Teori Belajar Kognitif Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran

1. Pengertian Belajar Menurut Teori Kognitif
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajarnya. Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan belajarnya.
Teori ini berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek-aspek kejiwaan lainya. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.

2. Teori Perkembangan Piaget
Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu proses didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan system syaraf. Dengan bertambahnya usia orang makin bertambah pula kemampuan orang tersebut. Menurut piaget, proses belajar seseorang akan mengikuti pola dan tahap-tahap perkembangan sesuai dengan umurnya. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif ini menjadi empat yaitu:
a. Tahap sesensorimotor (umur 0-2 tahun)
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepinya yang sederhana. Ciri pokok perkembaganya berdasarkan tindakan, dan dilakukan langkah demi langkah.
b. Tahap preoperasional (umur 2-7/8 umur)
Pada tahap ini pengunaan symbol atau bahasa tanda, dan muai berkembanganya konsep-konsep intuitif.

c. Tahap opersional konkret (umur 7 atau 8-11 atau 12 tahun)
Tahap ini anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang logis. Anak telah memiliki kecakapan berpikir akan tetapi hanya dengan benda-benda bersifat konkret.
Untuk menghindari keterbatasan berpikir anak perlu diberi gambaran konkret, sehingga ia mampu menelaah persoalan.
d. Tahap opersional formal (11/12-18 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan”.

3. Teori Belajar Menurut Bruner
Dalam memandang proses belajar, Bruner menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang. Proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan siswa kesempatan untuk menemukan konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya. Bruner juga mengatakan bahwa perkembangan bahasa besar pengaruhnya terhadap perkembangan kognitif. Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu:
1. Tahap enaktif, artinya dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik. Misalnya, melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya.
2. Tahap ikonik, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi).
3. Tahap simbolik, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
4. Teori Belajar Bermakna Ausubel
Ausubel mengungkapkan konsep bahwa teori kognitif banyak memusatkan perhatiannya pada konsep perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Advance organizers juga di kembangkan oleh Ausubel, yang merupakan penerapan konsepsi tentang struktur kognitif di dalam merancang pembelajaran.

Beberapa pemikiran ke arah penataan isi bidang studi atau materi pelajaran sebagai strategi pengorganisasian isi pembelajaran yang berpijak pada teori kognitif, dikemukakan secara singkat sebagai berikut.
a. Hirarhki Belajar
Keterkaitan diantara bagian-bagian bidang studi yang dituangkan dalam bentuk prasyarat belajar (yang dituangkan dalam hirarhki belajar), berarti bahwa ilmu pengetahuan tertentu harus dikuasai lebih dahulu sebelum pengetahuan yang lain dapat dipelajari.
b. Analisis tugas
Cara lain yang dipakai untuk menunjukkan keterkaitan antar bidang studi adalah information processing approach to ask analysis. Dalam hubungan procedural ini. Seseorang dapat saja mempelajari langkah terakhir dari suatu prosedur pertama kali, tetapi dalam unjuk kerja ia tidak dapat memulai dari langkah yang terakhir.
c. Subsumptive sequence
Ausubel mengemukakan gagasannya mengenai cara membuat urutan isi pengajaran yang dapat menjadikan pengajaran lebih bermakna bagi yang belajar.
d. Kurikulum Spiral
Kurikulum spiral dilakukan dengan cara mengurutkan pengajaran yang dimulai dengan cara mengajarkan isi pengajaran secara umum, kemudian secara berkala kembali mengajarkan isi yang sama dengan cakupan yang lebih rinci.
e. Teori Skema
Teori skema juga menggunakan urutan dari umum ke rinci. Teori ini memandang bahwa proses belajar sebagai perolehan pengetahuan baru dari dalam diri seseorang dengan cara mengkaitkannya dengan struktur kognitif yang sudah ada.
f. Webteaching
Webteaching merupakan suatu prosedur menata urutan isi bidang studi yang dikembangkan dengan menampilkan pentingnya peranan struktur pengetahuan yang telah dimiliki oleh seseorang.
g. Teori Elaborasi
Teori elaborasi mengintegrasikan sejumlah pengetahuan tentang strategi penataan isi pelajaran yang sudah ada, untuk menciptakan model yang komperhensif tentang cara pengorganisasian pada tingkat makro.

0 komentar:

Posting Komentar