dilakukan dengan cara mengurutkan pengajaran yang dimulai dengan cara mengajarkan isi pengajaran secara umum, kemudian secara berkala kembali mengajarkan isi yang sama dengan cakupan yang lebih rinci.
e. Teori Skema
Teori skema juga menggunakan urutan dari umum ke rinci. Teori ini memandang bahwa proses belajar sebagai perolehan pengetahuan baru dari dalam diri seseorang dengan cara mengkaitkannya dengan struktur kognitif yang sudah ada.
f. Webteaching
Webteaching merupakan suatu prosedur menata urutan isi bidang studi yang dikembangkan dengan menampilkan pentingnya peranan struktur pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang.
g. Teori Elaborasi
Teori elaborasi mengintegrasikan sejumlah pengetahuan tentang strategi penataan isi pelajaran yang sudah ada, untuk menciptakan model yang komperhensif tentang cara pengorganisasian pada tingkat makro.
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajarnya. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan belajarnya.
Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainya. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.
2. Teori Perkembangan Piaget
Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu proses didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan system syaraf. Dengan bertambahnya usia orang makin bertambah pula kemampuan orang tersebut. Menurut piaget, proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan sesuai dengan umurnya. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat yaitu:
a. Tahap sesensorimotor (umur 0-2 tahun)
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepinya yang sederhana. Ciri pokok perkembaganya berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah demi langkah.
b. Tahap preoperasional (umur 2-7/8 umur)
Pada tahap ini pengunaan symbol atau bahasa tanda, dan muai berkembanganya konsep-konsep intuitif.
c. Tahap opersional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)
Tahap ini anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang logis. Anak telah memiliki kecakapan berpikir akan tetapi hanya dengan benda-benda bersifat konkret.
Untuk menghindari keterbatasan berpikir anak perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu menelaah persoalan.
d. Tahap opersional formal (11/12-18 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan”.
3. Teori Belajar Menurut Bruner
Dalam memandang proses belajar, Bruner menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang. Proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan siswa kesempatan untuk menemukan konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Bruner juga mengatakan bahwa perkembangan bahasa besar pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif. Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu:
1. Tahap enaktif, artinya dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik. Misalnya, melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya.
2. Tahap ikonik, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi).
3. Tahap simbolik, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
4. Teori Belajar Bermakna Ausubel
Ausubel mengungkapkan konsep bahwa teori kognitif banyak memusatkan perhatiannya pada konsep perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Advance organizers juga di kembangkan oleh Ausubel, yang merupakan penerapan konsepsi tentang struktur kognitif di dalam merancang pembelajaran.
Beberapa pemikiran ke arah penataan isi bidang studi atau materi pelajaran sebagai strategi pengorganisasian isi pembelajaran yang berpijak pada teori kognitif, dikemukakan secara singkat sebagai berikut.
a. Hirarhki Belajar
Keterkaitan diantara bagian-bagian bidang studi yang dituangkan dalam bentuk prasyarat belajar (yang dituangkan dalam hirarhki belajar), berarti bahwa ilmu pengetahuan tertentu harus dikuasai lebih dahulu sebelum pengetahuan yang lain dapat dipelajari.
b. Analisis tugas
Cara lain yang dipakai untuk menunjukkan keterkaitan antar bidang studi adalah information processing approach to ask analysis. Dalam hubungan procedural ini. Seseorang dapat saja mempelajari langkah terakhir dari suatu prosedur pertama kali, tetapi dalam unjuk kerja ia tidak dapat memulai dari langkah yang terakhir.
c. Subsumptive sequence
Ausubel mengemukakan gagasannya mengenai cara membuat urutan isi pengajaran yang dapat menjadikan pengajaran lebih bermakna bagi yang belajar.
d. Kurikulum Spiral
Kurikulum spiral dilakukan dengan cara mengurutkan pengajaran yang dimulai dengan cara mengajarkan isi pengajaran secara umum, kemudian secara berkala kembali mengajarkan isi yang sama dengan cakupan yang lebih rinci.
e. Teori Skema
Teori skema juga menggunakan urutan dari umum ke rinci. Teori ini memandang bahwa proses belajar sebagai perolehan pengetahuan baru dari dalam diri seseorang dengan cara mengkaitkannya dengan struktur kognitif yang sudah ada.
f. Webteaching
Webteaching merupakan suatu prosedur menata urutan isi bidang studi yang dikembangkan dengan menampilkan pentingnya peranan struktur pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang.
g. Teori Elaborasi
Teori elaborasi mengintegrasikan sejumlah pengetahuan tentang strategi penataan isi pelajaran yang sudah ada, untuk menciptakan model yang komperhensif tentang cara pengorganisasian pada tingkat makro.
PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP SEKSUALITAS REMAJA
Diposting oleh
heni puja
/
Comments: (0)
Heni Puja Astuti
Abstrak. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis. Oleh karena itu pendidikan seks harus sudah diberikan sejak dini. Oleh karena remaja kurang mendapat informasi dan pengetahuan tentang masalah seksualitas, akhirnya meraka mencari atau mendapatkan dari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat diperoleh, misalnya seperti di sekolah atau perguruan tinggi, membahas dengan teman-teman, buku-buku tentang seks, media massa, atau internet. Dengan tidak adanya pengawasan dari orang tua, penggumaan teknologi ini akan berdampak kurang baik terhadap perkembangan seksualitas remaja. Mereka dapat dengan mudah membuka situs-situs porno melalui kecanggihan teknologi yang ada saat ini.
Keywords: teknologi, seksualitas, remaja
Kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Teknologi telah menjadi bagian fungsional dalam berbagai struktur masyarakat, terutama televisi, komputer, dan internet yang telah mengambil alih beberapa fungsi sosial masyarakat. Masyarakat juga mulai mengalami ketergantungan untuk menggunakan teknologi saat ini, entah itu disadari atau tidak.
Konvergensi yang terbesar dalam pandangan sosial di zaman ini adalah ketika ditemukannya telepon, televisi, dan komputer, kemudian ketiga teknologi ini dapat disatukan dalam sebuah teknologi baru bernama internet yang akhirnya berkembang tanpa batas (Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si, 2005:8). Disebut tanpa batas karena berbagai informasi yang ada di belahan dunia ini dapat langsung diketahui berkat kemajuan teknologi. Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya. Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Khususnya masyarakat dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia.
Saat ini, di Indonesia sangat besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang dianut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan, mulai dari anak-anak, remaja, dan kalangan dewasa. Kemajuan teknologi seperti televisi, telepon genggam, internet, dan teknologi lainnya sangat mudah dijumpai dan telah menjamur di mana-mana.
Menurut para ahli psikologi masa remaja merupakan masa yang paling rentan dalam perkembangan kejiwaan anak. Pada usia remaja ini, anak telah meninggalkan usia kanak-kanak di mana mereka tidak dapat disebut lagi sebagai anak kecil, tapi juga belum bisa diterima dalam kelompok orang dewasa. Pada masa ini anak telah mulai mencari-cari siapa dirinya sebenarnya (looking for identity/Identity formation), berusaha untuk menemukan kelompok atau teman-teman yang mau mengakui kemampuan dan menghargai dirinya dan telah mulai memiliki minat terhadap lawan jenis (minat seksual). Remaja cenderung berenergi tinggi, tidak stabil, senantiasa berubah, dan mengukur segalanya dengan ukuran diri sendiri. Usia remaja dapat menjadi suatu masa yang membingungkan. Tubuh remaja mengalami perubahan yang begitu mendadak dan cepat. Cara berpikirnya irasional serta perubahan perasaan bisa terjadi secara tiba-tiba. Oleh karena itu pada massa ini butuh perhatian ekstra dari orang tua.
Masa remaja adalah masa pencarian jati diri, dan dalam proses pencarian jati diri itu remaja bisa saja melalui jalan yang benar maupun jalan yang salah. Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah bagaikan kapal yang kehilangan kompas, dan itu akan berdampak tidak baik terhadap perkembangan kepribadiannya di masa yang akan datang. Itulah sebabnya masa remaja adalah masa yang paling rawan terhadap pengaruh yang datang dari luar. Baik pengaruh positif ataupun pengaruh negatif, disinilah peran sebagai orang tua dibutuhkan untuk membimbing dan mengarahkan anak remaja supaya tidak kehilangan kontrol dirinya (self control). Telah banyak diketahui bahwa usia remaja merupakan suatu masa yang di mana saat itu timbul rasa ingin menunjukkan diri ”ini aku”. Oleh karena itu sikap meniru pada kalangan remaja merupakan suatu bentuk dari masa pubertas yang dialami oleh keadaan jiwa yang masih labil. Artinya jika mereka tidak dapat mengontrol diri dengan baik dan apabila waktu luang juga tidak dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, maka perbuatan iseng dan kenakalan lainnya mudah sekali terjadi karena kaum remaja selalu tertarik untuk mencoba hal-hal baru.
Kemajuan di bidang teknologi baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap moral remaja. Sebagian besar remaja baik di perkotaan maupun di pedesaan sudah dapat menikmati perkembangan teknologi, mulai dari handphone, televisi, dan internet yang sudah sangat akrab dengan kehidupan remaja. Teknologi yang ada saat ini memang sangat membantu penggunanya untuk memperoleh kemudahan dalam berkomunikasi serta dalam memeperoleh informasi. Sedangkan dalam dunia pendidikan, internet dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan serta sharing riset antarsiswa terutama dengan mereka yang berjuauhan tempat tinggalnya. Jarak dan waktu sudah tidak menjadi masalah lagi. Tetapi teknologi yang semula diciptakan untuk kemaslahatan kehidupan umat manusia juga membawa berbagai dampak negatif, khususnya terhadap generasi muda yang dalam hal ini yaitu remaja.
Pada hakikatnya, kemajuan teknologi dan pengaruhnya dalam kehidupan adalah hal yang tidak dapat dihindari. Akan tetapi, kita dapat melakukan tindakan yang bijaksana terhadap diri sendiri, keluarga dan juga masyarakat luas agar kemajuan teknologi yang semakin dahsyat ini tidak sampai menggeser jati diri kita sebagai manusia yang memiliki norma dan nilai-nilai pekerti luhur. Bagaimanapun, masyarakat harus melakukan suatu tindakan representative dan preventif, agar semaksimal mungkin dapat mencegah pengaruh negatif teknologi terhadap anak-anak khususnya kaum remaja yang merupakan generasi emas yang akan menjadi penerus perjuangan dalam membentuk bangsa yang berakhlak dan berbudaya di masa yang akan datang.
Bagi setiap remaja yang baru mengalami kebangkitan seksualitas untuk pertama kalinya biasanya perasaan-perasaan yang bergejolak itu membingungkan dan membuatnya frustasi. Perasaan-perasaan seperti ini dan perkembangannya nanti dalam cinta yang lebih mendalam dan lebih masak, merupakan salah satu aspek pokok dari tahap perkembangan baik secara kultural, biologis, maupun pribadi. Setiap remaja memasuki tahap ini pada massa pubertas, dan sementara ia bertambah dewasa, bagaimanapun juga ia harus menemukan jalan sendiri. Film, TV, dan buku juga membanjiri kaum muda dengan informasi dan rangsangan seksual. Meskipun begitu, di kalangan remaja masih terdapat kesalah-pahaman dan ketidaktahuan tentang seks, hubungan intim, dan cinta (Dr. James E. Gardner, 1996:125).
Kaum remaja jarang mampu belajar tentang cinta dengan cara mengamatinya. Nilai budaya kita masih menganggap tabu untuk membicarakan seks, padahal pendidikan seks sangat penting diberikan untuk remaja. Dengan kondisi remaja yang sangat minim pengetahuan tentang seks serta kondisi psikologis seperti yang telah dijelaskan tadi, maka teknologi yang ada saat ini disalahgunakan guna untuk mengetahui hal-hal yang dianggap tabu tadi.
METODE
Metode yang dipakai dalam membuat jurnal ini adalah membaca buku sebanyak dua buah yaitu Pornomedia (Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi Telematika, & Perayaan Seks di Media Massa) dan Memahami Gejolak Massa Remaja. Masalah sosial merupakan masalah yang selalu berubah-ubah dan berkembang sesuai dengan zamannya, karena itu tidak cukup dengan hanya menggunakan satu atau dua referensi saja. Perlu adanya update informasi yang diperoleh dari internet dan dari berbagai sumber lainnya.
Dari beberapa informasi yang telah didapat, kemudian dibandingkan dengan kenyataan yang ada saat ini. Apakah memang informasi yang telah didapat tadi relevan dengan kenyataan yang ada ataukah kurang mengena dengan fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini. Dari berbagai fenomena yang telah didapat tadi, dicari jalan keluar yang akhirnya dapat meminimalisasi bahkan mengatasi keadaan tersebut.
HASIL
Saat ini ketika masyarakat sudah terbuka, kemajuan teknologi semakin berkembang, maka konsep pornografi juga telah bergeser dan berkembang. Karena itu secara garis besar, dalam wacana porno atau penggambaran tindakan pencabulan (pornografi) kontemporer, ada beberapa varian pemahaman porno yang dapat dikonseptualisasikan seperti pornografi, pornoteks, pornosuara, pornoaksi.
Dalam konteks media massa, pornografi, pornoteks, pornosuara, dan pornoaksi menjadi bagian-bagian yang saling berhubungan sesuai dengan karakter media yang menyiarkan porno itu. Namun dalam banyak kasus, pornografi mempunyai kedekatan dengan porno teks, karena gambar dan teks dapat disatukan dalam media cetak. Sedangkan pornoaksi dapat bersamaan pemunculannya dengan pornografi karena ditayangkan di televisi. Kemudian pornosuara dapat bersamaan muncul dalam media audiovisual, seperti televisi maupun radio dan media telekomunikasi lainnya seperti telepon. Bahkan berbagai varian porno ini menjadi satu dalam media jaringan seperti internet. Agenda media tentang varian porno dan penggunaan media massa dan telekomunikasi ini untuk menyebarkan pencabulan tersebut dinamakan pornomedia.
Gagasan bahwa seks adalah tindakan yang bebas dan alamiah, serta merupakan bagian dari cinta dan keintiman antara pria dan wanita, rupanya bertentangan dengan sikap lama yang menganggap seks demi kesenangan atau seks di luar perkawinan adalah dosa dan salah. Pendapat tersebut masih ada tetapi sebagian besar sudah berubah, terutama di kalangan remaja dewasa ini. Hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi seperti media cetak, siaran TV, internet, dan media lainnya.
Tidak jarang orang-orang dengan kepentingan tertentu menyuguhkan pengalaman pribadinya ke dunia publik, yaitu mengungkapkan kerusukan-kerusakan seks (berbagai tulisan mengenai pengalaman seks pribadi atau gambar-gambar porno koleksi pribadi) yang merupakan tindakan semena-mena dan tidak bertanggungjawab secara sosial bagi perbaikan norma di masyarakat. Hal tersebut sama saja dengan sengaja ikut mencemari atau memindahkan kerusakan yang sudah terjadi di lingkup pribadi ke lingkup yang lebih luas, yaitu dunia publik. Kerusakan itu terlihat dari berbagai reaksi dari penyimpangan norma-norma seksual di kalangan remaja, penerimaan terhadap pornografi, porno media, pornoteks, pornowicara, pornoaksi, dan lain sebagainya yang terjadi di kalangan generasi muda. Kerusakan tersebut juga terjadi di level media massa di mana orang-orang media memanfaatkan isu-isu seksual itu untuk komoditas pers mereka, sehingga kerusakan sosial menjadi sangat cepat dan dasyat serta menyebar ke mana-mana dan semakin tidak terkendalikan.
Bukan hanya itu, di jalan-jalan dengan mudah dijumpai orang-orang menjual CD serta tabloid porno dengan harga yang murah. Di jalan serta di supermall juga banyak ditemukan gambar-gambar perempuan setengah telanjang dengan ukuran yang super besar dan mencolok mata di pojok-pojok ruang publik kita. Sepertinya tidak ada ruang domestik dan publik yang terlepas dari serangan porno ini. Kenyamanan yang terganggu tersebut sangat terasa ketika anak-anak remaja ikut menyaksikan gambar-gambar porno tersebut. Di satu sisi orang tua melarang anak-anak mereka melihat pornografi, namun gambar-gambar itu dapat mereka saksikan di mana-mana.
Toffler berpendapat bahwa saat ini peranan media massa sebagai media informasi dalam menyampaikan pesan-pesan perubahan masyarakat begitu sangat penting. Tetapi terkadang pesan-pesan positif yang di bawa media massa dimodifikasi menjadi negatif. Misalnya saja konsultasi seks yang seharusnya ditangkap secara positif oleh pembaca tetapi malah disalah artikan untuk dinikmati dan bukan sebagai pelajaran.
Pelanggaran norma seks dan pornografi di dunia maya terjadi dalam skala yang tidak bisa dibatasi, baik melalui penutupan jaringan-jaringan seks dan pornografi, sampai pada tingkat kebijakan. Kesulitan ini muncul karena jaringan yang dapat mengakses seks dan pornografi begitu banyak dan luas, sehingga sulit menentukan dari mana menutup jaringan-jaringan tersebut. Hal ini semakin mempersulit keadaan, karena pornografi melalui internet sulit untuk diminimalisasikan.
PEMBAHASAN
Perkembangan teknologi merupakan salah satu faktor ekstern yang menyebabkan kemunduran moral remaja saat ini. Kemajuan teknologi memang membawa banyak kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi, bekerja, memperlancar komunikasi, dan lain sebagainya. Tetapi kemajuan teknologi juga membawa dampak negatif bagi masyarakat, khususnya remaja. Hal ini terjadi dikarenakan mereka kurang bisa memfilter setiap informasi yang mereka dapatkan.
Di sisi lain, penyebaran informasi yang sedemikian cepat dan ditambah keingintahuan remaja tentang masalah seks yang begitu besar sering mengakibatkan remaja mengalami perubahan pola pikir. Perubahan itu memengaruhi cara pandang remaja terhadap seksualitas dan membentuk perilaku seksual tersendiri.
Perkembangan zaman dan teknologi selalu dikaitkan dengan masalah cara berpakaian remaja saat ini. Karena sebagian besar remaja selalu mengikuti mode yang berlaku dalam berpakaian. Yang paling menyedihkan gaya berpakaian remaja tersebut cenderung mengikuti mode barat yang kita tahu bahwa mode yang dipakai oleh orang barat kebanyakan menyimpang dari moral. Sedangkan Indonesia sendiri terkenal dengan kesopanan dan budi luhurnya. Secara tidak langsung hal tersebut akan menghilangkan citra baik bangsa Indonesia sebagai Negara yang sopan dan berbudi luhur.
Gaya berpakaian yang mereka saksikan dari televise, internet, dan media-media lain sangat berpengaruh buruk, karena model-model pakaian yang saat ini sedang tren adalah model pakaian yang terlalu minim, ketat, dan kurang sopan sehingga menimbulkan ketertarikan seksual terhadap lawan jenis. Hal tersebut akan berakibat pada tindak pelecehan, pencabulan, dan pemerkosaan diantara remaja.
Televisi merupakan produk modernisasi yang memberikan dampak besar terhadap kehidupan dan perubahan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Siaran televisi saat ini memang kurang memberikan nilai edukatif bagi remaja, bahkan siaran televisi tersebut kebanyakan banyak memuat nilai amoral yang tidak layak untuk dikonsumsi oleh remaja. Jika di perhatikan dalam berbagai program televisi seperti sinetron maupun reality show banyak menayangkan tentang pergaulan bebas, pornografi, kekerasan, hedonism, dan sebagainya. Hal ini tentu saja bukanlah tayangan yang sehat untuk dikonsumsi remaja.
Industri pertelevisian di Indonesia cenderung mengejar rating, bukan kualitas tayangan yang mendidik untuk masyarakat. Rating merupakan alasan satu-satunya untuk menumpuk modal sehingga menjadi peluang bisnis bagi pihak stasiun TV yaitu misalnya berupa banyaknya iklan yang masuk. Dalam hal ini terjadi korelasi yang negatif antara pemirsa dan pekerja media yang menyebabkan semakin berkembangnya rating, sehingga tayangan televisi semakin tidak bermutu dan tidak bernilai edukasi bagi publik.
Ada beberapa stasiun televisi menayangkan tingginya tingkat pelecehan seksual, aborsi, dan hubungan seks bebas di kalangan remaja. Hal tersebut sangat mencemaskan para orang tua, perkembangan seksualitas yang muncul sebelum waktunya. Pola pikir anak-anak yang seharusnya bermain harus berganti menjadi cara bergaul orang-orang yang usianya jauh diatas mereka.
Berbagai acara televisi yang menayangkan tentang pergaulan bebas yang sarat dengan dunia gemerlap (dugem), mengonsumsi obat terlarang, cara berpakaian yang terlalu minim, goyang-goyang yang sensual para penyanyi dangdut, kisah percintaan remaja hingga menimbulkan seks bebas, ucapan-ucapan kasar, inilah yang seringkali menjadi contoh yang tidak baik bagi remaja-remaja untuk mengikuti perilaku tersebut.
Disadari atau tidak, iklan-iklan yang ada di televisi kebanyakan juga mengandung unsur pornografi. Seperti iklan shampoo, sabun, produk minuman berstamina, dan lain sebagainya sebagian besar menunjukkan sisi pornografi. Hal ini memang sepele dan jarang orang yang memperhatikan, tetapi sedikit banyak hal yang dianggap sepele ini mempengaruhi seksualitas remaja.
Dari tayangan-tayangan tersebut ada remaja yang tidak terpengaruh, tetapi ada juga yang terpengaruh karena ingin mencari sensasi atau mencari perhatian di lingkungan pergaulan agar disebut dan diakui sebagai remaja yang gaul. Remaja inilah yang rentan terhadap perbuatan iseng dan melakukan berbagai jenis kenakalan, misalnya menonton film porno karena ketertarikannya akan program televisi yang bersifat sensualitas hingga menimbulkan suatu bentuk penyimpangan dalam bergaul. Cara berpacaran yang sudah melewati batas hingga menimbulkan seks bebas di kalangan remaja dan akhirnya banyak diantara remaja yang menikah usia muda. Selain itu juga dapat menimbulkan pemerkosaan dan pencabulan di kalangan remaja.
Dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan pemirsa akan hiburan, pemilik stasiun televisi mengesampingkan efek negatif yang akan meracuni generasi penerus bangsa. Perlahan-lahan moral generasi penerus menjadi tergerus arus negatif pengaruh tayangan televisi sehingga akhirnya terdegradasi. Apabila hal ini terus terjadi, pembangunan di negeri ini masa mendatang juga akan semakin tersendat bahkan negeri ini akan semakin terpuruk berkat sumber daya manusia (SDM) yang lemah.
Untuk mencegah atau setidaknya meminimalisasi hal tersebut, masyarakat harus diberi ruang untuk mengkritisi tayangan-tayangan yang ada di televisi sehingga tidak lagi hanya menerima secara sukarela tayangan-tayangan yang disodorkan oleh pengelola televisi, tetapi masyarakat juga berhak mendapat tayangan yang layak dan bernilai edukatif. Di samping itu, sangat dibutuhkan peran dari pemerintah yang sedang berkuasa saat ini untuk membangun SDM yang bermutu. Hal ini bisa dimulai dengan pembangunan moral masing- masing individu remaja. Sehingga, diharapkan nantinya dengan kualitas moral yang baik, santun, dan tidak memiliki tradisi kekerasan, para remaja dapat memperjuangkan dan membawa bangsa dan negara ini menjadi lebih baik. Hal ini memang membutuhkan proses yang panjang dan tidak mudah.
Masyarakat khususnya remaja perlu diajari bagaimana menilai dan menyeleksi tayangan televisi dengan rating kualitas, bukan terbawa arus degradasi moral. Sehingga tayangan-tayangan televisi yang dihadirkan ke publik, lebih mengarah ke pendidikan. Di sisi lain, diperlukan regulasi yang tegas dari pemerintah dalam menindak berbagai jenis pelanggaran agar pers jera, tetapi tidak sampai membekukan kreativitas dan kebebasan pers sendiri. Selain itu, pembinaan terhadap pengelola televisi agar memproduksi tayangan yang berkualitas, bermutu, jauh dari adegan kekerasan, serta memberikan pendidikan dan pencerahan terhadap masyarakat terutama para remaja mutlak dilakukan. Sehingga tidak mempengaruhi para remaja dan pelajar untuk melakukan penyimpangan seksual atau perbuatan lain yang menyimpang dari norma-norma adat dan agama.
Banyak fenomena psikologis yang muncul akibat pesatnya perkembangan teknologi internet yang sekarang ini tidak hanya dikalangan dewasa atau remaja,
bahkan sudah menjalar pada anak – anak kecil, seperti yang diungkapkan Jamaludin Ancok bahwa dalam media internet dapat digunakan untuk menjalin hubungan yang disebut pacaran melalui program internet relay chating.
Tentu tidak semua informasi yang disajikan adalah informasi yang layak diakses oleh remaja. Karena terkadang melalui internet mereka dapat dengan bebas menyaksikan segala hal yang berbau pornografi dan pornoaksi yang memang dapat diakses dengan mudah di dunia maya (internet). Walaupun film porno dan cerita porno dapat didapat dari berbagai sumber namun kehadiran internet dapat mempermudah perolehan pornografi tersebut. Hal ini tentu menimbulkan efek yang kurang baik bagi perkembangan kepribadian remaja. Dari yang semula mereka merasa tabu tentang seks, sampai akhirnya mereka melihat seksualitas yang diobral di internet tanpa pengarahan serta bimbingan yang tepat dan mereka merasa penasaran bahkan mencobanya.
KESIMPULAN
Remaja dan anak – anak memiliki rasa ingin tahu tentang ilmu seksualitas yang mungkin belum mereka dapatkan di lingkungan rumah atau sekolah, tetapi mereka dapat mengetahui secara jelas dan nyata melalui media gerak yang sebelumnya hanya mendengar dari teman-temannya tanpa tahu sendiri seperti apa hal yang dibicarakannya tersebut. Rasa keingintahuannya tersebut bisa dijawab dengan mudah melalui situs internet yang bisa diakses tanpa ada orang lain yang tahu.
Perkembangan teknologi memang berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan seksualitas remaja. Dari tayangan televisi, majalah, internet, dan lain sebagainya, seolah memberikan peluang kepada remaja untuk mengobati rasa keingintahuannya terhadap seks. Akhirnya mereka membuka situs-situs porno yang baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap perkembangan seksualitas remaja. Akibatnya terjadi perkembangan seksual sebelum waktunya bahkan terjadi penyimpangan seksual.
SARAN
Memang sudah selayaknya anak mendapatkan pendidikan seksual sejak dini untuk mencegah penyimpangan seksual ataupun meminimalisasinya agar anak tidak terjerumus dalam tindak penyimpangan teknologi seperti yang telah dijelaskan di atas. Masalah pendidikan seksual yang diberikan sepatutnya berkaitan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, apa yang dilarang, apa yang dilazimkan, dan bagaimana melakukannya tanpa melanggar aturan-aturan yang berlaku di masyarakat. Pendidikan seksual merupakan cara pengajaran atau pendidikan yang dapat menolong muda-mudi untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber pada dorongan seksual. Dengan demikian pendidikan seksual ini bermaksud untuk menerangkan segala hal yang berhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuk yang wajar. Penyampaian materi pendidikan seksual ini seharusnya diberikan sejak dini ketika anak sudah mulai bertanya tentang perbedaan kelamin antara dirinya dan orang lain, berkesinambungan dan bertahap, disesuaikan dengan kebutuhan dan umur anak serta daya tangkap anak.
Namun sayangnya di Indonesia, tidak sedikit orang tua yang mampu memberikan informasi dan pengetahuan seputar masalah seksualitas, karena membicarakan ataupun mempelajari seks masih dianggap tabu oleh masyarakat. Oleh karena itu, peran pendidikan formal maupun non formal sangatlah besar dan signifikan dalam memberikan pendidikan seksual di kalangan remaja.
DAFTAR RUJUKAN
Baroto, Aji. 2008. Mencegah Pengaruh Negatif Internet Terhadap Perkembangan Seksualitas Anak, (Online), (http://chinmi.wordpress.com/2008/02/11/mencegah-pengaruh-negatif-internet-terhadap-perkembangan-seksualitas-anak/, diakses 27 mei 2010).
Bungin, Burhan. 2005. Pornomedia (Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi Telematika, & Perayaan Seks di Media Massa). Jakarta: Kencana.
Gardner, James E. 1996. Memahami Gejolak Massa Remaja. Jakarta: Penerbit Mitra Utama.
Jauhary, Hadziq. 2009. Pengaruh Teknologi Informasi ke Dalam Pergaulan Remaja, (Online), (http://vanhilrel.wordpress.com/2009/02/15/pengaruh-teknologi-informasi-ke-dalam-pergaulan-remaja, diakses 24 mei 2010).
Ulhaque, Raudhah El-Jannah Raheem. 2008. Kemajuan Teknologi dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Remaja dan Masyarakat Bawean, (Online), (http://www.bawean.net/2008/09/kemajuan-teknologi-dan-pengaruhnya.html, diakses 24 mei 2010).
Abstrak. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting dalam pembentukan hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis. Oleh karena itu pendidikan seks harus sudah diberikan sejak dini. Oleh karena remaja kurang mendapat informasi dan pengetahuan tentang masalah seksualitas, akhirnya meraka mencari atau mendapatkan dari berbagai sumber informasi yang mungkin dapat diperoleh, misalnya seperti di sekolah atau perguruan tinggi, membahas dengan teman-teman, buku-buku tentang seks, media massa, atau internet. Dengan tidak adanya pengawasan dari orang tua, penggumaan teknologi ini akan berdampak kurang baik terhadap perkembangan seksualitas remaja. Mereka dapat dengan mudah membuka situs-situs porno melalui kecanggihan teknologi yang ada saat ini.
Keywords: teknologi, seksualitas, remaja
Kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Teknologi telah menjadi bagian fungsional dalam berbagai struktur masyarakat, terutama televisi, komputer, dan internet yang telah mengambil alih beberapa fungsi sosial masyarakat. Masyarakat juga mulai mengalami ketergantungan untuk menggunakan teknologi saat ini, entah itu disadari atau tidak.
Konvergensi yang terbesar dalam pandangan sosial di zaman ini adalah ketika ditemukannya telepon, televisi, dan komputer, kemudian ketiga teknologi ini dapat disatukan dalam sebuah teknologi baru bernama internet yang akhirnya berkembang tanpa batas (Prof. Dr. H. M. Burhan Bungin, S.Sos., M.Si, 2005:8). Disebut tanpa batas karena berbagai informasi yang ada di belahan dunia ini dapat langsung diketahui berkat kemajuan teknologi. Tentu kemajuan teknologi ini menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya. Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat. Khususnya masyarakat dengan budaya dan adat ketimuran seperti Indonesia.
Saat ini, di Indonesia sangat besar pengaruh kemajuan teknologi terhadap nilai-nilai kebudayaan yang dianut masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan, mulai dari anak-anak, remaja, dan kalangan dewasa. Kemajuan teknologi seperti televisi, telepon genggam, internet, dan teknologi lainnya sangat mudah dijumpai dan telah menjamur di mana-mana.
Menurut para ahli psikologi masa remaja merupakan masa yang paling rentan dalam perkembangan kejiwaan anak. Pada usia remaja ini, anak telah meninggalkan usia kanak-kanak di mana mereka tidak dapat disebut lagi sebagai anak kecil, tapi juga belum bisa diterima dalam kelompok orang dewasa. Pada masa ini anak telah mulai mencari-cari siapa dirinya sebenarnya (looking for identity/Identity formation), berusaha untuk menemukan kelompok atau teman-teman yang mau mengakui kemampuan dan menghargai dirinya dan telah mulai memiliki minat terhadap lawan jenis (minat seksual). Remaja cenderung berenergi tinggi, tidak stabil, senantiasa berubah, dan mengukur segalanya dengan ukuran diri sendiri. Usia remaja dapat menjadi suatu masa yang membingungkan. Tubuh remaja mengalami perubahan yang begitu mendadak dan cepat. Cara berpikirnya irasional serta perubahan perasaan bisa terjadi secara tiba-tiba. Oleh karena itu pada massa ini butuh perhatian ekstra dari orang tua.
Masa remaja adalah masa pencarian jati diri, dan dalam proses pencarian jati diri itu remaja bisa saja melalui jalan yang benar maupun jalan yang salah. Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah bagaikan kapal yang kehilangan kompas, dan itu akan berdampak tidak baik terhadap perkembangan kepribadiannya di masa yang akan datang. Itulah sebabnya masa remaja adalah masa yang paling rawan terhadap pengaruh yang datang dari luar. Baik pengaruh positif ataupun pengaruh negatif, disinilah peran sebagai orang tua dibutuhkan untuk membimbing dan mengarahkan anak remaja supaya tidak kehilangan kontrol dirinya (self control). Telah banyak diketahui bahwa usia remaja merupakan suatu masa yang di mana saat itu timbul rasa ingin menunjukkan diri ”ini aku”. Oleh karena itu sikap meniru pada kalangan remaja merupakan suatu bentuk dari masa pubertas yang dialami oleh keadaan jiwa yang masih labil. Artinya jika mereka tidak dapat mengontrol diri dengan baik dan apabila waktu luang juga tidak dapat dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, maka perbuatan iseng dan kenakalan lainnya mudah sekali terjadi karena kaum remaja selalu tertarik untuk mencoba hal-hal baru.
Kemajuan di bidang teknologi baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap moral remaja. Sebagian besar remaja baik di perkotaan maupun di pedesaan sudah dapat menikmati perkembangan teknologi, mulai dari handphone, televisi, dan internet yang sudah sangat akrab dengan kehidupan remaja. Teknologi yang ada saat ini memang sangat membantu penggunanya untuk memperoleh kemudahan dalam berkomunikasi serta dalam memeperoleh informasi. Sedangkan dalam dunia pendidikan, internet dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan serta sharing riset antarsiswa terutama dengan mereka yang berjuauhan tempat tinggalnya. Jarak dan waktu sudah tidak menjadi masalah lagi. Tetapi teknologi yang semula diciptakan untuk kemaslahatan kehidupan umat manusia juga membawa berbagai dampak negatif, khususnya terhadap generasi muda yang dalam hal ini yaitu remaja.
Pada hakikatnya, kemajuan teknologi dan pengaruhnya dalam kehidupan adalah hal yang tidak dapat dihindari. Akan tetapi, kita dapat melakukan tindakan yang bijaksana terhadap diri sendiri, keluarga dan juga masyarakat luas agar kemajuan teknologi yang semakin dahsyat ini tidak sampai menggeser jati diri kita sebagai manusia yang memiliki norma dan nilai-nilai pekerti luhur. Bagaimanapun, masyarakat harus melakukan suatu tindakan representative dan preventif, agar semaksimal mungkin dapat mencegah pengaruh negatif teknologi terhadap anak-anak khususnya kaum remaja yang merupakan generasi emas yang akan menjadi penerus perjuangan dalam membentuk bangsa yang berakhlak dan berbudaya di masa yang akan datang.
Bagi setiap remaja yang baru mengalami kebangkitan seksualitas untuk pertama kalinya biasanya perasaan-perasaan yang bergejolak itu membingungkan dan membuatnya frustasi. Perasaan-perasaan seperti ini dan perkembangannya nanti dalam cinta yang lebih mendalam dan lebih masak, merupakan salah satu aspek pokok dari tahap perkembangan baik secara kultural, biologis, maupun pribadi. Setiap remaja memasuki tahap ini pada massa pubertas, dan sementara ia bertambah dewasa, bagaimanapun juga ia harus menemukan jalan sendiri. Film, TV, dan buku juga membanjiri kaum muda dengan informasi dan rangsangan seksual. Meskipun begitu, di kalangan remaja masih terdapat kesalah-pahaman dan ketidaktahuan tentang seks, hubungan intim, dan cinta (Dr. James E. Gardner, 1996:125).
Kaum remaja jarang mampu belajar tentang cinta dengan cara mengamatinya. Nilai budaya kita masih menganggap tabu untuk membicarakan seks, padahal pendidikan seks sangat penting diberikan untuk remaja. Dengan kondisi remaja yang sangat minim pengetahuan tentang seks serta kondisi psikologis seperti yang telah dijelaskan tadi, maka teknologi yang ada saat ini disalahgunakan guna untuk mengetahui hal-hal yang dianggap tabu tadi.
METODE
Metode yang dipakai dalam membuat jurnal ini adalah membaca buku sebanyak dua buah yaitu Pornomedia (Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi Telematika, & Perayaan Seks di Media Massa) dan Memahami Gejolak Massa Remaja. Masalah sosial merupakan masalah yang selalu berubah-ubah dan berkembang sesuai dengan zamannya, karena itu tidak cukup dengan hanya menggunakan satu atau dua referensi saja. Perlu adanya update informasi yang diperoleh dari internet dan dari berbagai sumber lainnya.
Dari beberapa informasi yang telah didapat, kemudian dibandingkan dengan kenyataan yang ada saat ini. Apakah memang informasi yang telah didapat tadi relevan dengan kenyataan yang ada ataukah kurang mengena dengan fenomena yang terjadi di masyarakat saat ini. Dari berbagai fenomena yang telah didapat tadi, dicari jalan keluar yang akhirnya dapat meminimalisasi bahkan mengatasi keadaan tersebut.
HASIL
Saat ini ketika masyarakat sudah terbuka, kemajuan teknologi semakin berkembang, maka konsep pornografi juga telah bergeser dan berkembang. Karena itu secara garis besar, dalam wacana porno atau penggambaran tindakan pencabulan (pornografi) kontemporer, ada beberapa varian pemahaman porno yang dapat dikonseptualisasikan seperti pornografi, pornoteks, pornosuara, pornoaksi.
Dalam konteks media massa, pornografi, pornoteks, pornosuara, dan pornoaksi menjadi bagian-bagian yang saling berhubungan sesuai dengan karakter media yang menyiarkan porno itu. Namun dalam banyak kasus, pornografi mempunyai kedekatan dengan porno teks, karena gambar dan teks dapat disatukan dalam media cetak. Sedangkan pornoaksi dapat bersamaan pemunculannya dengan pornografi karena ditayangkan di televisi. Kemudian pornosuara dapat bersamaan muncul dalam media audiovisual, seperti televisi maupun radio dan media telekomunikasi lainnya seperti telepon. Bahkan berbagai varian porno ini menjadi satu dalam media jaringan seperti internet. Agenda media tentang varian porno dan penggunaan media massa dan telekomunikasi ini untuk menyebarkan pencabulan tersebut dinamakan pornomedia.
Gagasan bahwa seks adalah tindakan yang bebas dan alamiah, serta merupakan bagian dari cinta dan keintiman antara pria dan wanita, rupanya bertentangan dengan sikap lama yang menganggap seks demi kesenangan atau seks di luar perkawinan adalah dosa dan salah. Pendapat tersebut masih ada tetapi sebagian besar sudah berubah, terutama di kalangan remaja dewasa ini. Hal tersebut tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi seperti media cetak, siaran TV, internet, dan media lainnya.
Tidak jarang orang-orang dengan kepentingan tertentu menyuguhkan pengalaman pribadinya ke dunia publik, yaitu mengungkapkan kerusukan-kerusakan seks (berbagai tulisan mengenai pengalaman seks pribadi atau gambar-gambar porno koleksi pribadi) yang merupakan tindakan semena-mena dan tidak bertanggungjawab secara sosial bagi perbaikan norma di masyarakat. Hal tersebut sama saja dengan sengaja ikut mencemari atau memindahkan kerusakan yang sudah terjadi di lingkup pribadi ke lingkup yang lebih luas, yaitu dunia publik. Kerusakan itu terlihat dari berbagai reaksi dari penyimpangan norma-norma seksual di kalangan remaja, penerimaan terhadap pornografi, porno media, pornoteks, pornowicara, pornoaksi, dan lain sebagainya yang terjadi di kalangan generasi muda. Kerusakan tersebut juga terjadi di level media massa di mana orang-orang media memanfaatkan isu-isu seksual itu untuk komoditas pers mereka, sehingga kerusakan sosial menjadi sangat cepat dan dasyat serta menyebar ke mana-mana dan semakin tidak terkendalikan.
Bukan hanya itu, di jalan-jalan dengan mudah dijumpai orang-orang menjual CD serta tabloid porno dengan harga yang murah. Di jalan serta di supermall juga banyak ditemukan gambar-gambar perempuan setengah telanjang dengan ukuran yang super besar dan mencolok mata di pojok-pojok ruang publik kita. Sepertinya tidak ada ruang domestik dan publik yang terlepas dari serangan porno ini. Kenyamanan yang terganggu tersebut sangat terasa ketika anak-anak remaja ikut menyaksikan gambar-gambar porno tersebut. Di satu sisi orang tua melarang anak-anak mereka melihat pornografi, namun gambar-gambar itu dapat mereka saksikan di mana-mana.
Toffler berpendapat bahwa saat ini peranan media massa sebagai media informasi dalam menyampaikan pesan-pesan perubahan masyarakat begitu sangat penting. Tetapi terkadang pesan-pesan positif yang di bawa media massa dimodifikasi menjadi negatif. Misalnya saja konsultasi seks yang seharusnya ditangkap secara positif oleh pembaca tetapi malah disalah artikan untuk dinikmati dan bukan sebagai pelajaran.
Pelanggaran norma seks dan pornografi di dunia maya terjadi dalam skala yang tidak bisa dibatasi, baik melalui penutupan jaringan-jaringan seks dan pornografi, sampai pada tingkat kebijakan. Kesulitan ini muncul karena jaringan yang dapat mengakses seks dan pornografi begitu banyak dan luas, sehingga sulit menentukan dari mana menutup jaringan-jaringan tersebut. Hal ini semakin mempersulit keadaan, karena pornografi melalui internet sulit untuk diminimalisasikan.
PEMBAHASAN
Perkembangan teknologi merupakan salah satu faktor ekstern yang menyebabkan kemunduran moral remaja saat ini. Kemajuan teknologi memang membawa banyak kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh informasi, bekerja, memperlancar komunikasi, dan lain sebagainya. Tetapi kemajuan teknologi juga membawa dampak negatif bagi masyarakat, khususnya remaja. Hal ini terjadi dikarenakan mereka kurang bisa memfilter setiap informasi yang mereka dapatkan.
Di sisi lain, penyebaran informasi yang sedemikian cepat dan ditambah keingintahuan remaja tentang masalah seks yang begitu besar sering mengakibatkan remaja mengalami perubahan pola pikir. Perubahan itu memengaruhi cara pandang remaja terhadap seksualitas dan membentuk perilaku seksual tersendiri.
Perkembangan zaman dan teknologi selalu dikaitkan dengan masalah cara berpakaian remaja saat ini. Karena sebagian besar remaja selalu mengikuti mode yang berlaku dalam berpakaian. Yang paling menyedihkan gaya berpakaian remaja tersebut cenderung mengikuti mode barat yang kita tahu bahwa mode yang dipakai oleh orang barat kebanyakan menyimpang dari moral. Sedangkan Indonesia sendiri terkenal dengan kesopanan dan budi luhurnya. Secara tidak langsung hal tersebut akan menghilangkan citra baik bangsa Indonesia sebagai Negara yang sopan dan berbudi luhur.
Gaya berpakaian yang mereka saksikan dari televise, internet, dan media-media lain sangat berpengaruh buruk, karena model-model pakaian yang saat ini sedang tren adalah model pakaian yang terlalu minim, ketat, dan kurang sopan sehingga menimbulkan ketertarikan seksual terhadap lawan jenis. Hal tersebut akan berakibat pada tindak pelecehan, pencabulan, dan pemerkosaan diantara remaja.
Televisi merupakan produk modernisasi yang memberikan dampak besar terhadap kehidupan dan perubahan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Siaran televisi saat ini memang kurang memberikan nilai edukatif bagi remaja, bahkan siaran televisi tersebut kebanyakan banyak memuat nilai amoral yang tidak layak untuk dikonsumsi oleh remaja. Jika di perhatikan dalam berbagai program televisi seperti sinetron maupun reality show banyak menayangkan tentang pergaulan bebas, pornografi, kekerasan, hedonism, dan sebagainya. Hal ini tentu saja bukanlah tayangan yang sehat untuk dikonsumsi remaja.
Industri pertelevisian di Indonesia cenderung mengejar rating, bukan kualitas tayangan yang mendidik untuk masyarakat. Rating merupakan alasan satu-satunya untuk menumpuk modal sehingga menjadi peluang bisnis bagi pihak stasiun TV yaitu misalnya berupa banyaknya iklan yang masuk. Dalam hal ini terjadi korelasi yang negatif antara pemirsa dan pekerja media yang menyebabkan semakin berkembangnya rating, sehingga tayangan televisi semakin tidak bermutu dan tidak bernilai edukasi bagi publik.
Ada beberapa stasiun televisi menayangkan tingginya tingkat pelecehan seksual, aborsi, dan hubungan seks bebas di kalangan remaja. Hal tersebut sangat mencemaskan para orang tua, perkembangan seksualitas yang muncul sebelum waktunya. Pola pikir anak-anak yang seharusnya bermain harus berganti menjadi cara bergaul orang-orang yang usianya jauh diatas mereka.
Berbagai acara televisi yang menayangkan tentang pergaulan bebas yang sarat dengan dunia gemerlap (dugem), mengonsumsi obat terlarang, cara berpakaian yang terlalu minim, goyang-goyang yang sensual para penyanyi dangdut, kisah percintaan remaja hingga menimbulkan seks bebas, ucapan-ucapan kasar, inilah yang seringkali menjadi contoh yang tidak baik bagi remaja-remaja untuk mengikuti perilaku tersebut.
Disadari atau tidak, iklan-iklan yang ada di televisi kebanyakan juga mengandung unsur pornografi. Seperti iklan shampoo, sabun, produk minuman berstamina, dan lain sebagainya sebagian besar menunjukkan sisi pornografi. Hal ini memang sepele dan jarang orang yang memperhatikan, tetapi sedikit banyak hal yang dianggap sepele ini mempengaruhi seksualitas remaja.
Dari tayangan-tayangan tersebut ada remaja yang tidak terpengaruh, tetapi ada juga yang terpengaruh karena ingin mencari sensasi atau mencari perhatian di lingkungan pergaulan agar disebut dan diakui sebagai remaja yang gaul. Remaja inilah yang rentan terhadap perbuatan iseng dan melakukan berbagai jenis kenakalan, misalnya menonton film porno karena ketertarikannya akan program televisi yang bersifat sensualitas hingga menimbulkan suatu bentuk penyimpangan dalam bergaul. Cara berpacaran yang sudah melewati batas hingga menimbulkan seks bebas di kalangan remaja dan akhirnya banyak diantara remaja yang menikah usia muda. Selain itu juga dapat menimbulkan pemerkosaan dan pencabulan di kalangan remaja.
Dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan pemirsa akan hiburan, pemilik stasiun televisi mengesampingkan efek negatif yang akan meracuni generasi penerus bangsa. Perlahan-lahan moral generasi penerus menjadi tergerus arus negatif pengaruh tayangan televisi sehingga akhirnya terdegradasi. Apabila hal ini terus terjadi, pembangunan di negeri ini masa mendatang juga akan semakin tersendat bahkan negeri ini akan semakin terpuruk berkat sumber daya manusia (SDM) yang lemah.
Untuk mencegah atau setidaknya meminimalisasi hal tersebut, masyarakat harus diberi ruang untuk mengkritisi tayangan-tayangan yang ada di televisi sehingga tidak lagi hanya menerima secara sukarela tayangan-tayangan yang disodorkan oleh pengelola televisi, tetapi masyarakat juga berhak mendapat tayangan yang layak dan bernilai edukatif. Di samping itu, sangat dibutuhkan peran dari pemerintah yang sedang berkuasa saat ini untuk membangun SDM yang bermutu. Hal ini bisa dimulai dengan pembangunan moral masing- masing individu remaja. Sehingga, diharapkan nantinya dengan kualitas moral yang baik, santun, dan tidak memiliki tradisi kekerasan, para remaja dapat memperjuangkan dan membawa bangsa dan negara ini menjadi lebih baik. Hal ini memang membutuhkan proses yang panjang dan tidak mudah.
Masyarakat khususnya remaja perlu diajari bagaimana menilai dan menyeleksi tayangan televisi dengan rating kualitas, bukan terbawa arus degradasi moral. Sehingga tayangan-tayangan televisi yang dihadirkan ke publik, lebih mengarah ke pendidikan. Di sisi lain, diperlukan regulasi yang tegas dari pemerintah dalam menindak berbagai jenis pelanggaran agar pers jera, tetapi tidak sampai membekukan kreativitas dan kebebasan pers sendiri. Selain itu, pembinaan terhadap pengelola televisi agar memproduksi tayangan yang berkualitas, bermutu, jauh dari adegan kekerasan, serta memberikan pendidikan dan pencerahan terhadap masyarakat terutama para remaja mutlak dilakukan. Sehingga tidak mempengaruhi para remaja dan pelajar untuk melakukan penyimpangan seksual atau perbuatan lain yang menyimpang dari norma-norma adat dan agama.
Banyak fenomena psikologis yang muncul akibat pesatnya perkembangan teknologi internet yang sekarang ini tidak hanya dikalangan dewasa atau remaja,
bahkan sudah menjalar pada anak – anak kecil, seperti yang diungkapkan Jamaludin Ancok bahwa dalam media internet dapat digunakan untuk menjalin hubungan yang disebut pacaran melalui program internet relay chating.
Tentu tidak semua informasi yang disajikan adalah informasi yang layak diakses oleh remaja. Karena terkadang melalui internet mereka dapat dengan bebas menyaksikan segala hal yang berbau pornografi dan pornoaksi yang memang dapat diakses dengan mudah di dunia maya (internet). Walaupun film porno dan cerita porno dapat didapat dari berbagai sumber namun kehadiran internet dapat mempermudah perolehan pornografi tersebut. Hal ini tentu menimbulkan efek yang kurang baik bagi perkembangan kepribadian remaja. Dari yang semula mereka merasa tabu tentang seks, sampai akhirnya mereka melihat seksualitas yang diobral di internet tanpa pengarahan serta bimbingan yang tepat dan mereka merasa penasaran bahkan mencobanya.
KESIMPULAN
Remaja dan anak – anak memiliki rasa ingin tahu tentang ilmu seksualitas yang mungkin belum mereka dapatkan di lingkungan rumah atau sekolah, tetapi mereka dapat mengetahui secara jelas dan nyata melalui media gerak yang sebelumnya hanya mendengar dari teman-temannya tanpa tahu sendiri seperti apa hal yang dibicarakannya tersebut. Rasa keingintahuannya tersebut bisa dijawab dengan mudah melalui situs internet yang bisa diakses tanpa ada orang lain yang tahu.
Perkembangan teknologi memang berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan seksualitas remaja. Dari tayangan televisi, majalah, internet, dan lain sebagainya, seolah memberikan peluang kepada remaja untuk mengobati rasa keingintahuannya terhadap seks. Akhirnya mereka membuka situs-situs porno yang baik secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap perkembangan seksualitas remaja. Akibatnya terjadi perkembangan seksual sebelum waktunya bahkan terjadi penyimpangan seksual.
SARAN
Memang sudah selayaknya anak mendapatkan pendidikan seksual sejak dini untuk mencegah penyimpangan seksual ataupun meminimalisasinya agar anak tidak terjerumus dalam tindak penyimpangan teknologi seperti yang telah dijelaskan di atas. Masalah pendidikan seksual yang diberikan sepatutnya berkaitan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, apa yang dilarang, apa yang dilazimkan, dan bagaimana melakukannya tanpa melanggar aturan-aturan yang berlaku di masyarakat. Pendidikan seksual merupakan cara pengajaran atau pendidikan yang dapat menolong muda-mudi untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber pada dorongan seksual. Dengan demikian pendidikan seksual ini bermaksud untuk menerangkan segala hal yang berhubungan dengan seks dan seksualitas dalam bentuk yang wajar. Penyampaian materi pendidikan seksual ini seharusnya diberikan sejak dini ketika anak sudah mulai bertanya tentang perbedaan kelamin antara dirinya dan orang lain, berkesinambungan dan bertahap, disesuaikan dengan kebutuhan dan umur anak serta daya tangkap anak.
Namun sayangnya di Indonesia, tidak sedikit orang tua yang mampu memberikan informasi dan pengetahuan seputar masalah seksualitas, karena membicarakan ataupun mempelajari seks masih dianggap tabu oleh masyarakat. Oleh karena itu, peran pendidikan formal maupun non formal sangatlah besar dan signifikan dalam memberikan pendidikan seksual di kalangan remaja.
DAFTAR RUJUKAN
Baroto, Aji. 2008. Mencegah Pengaruh Negatif Internet Terhadap Perkembangan Seksualitas Anak, (Online), (http://chinmi.wordpress.com/2008/02/11/mencegah-pengaruh-negatif-internet-terhadap-perkembangan-seksualitas-anak/, diakses 27 mei 2010).
Bungin, Burhan. 2005. Pornomedia (Sosiologi Media, Konstruksi Sosial Teknologi Telematika, & Perayaan Seks di Media Massa). Jakarta: Kencana.
Gardner, James E. 1996. Memahami Gejolak Massa Remaja. Jakarta: Penerbit Mitra Utama.
Jauhary, Hadziq. 2009. Pengaruh Teknologi Informasi ke Dalam Pergaulan Remaja, (Online), (http://vanhilrel.wordpress.com/2009/02/15/pengaruh-teknologi-informasi-ke-dalam-pergaulan-remaja, diakses 24 mei 2010).
Ulhaque, Raudhah El-Jannah Raheem. 2008. Kemajuan Teknologi dan Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Remaja dan Masyarakat Bawean, (Online), (http://www.bawean.net/2008/09/kemajuan-teknologi-dan-pengaruhnya.html, diakses 24 mei 2010).
PENGARUH PERTUMBUHAN FISIK REMAJA TERHADAP KONDISI PSIKISNYA
Diposting oleh
heni puja
/
Comments: (0)
2.1 Masa Remaja
Lazimnya masa remaja dianggap mulai pada saat anak secara seksual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Namun, penelitian tentang perubahan perilaku, sikap dan nilai-nilai sepanjang masa remaja tidak hanya menunjukkan bahwa setiap perubahan terjadi lebih cepat pada awal masa remaja dari pada tahap akhir masa remaja, tetapi juga menunjukkan bahwa perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa remaja berbeda dengan pada akhir masa remaja. Dengan demikian secara umum masa remaja dibagi menjadi masa remaja awal dan masa remaja akhir. (Hurlock, 1980:206)
Garis pemisah antara awal masa remaja dengan akhir masa remaja terletak kira-kira di sekitar usia tujuh belas tahun, usia saat dimana rata-rata setiap remaja memasuki sekolah menengah tingkat atas. Karena rata-rata laki-laki lebih lambat matang dari pada anak perempuan, maka laki-laki mengalami periode awal masa remaja yang singkat, meskipun pada usia delapan belas tahun ia sudah dianggap dewasa, seperti halnya anak perempuan. Akibatnya, seringkali laki-laki tampak kurang matang untuk usianya dibandingkan dengan perempuan. Namun, dengan status yang lebih matang di rumah dan di sekolah, biasanya laki-laki cepat menyesuaikan diri dan menunjukan perilaku yang lebih matang, yang sangat berbeda dengan perilaku remaja yang lebih muda.
Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas tahun atau tujuh belas tahun, dan akhir masa remaja merupakan periode yang sangat singkat. Awal masa remaja biasanya disebut sebagai ”usia belasan”, kadang-kadang bahkan disebut ”usia belasan yang tidak menyenangkan”. Meskipun remaja yang lebih tua sebenarnya masih tergolong ”anak belasan tahun,”sampai ia mencapai usia dua puluh satu tahun, namun istilah belasan tahun yang secara popular dihubungkan dengan pola perilaku khas remaja muda jarang dikenakan pada masa remaja yang lebih tua. Biasanya disebut ”pemuda” atau ”pemudi”, atau malahan disebut ”kawula muda”, yang menunjukkan bahwa masyarakat belum melihat adanya perilaku yang matang selama awal masa remaja.
2.2 Pertumbuhan Fisik yang Dialami Remaja
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat dalam perjalanan waktu tertentu.
Pertumbuhan fisik remaja perempuan:
1) Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota-anggota badan menjadi panjang)
2) Membesarnya payudara
3) Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di kelamin
4) Mencapai pertumbuhan ketinggian yang maksimum setiap tahunnya
5) Bulu kemaluan menjadi keriting
6) Menstruasi/haid
7) Tumbuh bulu-bulu di ketiak
8) Pinggul melebar melebihi lebar bahu
9) Suara bertambah nyaring
Pertumbuhan fisik remaja laki-laki:
1) Pertumbuhan tulang-tulang
2) Testis (buah pelir) membesar
3) Tumbuh bulu kemaluan yang halus, lurus, dan berwarna gelap
4) Awal perbuatan suara
5) Ejakulasi (keluarnya air mani)
6) Bulu kemaluan menjadi keriting
7) Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap tahunnya
8) Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jenggot)
9) Tumbuh bulu ketiak
10) Akhir perubahan suara
11) Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap
12) Tumbuh bulu di dada
13) Bahu melebar melebihi pinggul
14) Tumbuh jakun
15) Perubahan jaringan kulit menjadi lebih kasar dan pori-pori membesar
Percepatan pertumbuhan dan proses kematangan seksual setiap individu tidak sama. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Fakor keturunan
Seorang anak akan memiliki postur tubuh seperti yang dimiliki oleh orang tuanya. Misalnya, seorang ayah yang bertubuh tinggi, anaknya akan memiliki tubuh yang tinggi juga.
2) Gizi
Anak yang memperoleh gizi cukup biasanya pertumbuhannya sedikit lebih cepat mencapai taraf atau masa remaja dibandingkan mereka yang kekurangan gizi.
3) Gangguan Emosional
Anak yang terlalu sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya ”steroid adrenal” yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitary.
4) Jenis Kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak perempuan, kecuali pada usia 12 dan15 tahun anak perempuan biasanya sedikit lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak laki-laki. Terjadinya perbedaan berat dan tinggi tubuh ini karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda dari anak perempuan.
5) Status Sosial Ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang berasal dari keluarga yang status ekonominya menengah apalagi tinggi.
6) Kesehatan
Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat dari anak yang sering sakit.
7) Bentuk Tubuh
Bentuk tubuh yang dimiliki seseorang mempengaruhi besar kecilnya tubuh. Misalnya, anak yang bentuk tubuhnya mesamorf akan lebih besar dari pada yang endomorph atau ektomorf karena lebih gemuk dan berat.
2.2 Pertumbuhan Psikis Remaja
Sikap remaja awal yang berkembang, terutama menonjol dalam bidang sosial, lebih-lebih sikap sosial yang berhubungan dengan teman sebaya. Sikap positif remaja awal terhadap teman sebaya berkembang dengan pesat setelah remaja mengenal adanya kepentingan dan kebutuhan yang sama. Sikap solidaritas dirasakan dalam kehidupan kelompok baik dalam kelompok yang sengaja dibentuk maupun yang terbentuk dengan sendirinya. Simpati dan merasakan perasaan orang lain telah mulai berkembang dalam usia remaja awal. Remaja berusaha bersikap sesuai dengan norma-norma kelompoknya. Sikap penyesuaian diri dengan teman-teman sebaya selalu dipertahankan, walaupun hal itu dapat menimbulkan pertentangan-pertentangan orang tua dengan orang tuanya akibat perbedaan nilai.
Rasa sedih merupakan sebagian emosi yang sangat menonjol dalam masa remaja awal. Remaja sangat peka terhadap ejekan-ejekan yang dilontarkan kepada diri mereka. Kesedihan yang sangat akan muncul, jika ejekan-ejekan itu datang dari teman-teman sebaya, terutama yang berlainan jenis. Sebaliknya, perasaan gembira biasanya akan tampak manakala si remaja mendapat pujian, terutama pujian terhadap diri atau hasil usahanya.
Bentuk-bentuk emosi yang sering tampak dalam masa remaja awal antara lain adalah marah, malu, takut, cemburu, cemas, iri hati, sedih, gembira, kasih sayang, dan rasa ingin tahu. Dalam hal emosi yang negatif, umumnya remaja belum bias mengontrolnya dengan baik. Sebagian remaja dalam bertingkah laku sangat dikuasai oleh emosinya.
Dalam kehidupan sosial remaja, mereka mulai tertarik kepada lawan jenisnya dan mulai berpacaran. Secara biologis anak perempuan lebih cepat matang dari anak laki-laki. Gadis yang berusia 14 sampai dengan 18 tahun lebih cenderung untuk tidak merasa puas dengan perhatian pemuda yang seusia dengannya. Karena itu mereka tertarik kepada pemuda yang usianya beberapa tahun di atasnya.
Remaja akhir (18 bagi wanita dan 20 bagi pria) mempunyai sikap yang lebih stabil. Hal ini berarti remaja senang atau tidak senang, suka atau tidak suka terhadap suatu obyek tertentu, didasarkan oleh hasil pemikirannya sendiri. Walaupun dalam banyak hal, remaja masih sering digoyahkan pendiriannya oleh orang tua mereka, yang disebabkan oleh masih adanya ketergantungan ekonomi pada orang tua mereka. Secara umum, dapat dikatakan bahwa pengaruh-pengaruh atau propaganda orang lain yang berusaha mengarahkan atau merubah sikap pandangnnya yang diyakini benar, akan dinilainya berdasarkan ukuran baik atau buruk, benar atau salah. Pertentangan-pertentangan pendapat dalam hal-hal tertentu dihadapinya dengan sikap tenang.
Satu diantara sikap yang kuat dalam masa remaja akhir adalah tertutup terhadap orang dewasa khususnya terhadap pemecahan persoalan-persoalan yang dihadapi. Hal ini timbul sebab keinginan mereka menentukan sikap dan keinginan untuk menjadi indepeden serta memecahkan persoalan-persoalannya sendiri. Biasanya remaja terbuka terhadap kelompok teman-teman sebayanya (kelompok akrab). Dalam kelompok-kelompok akrab itulah si remaja akhir berdiskusi sampai menghabiskan waktu berjam-jam.
2.3 Pengaruh Pertumbuhan Fisik Remaja Terhadap Kondisi Psikis Remaja
Perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik. Diantara perubahan-perubuhan fisik itu, yang terbesar mempengaruhi psikis remaja adalah pertumbuhan tubuh, badan menjadi tinggi dan panjang, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (haid bagi remaja wanita, dan mimpi basah bagi remaja laki-laki).
Perubahan-perubahan fisik itu menyebabkan kecanggungan bagi remaja karena dia harus menyesuaikan diri dengan perubahan perubahan yang terjadi pada diri sendiri. Pertumbuhan badan yang mencolok misalnya, atau pembesaran payudara yang cepat, membuat remaja merasa tersisih dari teman sebayanya. Demikian pula dalam menghadapi haid dan mimpi basah yang pertama, remaja perlu mengadakan penyesuaian tingkah laku.
Dalam masa remaja perubahan yang terjadi sangat mencolok dan jelas sehingga dapat mengganggu keseimbangan yang sebelumnya sudah terbentuk. Perilaku mereka mendadak menjadi sulit diduga dan sering kali agak melanggar norma sosial yang berlaku umum. Perilaku yang sulit diduga itu seperti mudah tersingung, tidak dapat diikuti jalan pikirannya atau perasaannya, ada juga kecenderungan menarik diri dari keluarga atau teman dan lebih senang menyendiri menentang kewenangan (orang tua dan guru), mendambakan kemandirian, kritis terhadap orang lain, tidak melakukan tugas di rumah ataupun di sekolah, dan sangat tampak bahwa dirinya tidak bahagia karena mereka merasa sangat tidak nyaman. Ketidak nyamanan itu misal dapat terlihat saat mereka sering mengeluh, gelisah, nafsu makan berkurang, gangguan pencernaan, sakit kepala, dan sakit punggung. Gangguan ini sesungguhnya banyak dialami oleh remaja perempuan daripada laki-laki, bahkan beberapa anak laki-laki sama sekali tidak merasakannya. Semua gangguan itu tidak mendorong anak remaja berperilaku sesuai dengan harapan masyarakat.
Gangguan yang dialami remaja merupakan kondisi emosi yang masih labil karena berhubungan erat dengan keadaan hormonnya. Suatu saat remaja bisa sedih sekali, di lain waktu remaja bisa marah sekali. Hal ini terlihat pada remaja yang baru putus cinta atau yang baru saja tersinggung. Jika sedang senang remaja mudah lupa diri karena tidak mampu menahan emosi yang meluap-luap , bahkan remaja mudah terjerumus pada tindakan yang tidak bermoral. Misalnya, remaja yang sedang asyik berpacaran bisa terlanjur hamil sebelum mereka dinikahkan, bunuh diri karena putus cinta, dan juga membunuh orang karena marah. Jadi emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka daripada pikiran yang realistis.
Remaja juga sering memperhatikan keadaan tubuhnya yang mengalami proses perubahan. Tanggapan atas perubahan tubuhnya itu tapat digolongkan menjadi 2, yaitu mereka yang terlalu memperhatikan normal tidaknya diri mereka sendiri dan mereka yang terlalu memikirkan tepat tidaknya perkembangan kelaminnya. Bila mereka memperhatikan teman sebayanya, dan ternyata mereka berbeda dengan teman sebayanya, maka akan segera muncul di pikirannya tentang normal tidaknya diri mereka.
Dengan pertumbuhan fisik remaja yang semakin berkurang, kecanggungan pada masa puber dan awal masa remaja pada umunya menghilang, karena remaja yang lebih besar sudah mempunyai waktu tertentu untuk mengawasi tubuhnya yang semakin membesar. Remaja juga terdorong untuk menggunakan kekuatan baru yang diperoleh dan selanjutnya merupakan bantuan untuk mengawasi setiap kecanggungan yang timbul kemudian.
Hanya sedikit remaja yang merasa puas atas dengan perkembangan fisik yang ada pada dirinnya. Kebanyakan remaja merasa kecewa dan menjadi mempunyai konsep diri yang kurang baik dan kurangnya harga diri selama masa remaja. Keprihatinan akan tubuh yang dihadapi remaja merupakan lanjutan dari berbagai keprihatinan diri yang dialami masa remaja dan, yang pada awal tahun-tahun remaja didasarkan pada kondisi-kondisi yang masih berlaku. Kesadaran akan adanya reaksi sosial terhadap berbagai bentuk tubuh menyebabkan remaja prihatin akan pertumbuhan tubuhnya yang tidak sesuai dengan standart budaya yang berlaku.
Bagi banyak anak perempuan, haid merupakan masalah yang serius, seperti kejang, bertambah gemuk, sakit kepala, sakit punggung, pembangkakan lutut, kehalusan payudara, dan mengalami perubahan emosi seperti perubahan suasana hati, sedih, gelisah, dan kecenderungan menangis tanpa sebab yang jelas. Jerawat dan gangguan kulit merupakan sumber kegelisahan bagi anak-anak laki-laki maupun anak perempuan. Suburnya jerawat membuat remaja laki-laki merasa sedih. Kesedihan lebih besar karena mereka sadar bahwa jerawat mengurangi daya tarik fisik dan karena mereka tidak dapat menggunakan kosmetik untuk menutupinya seperti anak laki-laki.
2.4 Peran Orang Tua dalam Menyikapi Pertumbuhan Fisik dan Psikis Remaja
Dalam masa pubertas, setiap orang melalui proses lahir kembali yang berlangsung lama dan agak menyakitkan untuk menemukan pribadinya dalam kedewasaan. Ia merasa tidak lama lagi untuk cukup besar, cukup pandai, dan sanggup untuk berdiri sendiri. Dorongan shahwatnya menjadi kuat. Ini semuanya membangkitkan kembali perasaan persaingan dan perlawanan terhadap orang tua yang telah berkuasa selama itu. Ia sangsi atas kebenaran peraturan, cita-cita, dan cara hidup orang tuanya. Akan tetapi sejak kecilnya ia telah dibentuk, dan ia sendiri pun telah membentuk dirinya, mencontoh orang tuanya. Ia mempersoalkan akan kekuasaan orang tua, mengeluh dan membantah, dan segala soal kecil yang tampaknya besar pada suatu saat. Di dalam dirinya terjadi kebingungan apakah ia akan menjadi seperti orang tuanya, atau mencari jati dirinya sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.
Orang tua mempunyai peranan yang sangat penting dalam menyikapi perkembangan anaknya karena orang tua yang mengetahui perkembangan anak dari kecil sampai dewasa. Maka dari itu orang tua lebih mudah untuk mengontrol dan mengarahkan anak-anak mereka sesuai dengan karakter yang dimiliki anak. Hal ini dikarenakan sifat remaja yang masih labil, sehingga dibutuhkan suatu cara yang tepat agar anak tersebut mengikuti apa yang dikatakan orang tua tanpa ada keterpaksaan. Orang tua dapat memberi perlindungan pada anak dalam batas-batas tertentu, misalnya sopan santun, kepatuhan, dan tingkahlaku lain pada umumnya. Teladan orang tua akan memberi pengaruh yang sangat besar.
Pada masa pubertas terjadi reaksi yang kadang mencemaskan orang tua yaitu perubahan jasmani dan rohani yang sangat besar, sehingga anak itu hampir tidak mengenal jati dirinya dan tidak tahu kemana dia akan pergi. Keadaan seperti ini merupakan keadaan yang menakutkan sehingga dia berusaha untuk mencari keamanan dengan cara megabdikan diri menjadi fanatik pada agama. Orang tua dalam hal ini seharusnya di awal perkembangan remaja memberikan pembekalan pendidikan agama yang kuat. Sehingga remaja tersebut meskipun mengalami perkembangan fisik yang kurang sesuai dengan kehendaknya, remaja tersebut masih bisa menerima apa yang ada dalam dirinya.